1. Malam minggu

4 3 1
                                    

Malam minggu, malam dimana kita bisanya beristirahat dari banyaknya tugas sekolah ataupun tugas yang lainnya. Malam ini biasanya orang-orang menikmatinya dengan orang tercinta misalnya: sahabat, teman, keluarga ataupun pasangannya, ntah itu pergi membeli makanan, pergi menonton bioskop, ataupun hanya sekedar jalan-jalan. Tapi tidak denganku yang hanya berdiam diri di kamar menonton drakor kesayangan. Sudah 2 jam lebih aku menghabiskan malam ini dengan menonton drakor. Terlalu asyik hingga aku tidak mendengar notif dari hp ku, aku tersadar dan langsung mengambilnya. Ada banyak pesan dari Riri, Dava,  Andre dan juga nomor yang tidak ku kenal.

Dava (7)
Sayang aku minta maaf  20.23 (R)

Sayang besok aku jelasin semuanya sama kamu biar kamu gak marah gini 20.24 (R)

Sayangggggggggg bales 20.30 (R)

Sayanggggggggggg 20.30 (R)

Shafiraaaaaaaaa 20.31 (R)

Saaaaaaaaaaaaaaaaa 20.31 (R)

Woiiiiii bales kek cape tau gak! 20.50 (R)

Dava aku mau kita   putus! 20.59 (R)

Dava
Kenapa kamu tiba-tiba mutusin aku kek gini? Apa alesannya? Apa kamu udah nemuin yang baru jadi kamu kek gini? 21.00 (R)

Ya begitulah Dava , yang membuatku tiap hari ingin bebas darinya. Pacaran dengannya membuatku tidak nyaman. Tiap hari pasti ada aja yang menjadi bahan masalah, dan dia tidak ingin disalahkan. Selalu aku yang mengalah meskipun itu kesalahan dia sendiri. Dia terlalu keras kepala terkadang selalu marah dan membentakku didepan banyak orang. Lelaki macam mana yang memarahiku didepan banyak orang. Kita berdua sudah pacaran hampir 2 tahun lebih lamanya dan aku sudah sangat akrab terhadap keluarganya terutama Ibunya yang sangat baik padaku. Aku hanya membaca pesan darinya tanpa aku membalas sedikit katapun darinya. Bahkan membaca pesan darinya membuat air mataku jatuh berkali-kali.

Andre (2)
Sa 20.01 (R)

Sa abang gue ada di rumah lo gak? 20.45 (R)


Iya ndre lagi main ps tuh, mana berisik bgt 20.59 (R)                                                                

Riri
Sa besok kita lari pagi yuk, ketempat biasa aja 20.01 (R)

Iya Ri nanti lo kerumah gue aja 20.59 (R)

+62817_______________________
Sa 20.11 (R)

Siapa? 20.58 (R)

Aku mengabaikan pesan dari Dava dan melanjutkan menonton drakor yang aku tonton tadi. Tiba-tiba hpku berdering kencang seperti ada seseorang yang menelponku. Aku langsung meraih ponselku dan ku lihat ternyata Dava menelponku. Aku langsung mengangkatnya.

"Hallo assalamu'alaikum" -ucapku yang memulai obrolan.

"Wa'alaikumsalam, Sa sekarang coba kamu liat ke bawah kamar kamu" -perintahnya.

'Dibawah emangnya ada apa ya?' -batinku bertanya.

Aku membuka jendela kamar dan melihat ke bawah, ternyata Dava ada disana sambil melambaikan tangan. Mengenakan kaos putih polos dan jaket levis, celana hitam panjang, dan mengenakan sepatu putih. Tampak sangat tampan sekali dia. Ketampanannya membuat semua terkesima terutama senyuman manisnya.

'Duh padahal aku males ketemu dia' -batinku.

Aku langsung ganti baju dan tak lupa membereskan kamarku yang amat berantakan setelah menonton drakor tadi. Tak lupa aku memberi sedikit polesan make up di wajahku.

'Tampak cantik sekali aku malam ini, padahal cuma ketemu Dava tapi kenapa kek ketemu orang yang paling penting di dunia ini ya hehe' - batinku.

"Tok.. tok.. tok... Sa"  -ucap seseorang dibalik pintu.

"Iya Ma masuk aja -jawabku.

"Wahhh anak Mama cantik sekali, cieee yang mau jalan sama Dava" -candanya yang seraya menggodaku.

"Ahhh… Mama aku kan jadi malu" -jawabku dengan pipi yang memerah.

"Ayok temuin Dava, kasian lho dia udah lama nunggu" -ajaknya.

"Iya Ma, ini udah selesai kok. Oh yaaa Dava ada dimana Ma?" -tanyaku.

"Dia ada di ruang tamu, yaudah ayo kasian dia sendirian aja" -ucapnya.

"Ayo Ma" -jawabku.

Aku melangkahkan kaki menuju keluar kamar dan menutup pintu kamar. Aku langkahkan kaki menuju ruang tamu yang berada di lantai bawah dan diikuti oleh Mamaku dari belakang.

"Dav" -ucapku setelah sampai disana.

Dava melihat ke arahku tanpa berkedip.

'Duhhh cantik dan manis banget pacar gue ini' -batin Dava.

"Sa ayo duduk" -ajaknya.

Aku langsung duduk disampingnya. Ntah mengapa pendirianku yang ingin putus darinya jadi tidak jadi. Dava meluluhkan hatiku.

'Lo buat gue serba salah Dav. Lo bikin gue jatuh cinta tapi lo juga bikin gue patah hati atas sikap lo sendiri' -batinku.

"Gue sayang sama lo Sa" -ucapnya sambil memegang tanganku.

"Gue juga sayang sama lo Dav" -jawabku sambil tersenyum senang.

'Tumben banget Dava bersikap manis kek gini' -batinku.

Malam itu adalah malam yang indah untukku. Tidak seperti biasanya Dava bersikap manis kepadaku. Malam itu dia meminta maaf atas kejadian dan kesalahannya terhadapku. Aku merasa heran atas sikapnya malam itu.


Jangan lupa vomment nya ya guys.
THANKS.

Tentang rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang