BAB 8: sakit

47 12 0
                                    

Follow dulu yuk akun aku🥺
KALAU UDAH, JANGAN LUPA VOTE⭐

"Ra, cepetan dong ganti bajunya" ujar Vanya gugup.

Bagaimana tidak gugup? sekarang waktunya olahraga dan semua sudah berkumpul di lapangan kecuali Vanya dan Laura yang masih di ruang ganti baju.

"Ya ampun Ra, lo itu ngapain sih di dalem? Ganti baju atau berak?"

"Bentar lagi" teriak Laura dari dalam ruangan.

"Whatever gue tinggal" tanpa persetujuan dari Laura, Vanya sudah melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Vanya hanya takut jika tidak cepat-cepat ia akan dihukum oleh pak Boby, guru olahraga yang terkenal killer setelah Bu Ajeng. Tak tanggung-tanggung pak Boby jika memberi hukuman. Dulu ada murid yang terlambat dan berakhir pingsan karena di suruh pak Boby mengelilingi lapangan selama 20 kali.

Dan kali ini semoga tuhan berpihak pada Laura.

Laura berlari dari ruang ganti sampai ke lapangan dimana tempat teman-teman berkumpul.

"Maaf pak saya telat" ujar Laura dengan nafas terengah-engah seperti baru saja berlari maraton.

"Dari mana saja kamu?" Tanya pak Boby mengintrogasi Laura.

"A--anu pak. C--celana saya robek. Iya robek! Jadi harus di jahit dulu sebentar, tadi".

Bohong! Ia tadi sedang mereview sabun cuci muka terlebih dahulu makanya lama.

"Ya sudah mumpung hati saya lagi cerah, saya tidak akan menghukum kamu walaupun saya tau kamu berbohong. Tapi sekarang kamu yang pimpin pemanasannya".

Laura menghela nafas lega. Tidak apa-apa yang memimpin, toh dulu ia juga mengikuti perlombaan senam. Walaupun tingkat RT di kompleknya.

Tanpa Laura sadari ternyata sekarang kelas 12 MIPA 2 juga olahraga tetapi di lapangan sebelah.

Setalah pemanasan tadi selesai, pak Boby menyuruh siswa siswi tanding voli. Putra tanding dengan putra dan putri tanding dengan putri.

Ternyata Vanya dan Laura tidak satu tim. Mereka justru bersaing.

"Woy Ra, lo pasti kalah sama tim gue"

"Eh yang kalah itu lo"

"Lo bisa liat sendiri tim gue badannya gede-gede" bangga Vanya.

"Jadi lo ngatain gue gendut gitu?" Protes Inul. Cewek bertubuh gentong, jika di lihat-lihat mungkin badannya seperempat dengan Laura.

"Gak gitu nul maksud gue" ujar Vanya cengengesan, takut di tendang Inul sampai Antartika.

"Yok maen kebanyakan bacot lo" tantang Laura.

Permainan dimulai.

Tak terasa permainan pun semakin sengit, sekarang giliran Laura yang service. Ini akan menentukan pemenang karena poin mereka seimbang.

Laura sudah membaca komat-kamit di dalam hatinya, semoga kali ini tim-nya menang dari tim bohay. Tangannya sudah mengambil ancang-ancang dan--------






Laura awasss!!!!







Duuukk







Belum sempat Laura melayangkan bola voli itu, kepala Laura seperti di hantam benda sangat keras dari langit yang mampu membuat kepalanya berdenyut dan ingin pecah. Pandangannya mulai mengabur, sedetik kemudian Laura pun kehilangan kesadarannya.

L A U R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang