7. Hari-hari Tanpa Dava (2)

4 2 0
                                    

"Ayo naik" -perintahnya.

"Pegangan Sa biar gak jatoh" -perintahnya lagi.

"Ayo jalan" -perintahku tanpa berpegangan padanya.

Andre mengagetkank yang secara tiba-tiba melajukan motornya dengan cepat dan mengeremnya.

"ANDRE!!! RESE LO AHHH" -teriakku kesal yang sontak saja tanganku berpegangan teguh pada badannya.

"Tuh kan gue bilang juga apa?" -ucapnya yang menoleh ke arahku.

"Yaudah ayo jalan" -perintahku.

Di dalam perjalanan aku hanya terdiam dan tak berbicara satu kalimat pun karena aku masih kesal padanya. Dia pun begitu terhadapku, tapi selama di perjalanan dia terus memperhatikanku di balik kaca spion.

'Andre merhatiin gue terus, apa ada yang salah ya dari penampilan gue ini' -batinku.

"Fokus ke depan jangan fokus ke gue aja" -omelku.

"Siapa juga yang fokus ke lo, kepedean banget lo" -jawabnya yang tak aku balas perkataannya itu.

"Ayo turun" -perintahnya sesampainya kami berdua di super market.

"Dre, mending lo tunggu disini aja biar gue yang masuk ke dalem" -perintahku yang langsung dapat anggukan darinya.

'Rame juga ya' -batinku ketika sesampainya aku disana.

'Wahhhh banyak banget es krimnya, keliatan enak semua' -batinku senang.

Aku memilih beberapa es krim dan juga cokelat kesukaanku. Fiks aku membeli 3 es krim dan 3 buah cokelat. Aku langsung menuju kasir untuk membayar belanjaanku.

"Semuanya jadi 50.000 mbak" -ucap mba kasir setelah menghitung belanjaanku.

"Nih mba uangnya" -ucapku memberikan uang padanya.

"Pake uang gue aja" -ucap seseorang disampingku sambil memberikan uang pada mba kasir.

"Gapapa Dre biar pake uang gue aja" -ucapku menolak.

"Gapapa pake uang gue aja Sa" -perintahnya yang langsung memberikan uang itu pada mba kasir.

"Nih mas kembaliannya" -ucap mba kasir memberikan uang kembaliannya yang langsung diterima oleh Andre.

"Wahhhh masnya baik banget ya sampe-sampe ngebayarin semua belanjaan mbanya, masnya juga tampan dan mbanya juga cantik kalian memang cocok" -ucapnya lagi.

'Cocok dari mana, yang ada gue ogah banget kalo pacaran sama dia' -lirihku.

"Udah gue bilang lo itu tunggu aja di luar, kenapa bandel banget sih sampe ngebayarin belanjaan gue segala" -omelku terhadapnya.

"Nih uang yang tadi lo kasih ke mba kasir" -omelku lagi sambil memberikan uang padanya.

'Kenapa sih Sa, saat lo di deket gue lo selalu marah-marah seolah-olah itu lo bener-bener benci gue' -pikirnya.

Tentang rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang