💎 11. Restu Momy

1.5K 134 46
                                    

-Happy Reading-

***

Author Pov_

"Sabrina samperin kakakmu gih..ke kamarnya..!".

Perintah Ibu Niyah ke Sabrina yang sedang makan ayam gorengnya di meja makan.

Sabrina hanya menggeleng karena saking nikmatnya melahap ayam gorengnya.

Ibunya menghela nafas, lalu menghembuskanya dengan pelan melihat anak ke duanya ini, kebiasaan kalau mulutnya melahap makan ayam goreng kesukaannya, tidak menggubris apapun yang ada disekitarnya, termasuk ucapan perintah Ibunya.

"Persis kek kakaknya". Ucap Ibu Niyah.

Ibunya hanya tersenyum dan berjalan menuju arah kamar Anev.

"Kreeek.........". Suara dari pintu kamar Anev yang terbuka.

Anev yang sedang mencium lembut gadisnya tersentak.

"ANEVIAAAAA....!!!!".

Teriak Ibu Niyah langsung menutup kedua matanya dengan kedua tangannya. Ibunya tidak menyangka akan menyaksikan perbuatan anak gadisnya yang pertama di kamar. Bahkan melihat dengan kedua matanya sendiri kelakuan anaknya kepada anak orang.

Intan sekejap syok dan matanya melotot, dengan nafas masih terengah-engah dengan posisi bibirnya yang masih menempel oleh ciuman Anev, seketika Intan dengan cepat langsung mendorong tubuh Anev, melepaskan ciumannya. Jantungnya seakan mau copot, melompat keluar, mendengar teriakan Ibunya Anev, dan tidak menyangka Ibunya akan memergoki perbuatan mereka. Begitupun dengan Anev.

Seketika Anev langsung berlari mengejar Ibunya yang dengan keras menutup kembali pintu kamarnya.

"Bruukkk...!!".

Intan dengan kondisi yang masih syok, badannya langsung melemas, tubuhnya gemetaran membayangkan apa yang akan terjadi, pikirannya mengarah kemana-mana tidak karuan, antara takut dan bersalah. Intan langsung duduk di tepian bibir ranjang sambil mengigit-gigit jari kuku tangannya.

Sedangkan Anev menghampiri Ibunya yang berada di kamar, untuk menjelaskan apa yang barusan Ia lakukan. Anev langsung memeluk pinggang Ibunya dari belakang, sambil menangis terisak-isak di punggung ibunya.

Ibu Niyah masih terdiam, menarik nafas dalam-dalam lalu di hembuskannya dengan pelan-pelan. Setelah lumayan agak tenangan, Ibu Niyah memutar tubuhnya menghadap menatap anak gadisnya dengan tajam. Anev masih menunduk, tak berani menatap wajah ibunya yang tepat di hadapannya.

Ibunya mendongakkan wajah Anev, membelai wajah anaknya dengan lembut, Anev pun menatap Ibunya dengan wajah sendu dan takut.

"Berhenti menangis, dan lihatlah mata ibu !!".

Perintah Ibunya dengan mengahapus air mata anaknya.

"Kamu mencintainya..?". Tanya Ibunya.

Anev hanya mengangguk dan masih sesegukan karena tangisannya.

"Kalau begitu berhentilah menangis, dan teruskanlah ciuman kalian hingga perut kalian kelaparan". Ucap Ibu Niyah.

Anev tersentak kaget mendengar ucapan Ibunya barusan, bibirnya tersenyum tidak bisa menahan rasa lega bahagia karena tidak menyangka Ibunya akan berkata seperti itu. Ibunya hanya tersenyum simpul melihat Anev yang tidak bisa menyembunyikan rasa bahagaianya.

Anev langsung mencium pipi Ibunya, dan memeluknya erat-erat. Ibunya mengusap lembut rambut Anev.

"Bahagiakan Dia, jangan pernah engkau sakiti". Pesan Ibu Niyah kepada Anev.

In Deep My Heart (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang