11. diurus satu-satu

11.3K 2.5K 944
                                    

Kebetulan Mark bobo cepet karena kecapean tadi pulang main habis lari-lari dikejar rusa di hutan. Kesempatan bagus nih, Papa Moon langsung ambil handphone anak gantengnya yang tergeletak gitu aja di deket toples stok petasan banting buat gangguin rusa.

Pertama ayo cek aplikasi chat dulu. Penasaran juga pergaulan anaknya selama ini gimana.

 Penasaran juga pergaulan anaknya selama ini gimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Papa Moon menghela napas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Papa Moon menghela napas. Oke... Ternyata pergaulan anaknya di chat nggak jauh beda sama live action. Kalau berandal-berandal kecil itu lagi kumpul emang heboh banget kayak tarzan lagi jurus seribu bayangan. Tapi kenakalannya masih wajar sih buat ukuran anak-anak, nggak membahayakan orang lain. Dan ternyata bener, Mark dapet ide muter-muterin calon adiknya karena pengaruh temen-temennya juga.

Hadeh.

Sekarang tinggal youtube. Apa coba kira-kira tontonan Mark? Dalam hati Papa Moon udah was-was, takut anaknya diem-diem buka tontonan nggak senonoh.

 Apa coba kira-kira tontonan Mark? Dalam hati Papa Moon udah was-was, takut anaknya diem-diem buka tontonan nggak senonoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah tau judulnya 'tidak berguna', masih aja di-subscribe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Udah tau judulnya 'tidak berguna', masih aja di-subscribe...
Ya bagus sih nggak ada jejak video asusila. Tapi memutar anak kecil... cara menjinakkan mama... tips melawan orang tua... belajar bahasa rusa...
Papa Moon mengelus dada. Besok Mark harus diajak ngobrol nih, biar kelakuannya nggak makin nyeleneh. Ngapain coba belajar bahasa rusa? Aneh-aneh aja.


"Mark udah tidur?"

"EH RUSA EH RUSA!" Papa Moon latah saking kagetnya, untung Mark nggak kebangun.

Di pintu kamar Mark udah berdiri Mama Moon dengan baju tidur putihnya yang mahal.
"Sejak kapan kamu latah?" tanya dia karena liat suaminya latah rusa.

"Bikin kaget aja!" desis Papa.

"Kenapa latahnya rusa?? Kenapa bukan namaku?? Aku cemburu!"

"Ngapain sih cemburu sama rusa??"

"Soalnya kamu latah rusa, berarti lebih mikirin rusa daripada aku??!"

"Ck- suka kenapa sih," Papa Moon berdecak kalem di depan istrinya yang sewot. "Untung rumah kita di tengah hutan. Punya tetangga rusa aja kamu cemburu, apalagi janda muda?"

"Kamu suka janda muda? Ya udah kita cerai dulu terus rujuk lagi waktu aku udah jadi jandaㅡ"

"Heh bukan gitu maksudnya," kata Papa Moon sambil mendorong Mama Moon keluar dari kamar terus tutup pintu. "Jangan berisik di sini, kasian Mark nanti bangun lagi."

Kedua pundak Mama didorong Papa sampai balik lagi ke kamar mereka. Sekarang tinggal waktunya interogasi Mama Moon. Mereka duduk di balkon. Semoga nggak ada rusa yang tiba-tiba teriak waktu lagi ngobrol.

"Apa?" tanya Mama, udah ada feeling mau diajak ngobrol serius.

"Kita belum ngobrol soal konseling kamu tadi," sahut Papa Moon.

"Oh."

"Oh doang? Gimana tadi?"

Mama Moon menghela napas, terus menerawang ke arah hutan yang gelap di sekeliling rumahnya.
"Aku bilang ke dokter, sebenernya nggak mau punya anak lagi."

"Kenapa?"

"Banyak alasannya. Nggak siap, takut anak itu lebih cantik dari aku kalau dia perempuan, takut kasih sayang kamu jadi buat anak ini semua, takut Mark nggak keurus... Jadi ibu yang baik buat satu anak aja kayaknya aku belum bisa," ujar Mama Moon panjang lebar.

"Ooh..." Papa manggut-manggut. "Terus dokter bilang apa?"

Mama menoleh, menatap lurus ke suaminya. "Dia suruh aku tanya kamu langsung."

"Soal apa?"

"Yang tadi, semuanya. Apa kalau anak ini lahir nanti kamu jadi cuma sayang sama dia? Apa nanti Mark jadi nggak keurus? Apa aku bisa jadi ibu yang baik buat dua anak?"

Papa Moon terkekeh. "Itu sih pertanyaan gampang. Waktu Mark lahir, emang aku jadi nggak sayang lagi sama kamu? Nggak kan? Sekarang juga sama aja. Mark kan udah gede sekarang, jadi sedikit-sedikit bisa mengurus diri sendiri. Terus soal jadi orang tua yang baik... hm... baik buruk itu relatif. Yang penting kita mau berusaha jadi orang tua yang baik."

Hening sesaat, terus Mama Moon buka suara lagi. "Dokter juga tadi bilang, anak ini nggak berdosa," dia ketawa. "Padahal aku nggak serius mau bunuh anak ini. Aborsi sih masih masuk akal, tapi kalau udah lahir terus dibunuh aku bisa masuk penjara."

"Hm..." gumam Papa sambil mendekat ke sebelah istrinya. "Jadi sekarang kamu udah nggak ada alasan buat benci sama calon adiknya Mark kan?"

"Sedikit," jawab Mama. "Punya anak dua kayaknya repot banget. Fiuh."

"Tapi kan jadi rame, rumah ini terlalu besar buat bertiga."

"Kita kan pernah buka kost tapi nggak ada yang mau juga."

Iya lah, mana ada yang mah kost di rumah nenek sihir gini ㅡbatin Papa Moon. Tapi nggak berani ngomong, takut dianiaya.

"Oh iya, sebagai wali, dokternya mau ngomong sama kamu juga," cetus Mama Moon.

"Kok tadi nggak bilang?" tanya Papa.

"Lupa. Kamu kan kenal, tanya aja sendiri sana. Minggir, aku mau tidur," Mama menguap sambil mendorong suaminya biar bisa lewat.

Hm... masih moody tenyata. Baru aja mellow, sekarang udah sensi lagi. Tapi Papa Moon udah agak lega, seenggaknya sekarang istrinya udah lebih tenang pikirannya. Kira-kira nanti anak kedua mereka itu laki-laki lagi kayak kakaknya, atau... perempuan?

Ini bukan wajah overthinking, ini wajah ganteng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini bukan wajah overthinking, ini wajah ganteng.

The Moons (Psycho But It's Okay | AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang