"Saeng-il Chughahamnida! Saeng-il Chughahamnida!"
"Jigueseo ujueseo jeil saranghamnida! Kkochboda deo gobge byeolboda deo balg-ge."
"Happy birthday to you. Sajaboda yong-gamhage happy birthday to you!"
Taehyung yang sedang tertidur pulas merasa terusik saat ada suara yang mengusik gendang telinganya. Perlahan dia membuka matanya, mengerlingkan matanya untuk memperjelas penglihatannya.
Taehyung melirik jam alarm yang berada di atas nakas meja miliknya. "Sudah jam dua belas lewat tujuh menit ternyata," gumamnya setelah itu beranjak dari tempat tidurnya.
"Saengil chukahaeyo, uri Jiminie!" ucap Yunhee, Myungdae, Yoongi dan Hoseok bersamaan.
Taehyung mengintip lewat pintu yang sedikit terbuka, menatap keluarganya yang tengah merayakan ulang tahun Jimin.
"Kalian mengingat ulangtahun Jimin tapi tidak dengan ulang tahunku," lirih Taehyung sedih,
Setelah meniup lilin, Jimin memotong kuenya dan membagikannya kepada sang Ayah, Ibu dan kedua Kakaknya. Diawali dengan Hoseok yang usil mencolek wajah Jimin dengan kue, mereka ikut mencoret wajah satu sama lain sembari tertawa.
Taehyung masih setia berdiri di sana, menatap iri ke arah keluarga bahagia itu.
Setelah puas dengan kegiatan coret-coretan wajah, Yunhee, Myungdae, Hoseok dan Yoongi memberikan bingkis kado untuk Jimin.
Jimin tentu saja sangat senang, ia menerima kado dari ke empat orang itu dengan wajah semangat. Dia membuka salah satu kado itu,
"Wah, kunci mobil?" Jimin tampak terkejut sekaligus senang, dia memamerkannya. Sang Ayah mengangguk. "Untuk anak Appa tersayang," ucap Myungdae mengelus rambut anak kesayangannya.
"Tapi Pa, Jimin kan masih dibawah umur." sahut Jimin sedikit sedih,
"Tidak apa, untuk saat ini kau bisa menggunakan mobil itu dengan bantuan sopir atau Kakakmu." balas sang Ayah, Jimin mengangguk kemudian kembali membuka bingkis kado yang lainnya.
Taehyung tersenyum hambar, dirinya mengalihkan pandangannya. Sebutir cairan bening keluar begitu saja, membasahi pipinya. Hatinya terasa nyeri setelah melihat pemandangan itu semua, merasa sudah tidak kuat melihatnya, dia pergi meninggalkan ruangan itu.
Taehyung berlari kecil ke arah nakas, dia mengambil kotak yang berisi kue ulangtahun, membawanya ke pinggiran tempat tidur.
Saat pulang sekolah, dia menyempatkan waktunya untuk mampir ke toko kue dan membeli kue tart favoritnya. Tentu saja itu untuk merayakan ulangtahun dirinya sendiri, mengingat keluarganya tidak pernah merayakan ulangtahunnya.
Dia duduk di lantai, menyalakan lilin yang berdiri di tengah-tengah kue tart.
"Happy birthday to me, happy birthday to me. Happy birthday dear Taehyungie, happy birthday to me." Taehyung menyanyikan lagu ulangtahun untuk dirinya sendiri. Setelah itu, ia menyatukan kedua tangannya, kemudian memejamkan matanya.
"Aku tidak membutuhkan mobil atau semacamnya, aku hanya membutuhkan kasih sayang dari keluargaku. Tolong beri aku kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan itu walau hanya sesaat," ucapnya kemudian membuka matanya pelan.
Fyuuh..
Taehyung tersenyum setelah itu meniup lilinnya.
Tangan kanannya mencoret pipi, hidung, dan bagian wajah lainnya dengan menggunakan cream kue, sembari membayangkan jika yang baru saja mencoret wajahnya adalah anggota keluarganya. Ia tersenyum, walau itu hanya hayalan, tapi tetap saja terasa menyenangkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/236725339-288-k907804.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Wrong?
FanfictionAku bahkan tidak mengerti, mengapa mereka memperlakukanku seperti ini. Mereka seperti membenciku.