Chapter 1

13.9K 676 49
                                    

Mew saat ini sedang sangat sibuk karena dia baru saja didapuk sebagai Project Leader untuk mobil terbaru yang akan dibuat oleh perusahaannya. Ya, dia adalah seorang engineer yang bekerja di perusahaan pembuat mobil. Ini pertama kalinya Mew diberi kepercayaan untuk menjadi Project Leader. Ia memperoleh kepercayaan itu karena kerja kerasnya dan selalu berusaha yang terbaik di setiap pekerjaan yang diberikan padanya dan Mew selalu mempunyai ide bagus pada setiap project yang melibatkannya.

Mew adalah seorang gay, namun dia tidak pernah mengungkap jati dirinya diperusahaan itu. Karena tempatnya bekerja merupakan perusahaan asing yang masih belum terlalu terbuka menerima LGBTQ sehingga dia terus menyimpan rahasia besarnya itu. Mew sosok yang sangat populer dikalangan wanita di kantornya. Siapa yang tidak tertarik dengan sosok tinggi, putih, pintar, dan dengan posisinya sebagai senior engineer saat ini, bisa dibilang cukup mapan.

Hari itu Mew harus meeting dengan beberapa vendor untuk membahas project yang sedang ia garap. Ia harus memilih beberapa vendor yang menurutnya mampu membantunya mewujudkan konsep line produksi yang sudah ia pikirkan siang dan malam bersama timnya.

" Mew, Kau tidak lupakan kalau hari ini kita ada janji dengan vendor robot Venus?" Ucap Boss yang merupakan tangan kanannya dalam project ini.

" Iya, aku ingat. Venus itu vendor baru kita, bukan?" Ucap Mew sambil tetap fokus pada laptopnya.

" Iya, ku dengar staffnya yang akan datang kesini sangat manis. Mungkin dia akan cocok denganmu" Ucap Boss berbisik sambil menahan tawa. Ya, Boss satu-satunya orang yang tahu jati dirinya. Boss adalah sahabat Mew sejak sekolah menengah atas.

" Diam kau! Apa kau tidak ingat kita sedang dimana?" Bisik Mew sambil menatap Boss dengan tatapan membunuh.

" Baik...Baik...Maafkan aku. Tapi kau harus segera mencari pasangan hidup Mew, kau tidak sadar berapa umurmu sekarang, hah?"Ucap Boss kali ini agak keras sehingga menarik perhatian teman-teman sekelilingnya.

" Betul sekali Mew. Kenapa kau masih asik sendiri? Lihatlah disekelilingmu banyak wanita cantik yang menanti untuk kau jadikan pacar" Ucap Champ salah satu sahabatnya yang duduk di meja tepat diseberangnya.

Mew bergeming dan tidak mendengarkan perkataan teman-temannya.

" Hah, sudahlah percuma kalian membicarakan hal itu terus-terusan. Dia tidak akan mendengarkan apa yang kalian ucapkan" Lhong temannya yang duduk disamping Champ menambahkan.

Telefon di meja Mew berbunyi dan ia mengangkatnya " Hallo, Oh iya baik. Aku akan segera kesana. Terima kasih" Mew menutup telefonnya.

" Boss, Venus sudah datang temui mereka dulu, aku akan menyusulmu nanti setelah aku mengirimkan draft konsep untuk mesin yang akan kita bahas pada progress meeting besok" Ucap Mew kepada Boss sambil tetap mengotak-atik laptopnya.

" Baik Pak Mew." Ucap Boss sambil memberikan hormat ala tentara lalu mengambil laptop dan buku agendanya bersiap untuk memenuhi perintah sahabat yang juga atasannya itu.

****

Sesuai janjinya, setelah ia mengirimkan email kepada rekan-rekan timnya, ia menyusul Boss yang sedang meeting dengan Venus. Ia segera menuju ruang meeting 4, setelah Boss memberitahunya tempat pertemuannya.

Mew mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum kemudian ia memasuki ruangan itu. Ketika menyadari seseorang yang masuk adalah Mew sang project leader, dua orang yang merupakan staff dari vendornya berdiri menyapa Mew.

" Maaf saya terlamb....." Mew terkesima melihat sosok Indah yang berdiri tepat dihadapanya.

" Selamat Siang Pak Mew. Perkenalkan saya Gulf Kanawut, saya site engineer di venus" ucapnya sembari menyerahkan kartu nama.

Tapi Mew masih tetap terdiam mengagumi sosok dihadapannya.

"Mew?" Panggil Boss namun Mew bergeming. "Mew?!" Panggilnya kali ini dengan suara yang lebih besar.

" Ah, ya?..ahahaha" Mew tertawa getir menengok ke arah Boss sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Boss hanya menatap Mew curiga.

Kemudian Mew mengambil kartu nama yang sedari tadi disodorkan oleh Gulf kemudian mengambil kartu namanya yang ia taruh pada buku agenda dan menyerahkannya pada Gulf seraya berkata " Saya Mew Suppasit" dan sambil terus menatap kagum pada wajah manis Gulf.

Gulf tersenyum ketika Mew mengambil kartu namanya menyodorkan kartu nama miliknya. 'tampan' ucap Gulf dalam hati.

Rekan kerja Gulf yang sedari tadi berdiri disebelahnya pun memperkenalkan diri.

" Halo Pak Mew, Saya Mild bagian marketing Venus" Ucap Mild sambil menyodorkan kartu namanya.

" Selamat siang Pak Mild. Saya Mew Suppasit. Baiklah kita mulai saja." Ucap Mew yang terus mencoba menghilangkan rasa gugupnya karena harus berhadapan dengan sosok semanis Gulf.

" Kita sudah memulainya sejak tadi Mew. Kau saja datang terlambat" Gerutu Boss.

" Iya, maafkan aku" Ucap Mew sambil memanyunkan bibirnya disambut gelak tawa ketiga orang yang ada diruangan itu.

Namun ada tatapan berbeda yang diberikan pria manis yang sedari tadi tidak melepaskan senyum manisnya itu.

" Baiklah. Aku akan sedikit menerangkan apa yang sudah kami bicarakan sebelum kau datang. Jadi, setelah aku mendengar penjelasan dari mereka, oh tidak, lebih tepatnya dari Bapak Gulf ini, aku menyimpulkan bahwa Venus adalah robot yang paling tepat untuk mesin yang akan kita buat. Kau bisa melihat spesifikasinya disini" Ucap Boss yang terus menerangkan kepada Mew dan Mew menyimak dengan wajah serius.

Gulf sedari tadi tidak bisa melepaskan pandangannya dari wajah serius Mew yang terlihat sangat berkarisma.

" Jadi bagaimana pak? Apakah bapak tertarik dengan Venus? Untuk segala hal teknis yang mungkin bapak butuhkan, bapak bisa menghubungi rekan saya ini" Ucap Mild sambil menunjuk Gulf dan Gulf hanya tersenyum manis.

Mew menatap Gulf dengan tatapan penuh arti dan kemudian tersenyum membuat Gulf merona dan menundukan kepalanya.

Boss yang menyadari ada sesuatu hanya bisa menyunggingkan senyum dibibirnya seraya berkata " Baiklah Pak Mild, sepertinya kami belum bisa memutuskanya sekarang, karena rekan saya ini masih belum bisa berpikir sehat saat ini"

Mew yang sadar ucapan Boss menyindirnya langsung menatap tajam ke arah Boss.

Boss hanya tersenyum.

" Saya akan coba pikirkan untuk penggunaan robot Venus, kami harus mendiskusikanya dengan tim terlebih dahulu. Mungkin mereka punya concern lain yang belum terpikirkan oleh saya. Dan mungkin kami masih butuh bantuan dari pihak Venus terkait spesifikasi....."

"Akhem" Boss yang paham maksud dari pembicaraan Mew berdehem.

Mew hanya menatap Boss selewat dan melanjutkan pembicaraannya " Terkait spesifikasi, kami mungkin akan menghubungi Bapak Gulf, apakah tidak keberatan?" ucap Mew sambil tersenyum.

"Iya, tidak masalah pak. Silahkan hubungi nomor ponsel yang ada di kartu nama saya" Ucap Gulf tidak mau kalah memberikan senyum termanisnya.

" Baiklah kalau begitu kami tunggu kabar baiknya pak. Silahkan hubungi rekan saya kapanpun bapak membutuhkan bantuan" Ucap Mild menutup pertemuan mereka.

****

Keluar dari Kantor Mew, Gulf masih terus tersenyum mengingat semua kejadian yang ada didalam ruang meeting. Mulai dari bagaimana Mew terdiam dan terlihat terpesona kepadanya, wajah seriusnya ketika mendengarkan penjelasan Boss yang terlihat begitu tampan, dan bagaimana Mew tersenyum ketika dia mengkonfirmasi apakah dia boleh menghubunginya lagi atau tidak.

'Akhirnya aku menemukanmu' batin Gulf



TBC~

The Summer You Gave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang