BAB 9: nyaman

29 8 9
                                    

Rasakan dan kenali dulu
apa yang akan kamu lihat.
Jika kamu nyaman, maka jangan
pernah kau lepaskan.

*******

Flashback

Seorang anak kecil berumur 5 tahun dengan rambut pendek dan berponi berlari sambil membawa boneka berbie kesayangannya di sebuah taman dekat rumahnya.

Tawanya yang masih polos dan belum mengenal bahkan mengetahui banyak hal itu mampu membuat siapa saja yang melihatnya ikut bahagia.

Hingga ia berhenti dan mendengar ada suara anak laki-laki menangis.
"Ciapa ya?" Ujar anak itu dengan nada khas anak kecil.

Dia penasaran dan mendekati sumber suara tersebut. "Cualanya kok di belakang pohon," gumamnya.

Dan benar saja, disana ada seorang anak laki-laki yang menenggelamkan kepalanya di antara lutut yang di tekuk.

Anak perempuan itu ikut berjongkok. "Kamu kenapa?" Tanyanya.

Bukannya menjawab tapi anak laki-laki tadi malah menangis. "Hiks hiks hiks"

"Kamu jangan takut. Aku gak jahat kok"

"Kalau kamu mau celita, celita aja. Aku pasti dengelin"

"Jangan nangis dong" bujuknya.

Anak laki-laki itu mengusap air matanya dan memandang ke arah anak perempuan tadi. "Benelan kamu anak baik?" Tanyanya ragu.

"Iya kok, kalo kamu gak pelcaya kita temenan aja"

Anak perponi tadi mengulurkan tangannya, bermaksud untuk menjabat tangan anak laki-laki itu. "Kenalin nama aku Lala"

"Nama kamu ciapa?" Tanya Lala.

Anak kecil yang kira-kira umurnya 6 tahun itu diam dan menggeleng.

"Gimana kalo aku panggil kamu Bubu. Sama kayak boneka aku ini" Lala memperlihatkan boneka berbentuk beruang yang di pegangnya itu.

"Bubu??" Tanya anak laki-laki itu dengan polos.

"Iya bubu, kamu gak punya nama kan?" Tanya balik Lala dengan tak kalah polosnya.

Bubu---tersenyum. Ia senang akhirnya menemukan orang sekaligus teman yang baik. Tidak seperti... Papanya yang jahat.

Sejak saat itu, keduanya sering kali bertemu di taman tersebut. Bermain sesuka mereka selayaknya anak kecil. Bahkan Lala memperkenalkan Bubu kepada mamanya, walaupun Bubu anak laki-laki, tetapi ia mau di ajak Lala bermain boneka bersama. Asalkan Lala senang Bubu juga ikut bahagia.

Hingga pada suatu hari, Bubu berpamitan kepada Lala karena ingin pindah rumah.

"Lala, makacih ya udah mau temenan sama Bubu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

L A U R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang