Don't know destiny

691 56 3
                                    

Saat siang hari sebelum kecelakaan Chae terjadi Mina mengirim pesan pada Chae.

"Chae cepat ke sini yah setelah kau pulang sekolah"

Pesan yang dikirim oleh Mina pada Chae namun tak ada balasan sama sekali hingga sore hari.

.

"Mina apa kau masih lama menunggu Chae??..." tanya Ibu Mina pada Mina yang tak ingin pergi sebelum bertemu dengan Chae.

Hari ini Mina dan keluarganya akan pergi ke Jepang karena Ayah Mina sudah mendapat pendonor Mina kemarin dan dia sekarang ada di Jepang. Mina harus ke salah satu rumah sakit yang ada di Jepang untuk melakukan cangkok jantung.

Dia tidak sempat memberitahu Chae kemarin karena Mina baru tahu di pagi hari dan Ayahnya ingin segera berangkat ke Jepang hari ini.

"Ibu bisakah kita menunggu sebentar"

"Mina kita harus segera pergi, Chae mungkin sibuk dengan banyak hal"

"Baiklah Bu" Mina mengalah dengan kegigihannya menunggu Chae, dia harus segera pergi ke Jepang saat ini.
Sebelum Mina pergi tak lupa dia memberi surat pada suster dan memintanya untuk memberikan kepada pria bernama Chae.

.
.

"Bagaimana keadaan anak saya dokter??..." tanya Ayah Chae yang sudah ada sedari tadi setelah Sunwo mendapat telpon dari Juwi.

"Anak anda masih dalam keadaan buruk tapi, dia masih bisa bertahan. Kepalanya mengalami benturan keras dan itu membuat tengkorak kepalanya retak di bagian belakang. Kemungkinan besar dia akan lama siuman dan mengalami amnesia" ujar dokter pada Ayah Chae saat ini.

Keluarga Chae hanya bisa menerima keadaan dengan bersabar, mereka merasa bersyukur Chae masih bisa hidup.

Hari terus berlalu Chae belum juga sadarkan diri, dia masih terbaring dengan mata tertutup dan belum ada tanda-tanda Chae akan cepat sadar.

Jeong dan teman kelasnya selalu datang melihat keadaan Chae, Juwi dan Dubu hampir setiap hari datang
menjenguk Chae.

"Chae cepatlah sadar, kalau kau sadar aku akan selalu membelikan mu makan siang setiap hari" kata Dubu yang sedang duduk di samping Chae.

"Kau ingin membelikan Chae makanan sedangkan kau saja sering menyuruh ku membayar makanan mu" Juwi menyinggung Dubu.

Dubu belum mau berbaikan dengan Juwi sedangkan Juwi selalu berusaha berbicara dengan Dubu, meski Dubu jarang membalas perkataannya.

"Chae jangan dengarkan dia itu masa lalu, sekarang aku sudah tidak lagi seperti itu" ucap Dubu saat ini.

"Tapi dia ngutang Chae" kata Juwi meledek.

Saat mereka berdua asik berdebat Dubu dapat melihat tangan Chae sedikit bergerak, "Ehh tangan Chae bergerak" ucap Dubu kaget melihat tangan Chae yang baru saja bergerak.

Juwi segera mendekat dan terus memperhatikan tangan Chae namun tak ada pergerakan sama sekali, "Kau membohongi ku yah, aku tidak melihat tangan Chae bergerak. Dasar tahu busuk" gerutu Juwi kesal pada Dubu.

Dubu yakin dan merasa benar melihat tangan Chae tadi bergerak, "Eh tangannya tadi bergerak yah, jangan mengatai ku seperti itu"

"Kenapa kau takut yah mengatai ku??takut tidak di bayarin lagi yah"

"Aku tuh orangnya suci, nggak kayak kamu penuh dosa"

"Aish so suci, orang suci tuh nggak bakal nyuri pulpen di kelas" sindir Juwi pada Dubu, mereka terus saja saling membalas kata.

"Aku nggak nyuri yah hanya pinjam doang"

"Pinjam tapi nggak pernah dikembalikan, pas diminta eh tintanya udah sekarat"

Destiny -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang