Mau nggak mau, Mama Moon terpaksa menuruti kemauan suami dan anaknya yang ngebet banget mau USG. Sepanjang jalan dia berdoa semoga anaknya laki-laki, soalnya perasaannya nggak enak. Bukan cuma karena takut punya saingan di rumah, tapi nggak enak aja takut hubungan dia sama mamanya dulu terulang ke anak perempuan itu nanti.
Neneknya Mark alias ibunya Mama Moon itu psikopat, sakit jiwa, jadi pengalaman masa kecil Mama suram banget. Dia takut nanti berubah jadi psikopat juga kalau punya anak perempuan. Waktu punya anak Mark nggak cemas sama sekali, aneh sekarang jadi secemas ini.
Mereka bertiga ke rumah sakit, langsung eksekusi perut Mama yang udah hamil hampir tiga bulan. Lumayan lama mereka di ruang USG sementara Mark nunggu di luar nggak boleh masuk. Tapi ternyata hasil USG-nya nggak terduga. Mama Moon bingung harus takut atau lega.
"Mama!" Mark bangkit dari bangku ruang tunggu waktu liat orang tuanya keluar dari ruang USG. "Udah USG-nya??"
Mama Moon cuma mengangguk diiringi senyum tipis, sementara Papa masih cengo. Bingung sama apa yang baru terjadi di dalem barusan. Mark jadi heran liat ekspresi orang tuanya yang sama-sama aneh? Kenapa sih? Jangan-jangan isi perut Mama cuma lemak bukan bayi??
"Pada kenapa sih?? Kok diem??" tanya Mark sambil narik-narik pinggiran celana papanya.
"Nggak kenapa-kenapa, ayo pulang," ajak Mama. Dia giring Mark ke arah koridor pintu keluar.
Tentu aja Mark ngerem langkah kakinya, nggak mau diajak pergi. "Eh kok pulang? Giliran Mark belum!" protesnya.
Papa dan Mama Moon serempak menatap anak mereka. Ini bocah kenapa?
"Giliran apa, Mark?" tanya Papa.
"Ya USG lah Papaaa, kata Jaemin perutnya Mark ada monsternya soalnya sekarang jadi sering laper. Ayo USG, Pa, Mark udah siap nih!!" kata Mark, pake acara ngangkat baju segala sampe perut gembulnya yang imut-imut keliatan.
"Heh, Markㅡ jangan dibuka gitu bajunya! Di dunia ini sekarang banyak orang aneh, nanti kalo ada pedofil liat terus kamu diculik gimana??" buru-buru Mama tarik lagi baju anaknya biar nggak fanservice di depan umum.
"Ck- Mark, perut kamu nggak mungkin ada monsternya. Kamu laper terus karena mau tambah gede itu," jelas Papa dengan sabar, nahan malu sedikit lah.
Mark bingung terus liat ke dirinya sendiri. "Sebelah mana yang mau nambah gede??" tanyanya.
"Semuanya," jawab Papa lagi. Suaranya dipelanin karena orang-orang yang lewat di sekitar mereka cekikikan sambil ngeliatin.
"Jadi segede Papa gitu?" tanya Mark.
"Kalo bisa sih lebih gede," celetuk Mama Moon, langsung disikut suaminya.
Entah apa yang dibayangin Mark, anak itu terbelalak dan dua tangannya megangin kepala. "TIDAAAAAAK! MARK NGGAK MAU JADI BAPAK-BAPAAAAAAK!!!!"
Suami istri Moon bengong di tempat liat anaknya lari sambil teriak gitu. Belum juga selesai mikirin hasil USG barusan yang aneh, sekarang anak mereka malah bikin tingkah. Mana salah lagi Mark larinya bukan keluar ke tempat parkir tapi malah ke bangsal kamar mayat.
Papa Moon tepok jidat. Habis ini mikir dua kali deh mau ngajak Mark ke rumah sakit. Tiap diajak ke rumah sakit ada aja kelakuannya yang bikin malu.
*****
Sepanjang perjalanan pulang di mobil pada diem-dieman. Mark sibuk chat sama gengnya, marahin si Jaemin yang udah bohong bilang di perutnya ada monster. Nggak bisa dibiarin ini, besok Jaemin harus diputer-puter di taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moons (Psycho But It's Okay | AU)
Conto"Aku cuma mau satu anak laki-laki. Kalau telanjur ada anak lagi, anak itu aku bunuh nanti." #PsychoButItsOkay 10-20 years later alternative universe ©pinkishdelight