*****
Setelah makan kami berdua pun membereskan sisa makanan tadi dan tak lupa kami mencuci piring tersebut. Setelah semuanya sudah selesai, aku pun membuka ponselku dan berniat untuk membaca WA dan membalasnya.
Abang Aldy (2)
Dava 💕 (5)
Andre (1)Abang Aldy
Online
Sa, kenapa belum pulang juga? 19.11 (R)
Dava ada disini, nanyain lo 19.20 (R)
Gue nginep dirumah Riri, besok juga pulang 20.02 (R)
Bang, besok jam 5 subuh jemput gue ya? Gue harus berangkat pagi-pagi banget karena besok ada upacara 20.02 (R)Oh iya deh nanti besok pagi abang jemput, jangan begadang lo ya 20.03 (R)
Maaciwww abangku yang ganteng 20.03 (R)
Iyaaaa sama-sama dek, yaudah tidur gih 20.04 (R)Aku hanya membaca pesan dari abang Aldy dan melanjutkan membalas pesan dari yang lain.
Andre
Terakhir dilihat hari ini pukul 20.00
Sa 19.34 (R)
Iyaaa dre kenapa? 20.15
Dava💕Online
Pict 12.49 (R)
INI MAKSUDNYA APAAA?! 12.49 (R)
JADI SELAMA INI LO SELINGKUH DIBELAKANG GUE?! 12.50
JELASIN SA!!! 12.50 (R)
KITA PUTUS! 12.51 (R)
Sontak saja aku terkaget membaca pesan dari Dava, dan bingung mengapa ada poto aku yang tengah di bawa oleh seorang lelaki. Air mata pun berjatuhan seolah tidak kuat lagi menahan ini semua. Lagi-lagi aku menangis karena Dava, aku ingin sekali membalas pesan itu tapi lagi-lagi nomorku diblokir olehnya. Sikapnya yang seperti kekanak-kanakan membuatku tak nyaman.
'Selalu gue yang salah seolah-olah gue bener-bener salah, tapi kenyataannya gak sama sekali. Lo selalu pengen menang sendiri dan gak mau disalahkan' -batinku.
"Sa mau tau..." -ucapan Riri terpotong saat dia melihatku menangis.
"Sa lo kenapa nangis?" -tanyanya dengan mengelus-elus rambutku.
Sontak saja aku langsung memeluk Riri dengan erat dan nangis di pelukannya.
"Dav… hiks… Davaa Ri hiks…" - ucapku.
"Kenapa Dava Sa?"
"Dava mutusin gue cuma karena salah paham hiks"
"Lho kok bisa? Emang kejadiannya gimana?"
"Dia ngirimin gue poto dan di poto itu ada gue yang lagi digendong seseorang. Gue bener-bener gak tau kejadian yang sebenernya Ri dan dia tiba-tiba salahin gue seolah-olah gue yang salah"
"Jadi kejadian yang sebenernya gini Sa, disaat lo pingsan ada beberapa orang yang bantuin gue dan yang gendong lo itu kapten basket, kakak kelas kita sendiri" -jelasnya.
"Kapten basket? Siapa Ri?" -tanyaku terheran-heran.
"Gue gak tau jelas namanya, yang pasti dia itu tinggi, putih bersih, alis tebal, mancung, manis pula dan keren parah sih gilaaaaaa. Mungkin disaat lo digendong sama dia itu ada yang potoin lo diem-diem dan ngasih tau Dava" -ujarnya.
'Emmm cowok yang diceritain Riri sama persis kayak cowok yang merhatiin gue waktu itu dan saat itu dia lagi main basket, tapi nggak lah mungkin aja cuma kebetulan sama' -batinku.
"Udah lo gak usah sedih-sedih lagi Sa, lupain Dava, lupain semuanya tentang dia. Dia itu cowok yang gak tau diri yang sering buat lo sedih" -ucapnya meyakinkanku.
"Tapi gue gak bisa sepenuhnya lupain dia Ri, gue masih sayang sama dia"
"Mungkin secara perlahan lo pasti bisa lupain Dava, gue tau sayang lo ke dia itu gak main-main kan?"
"Makasih ya Ri lo udah ngasih masukan buat gue dan selalu ada buat gue, gue akan lupain Dava secara perlahan" -ucapku yang memeluk Riri erat.
"Iyaaa Sa kita kan sahabat, jadi lo bakal selalu ada buat gue dan gue juga bakal selalu ada buat lo" -ujarnya yang membalas pelukanku.
'Gue seneng bisa kenal orang baik kek lo Ri' -batinku.
'Gue akan selalu ada buat lo Sa' -batinnya.
"Yaudah mending sekarang kita tidur biar besok gak kesiangan" -ajaknya.
Aku hanya mengangguk tersenyum.
"Good night Sa, mimpi indah" -ucapnya.
"Good night too Ri, mimpi indah juga" -ucapku tersenyum kecil.
Dan malam itu kami berdua sudah berada di alam mimpi.
Semoga suka😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang rasa
Teen Fiction"Gue sayang sama lo, sayang banget bahkan lebih dari diri gue sendiri Sa" Ucapan yang terlontar membuatku terkejut sekaligus tidak percaya. Bagaimana mungkin sudah 5 tahun berteman bahkan saling mengucapkan janji kalau kita hanya berteman baik dan...