"Ayo naik" -perintahnya saat kita hendak pulang.
"Pegangannya jangan lupa" -perintanya lagi.
"Iyaaa bawel lo" -ucapku berpegangan teguh padanya.
Motor kami melaju meninggalkan tempat yang kami kunjungi tadi. Setelah beberapa menit di perjalanan tiba-tiba ada seseorang yang memberhentikan motor kami.
"Andre gue takut" -ucapku.
"Tenang Sa lo gak usah takut, kan ada gue" -ucapnya menenangkanku.
"Jadi gara-gara cowok ini lo gak mau perjuangin gue, bahkan chat gue aja gak lo bales" -ucapnya menghampiri kami.
"DAVA?" -tanyaku.
Cowok dihadapanku ini adalah Dava, cowok yang membuatku hampir tiap hari dibuat menangis olehnya tapi anehnya aku bisa sesayang ini padanya bahkan rasa sayang ini belum sepenuhnya hilang.
"JADI LO YANG REBUT SHAFIRA DARI GUE IYA?!" -teriaknya.
BRUKKKKKK
Dava menyerang Andre berkali-kali.
"PENGECUT!" -ucap Andre yang menyerangnya balik.
BRUKKKKKKK
"UDAH BERHENTI!!" -hentakku seraya memisahkan mereka berdua.
BRUKKKKK
"KALO LO BELUM TAU YANG SEBENERNYA, GAK USAH SALAHIN SIAPA-SIAPA!" -ucapku dengan mata yang berkaca-kaca.
"Awas lo, tunggu pembalasan gue!" -ancamnya lalu meninggalkan kami berdua disana.
"Lo gapapa kan Dre?" -tanyaku cemas.
"Gapapa kok, santai aja" -ucapnya tersenyum.
'Bahkan disaat lo terluka kek gini, lo masih sempet-sempetnya bilang gapapa' -batinku.
"Maafin gue ya Dre"
"Gak usah minta maaf Sa, disini lo gak salah. Yang salah itu Dava" -jelasnya.
"Yaa.. tapi kan gue juga salah Dre" -ujarku yang tak enak hati.
"Yaudah gaperlu nangis dan salahin diri lo sendiri, mending kita pulang" -ajaknya.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum padanya.
'Lo pahlawan gue Dre, makasih untuk hari ini' -batinku.
'Gue akan selalu jagain lo Sa, gue gak mau liat lo terluka' -batinnya.
"Dre" -ucapku saat di tengah perjalanan pulang.
"Iyaaa Sa, ada apa?" -tanyanya.
"Makasih ya" -ucapku senang.
"Makasih untuk apa?" -tanyanya melirik ke arahku.
"Untuk hari ini" -ucapku tersenyum.
"Ohhhh itu" -tanyanya tertawa kecil.
"Iyaaaa makasih ya" -ucapku.
"Santai aja kali Sa sama gue mah hehehe" -jawabnya lalu tersenyum kecil kepadaku.
'Ternyata dia lebih baik dari yang gue pikir' -batinku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang rasa
Teen Fiction"Gue sayang sama lo, sayang banget bahkan lebih dari diri gue sendiri Sa" Ucapan yang terlontar membuatku terkejut sekaligus tidak percaya. Bagaimana mungkin sudah 5 tahun berteman bahkan saling mengucapkan janji kalau kita hanya berteman baik dan...