BAB 7: Murid baru

56 16 4
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!
{FOLLOW AKUN INI}

_______________________________

"Heyo wassup guys!"  Teriak Jaenal dengan wajah yang berbunga-bunga.

"Kenapa lu?" Tanya Alex.

Deny mengerutkan keningnya. "Tumben tuh muka girang amat"

"Jangan-jangan lo kesambet setan di pohon mangga yang sering lo kencingin ya" tuduh Elang.

Jaenal,Alex,Deny dan juga Elang sekarang sedang berkumpul di basecamp. Yaitu di warung Bu Sumi. Sudah 3 tahun mereka suka nongkrong di sana. Warung Bu Sumi menjadi tempat bersejarah dan tentunya untuk bolos sekolah saat mereka bosan mendengar ocehan para guru. Tawa dan candaan selalu terhias di tempat tersebut, Bu Sumi pun sudah di anggap ibu sendiri bagi mereka.

"Kalian mau tau gue kenapa?" Tanya Jaenal.

"Gak" jawab mereka bersamaan.

"Jahad lu semua, padahal kan gue mau kasih tau berita gembira"

Deny memutar matanya malas. "Ck, ya udah apa?"

"Jadi gue tadi dapet hadiah dari undian sabun colek emak gue. Sumpah gak nyangka banget! Mimpi apa dan gue semalem" ujar Jaenal sambil meloncat kegirangan.

Semuanya tertawa. "Bhahahaha"

Deny memegangi perutnya karena sakit perkara tertawa berlebihan. "Anjir gue kira apa nal nal"

"Lumayan loh, dapet 4 juta" ujar Jaenal mengambil uang di sakunya.

Memang Jaenal ini orangnya sederhana dan tidak sekaya teman-teman yang lainnya, ia bersyukur masih bisa di beri rejeki oleh Tuhan. Jaenal pun tidak gengsi dengan ekonomi keluarganya, toh Elang dkk tidak memikirkan masalah itu. Karena menurutnya sahabat adalah orang yang tulus, tanpa pamrih, bahkan tidak perhitungan dalam hal apapun kepada kita. Sahabat juga orang yang mendukung kita dengan kasih sayangnya dan tidak ada kata saingan dalam persahabatan.

"Cuma itu doang gak ada yang lain lagi hadiahnya?" Tanya Alex.

"Oo ya jelas ada dong" ujar Jaenal bangga.

"Apa tuh" tanya Elang kepo.

"Liburan ke Jepang"

Alex melebarkan matanya. "Wih... Kita ikut dong"

"Enak aja, cuma buat dua orang dan itu pun gue kasih ke emak sama bapak gue. Itung-itung honeymoon biar dapet adek" ujar Jaenal.

"Lah emang orang tua lo gk pernah honeymoon sebelumnya?"  Tanya Deny.

"Pernah sih tapi ke ragunan" jawab Jaenal asal.

Semuanya tertawa.

"Makanya lo jadi mirip monyet" canda Deny.

Jaenal melirik ke arah Deny. "Ye... Gak ngaca. Lo sendiri juga mirip orang hutan"

"Bangke lu" Ucap Deny.

"Bu sum! Kita borong semua jajan yang ada disini!!" Teriak Elang.

"Anjir bapak sultan emang banyak duit dah. Pasti mau traktir kita ya?" Ujar Jaenal.

Elang berdiri dan melipat tangannya di dada. "Lo lah yang bayar"

"Etdah gak apa-apa deh mumpung gue dapet rejeki"

"Nah gitu dong baru namanya sahabat" ujar Alex menepuk pundak Jaenal.

"Jadi selama ini lo gak menganggap gue sebagai sahabat lo gitu?"

L A U R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang