Misunderstanding

1.4K 171 21
                                    

"Taehyung,"

"Wae..?" Taehyung yang semula fokus pada catatannya kini mendongak, menatap seseorang yang baru saja memanggilnya. "Ah, Jihoon, sudah selesai prakteknya?" tanya Taehyung.

Jihoon mengangguk. "Sudah," jawabnya, duduk di atas meja depan.

Taehyung mengangguk. "Dimana yang lain?" tanya Taehyung. Sebenarnya dia hanya ingin mengetahui keberadaan Jimin, namun dia tidak mungkin menanyakan Jimin langsung karena itu akan membuat Jihoon curiga.

Tidak ada yang tahu jika Jimin, Yoongi, Hoseok, dan Taehyung adalah saudara. Tuan Kim menutupi identitas Taehyung sebagai anaknya. Bahkan, semua penghuni sekolah mengira jika Taehyung adalah anak sebatang kara karena orangtuanya tidak pernah terekspos.

"Masih berada di ruang ganti," jawab Jihoon kemudian meneguk air mineral yang sempat ia beli dari kantin. Taehyung hanya ber-oh.

"Oh ya, Tae, Jung Ssaem mengatakan kau tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti praktek." ungkap Jihoon sembari menutup botol air mineralnya.

Taehyung hanya tersenyum. Dia sudah tahu konsekuensi yang akan terjadi jika dia tidak mengikuti praktek. Tapi, bukankah lebih baik dia tidak mendapatkan nilai di satu pelajaran, karena jika Jimin yang tidak mendapatkan nilai itu, maka Ayahnya akan menghukum dirinya, bahkan bisa saja dirinya akan mengalami lumpuh jika lebih mementingkan nilainya sendiri.

"Kau tidak sedih?" tanya Jihoon mengernyit heran karena Taehyung menjawab dengan senyuman.

"Sedih? Tentu saja aku sedih. Apakah aku harus memperlihatkan kesedihanku dengan cara berteriak dan menangis?" canda Taehyung.

Jihoon tertawa kecil. "Itu terlalu berlebihan," Taehyung ikut tertawa.

"Ah ya, omong-omong kenapa kau memberikan seragam olahraga itu kepada Jimin? Padahal jika kau ikut olahraga, kau pasti mendapatkan nilai."

"Hari ini aku sedang sakit, jadi lebih memilih untuk tidur di kelas ketimbang ikut olahraga. Dan kebetulan Jimin sedang membutuh kan seragam olahraga, jadi aku meminjamkannya. Bukankah seorang teman harus saling membantu? Walaupun Jimin hanya sekedar teman kelasku." soal sakit, Taehyung memang tidak berbohong, dia memang sedang sakit akibat semalam.

"Lalu, kenapa kau tidak ingin Jimin mengetahui tentang kau yang meminjamkan seragam olahraga padanya? Kemungkinan jika Jimin tahu bahwa kau yang sudah meminjamkan seragam itu, mungkin dia akan bersikap baik padamu."

Lagi Taehyung hanya tersenyum. "Jika  Jimin mengetahui seragam itu dariku, aku yakin dia tidak akan menerimanya." sahut Taehyung lirih.

Belum sempat Jihoon membalas, seseorang sudah memanggil namanya lebih dulu. Membuat Taehyung dan Jihoon menoleh ke sumber suara.

"Jimin," ucap Jihoon pelan. Jimin tersenyum ke arah Jihoon, melangkahkan kakinya mendekati Jihoon.

"Untuk seragam olahraga, aku harus mengembalikannya ke siapa?" tanya Jimin, berdiri di depan Jihoon. Taehyung hanya menunduk, tidak ingin ikut campur.

"Kau boleh mengembalikannya padaku," jawab Jihoon.

"Ah baiklah. Kemungkinan aku mengembalikannya besok setelah ku cuci, tidak apa kan?"

Jihoon mengangguk. "Tidak apa,"

"Ah kau baik sekali. Oh ya, tolong sampaikan terimakasih kepada siapapun yang sudah meminjamkan seragam olahraga itu padaku." pinta Jimin tulus.

"Akan ku katakan,"

"Kalau begitu aku kembali ke tempatku," Jimin meninggalkan Jihoon setelah mendapat anggukan dari Jihoon. Sedangkan Taehyung, laki-laki itu tersenyum senang mendapat kata terimakasih dari Kakaknya.

Am I Wrong?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang