busy on holidays

1.3K 169 28
                                        

Biasanya, hari minggu adalah hari yang paling dinantikan bagi siapapun, dimana hari itu menjadi hari libur untuk kebanyakan orang. Banyak orang menghabiskan waktunya untuk berlibur ataupun untuk sekedar bersantai di rumah. Namun, sepertinya hari libur itu tidak berlaku untuk seorang Taehyung.

Jangankan menghabiskan waktu bersama keluarga, untuk sekedar bersantai saja tidak pernah. Di hari minggu, dari pagi sampai malam Taehyung bekerja di rumahnya. Dia mencuci pakaian kotor milik keluarganya, menyapu, mengepel, mencuci piring, mencuci mobil Ayahnya, membereskan tempat tidur Hyungdeul, terkadang membuat sarapan serta makan malam, dan masih banyak lagi.

Mengeluh? Itu sama saja akan membuat dirinya mendapatkan hukuman. Pembantu? Tidak, keluarga Kim tidak memiliki pembantu. Jika ada Taehyung yang bisa dijadikan layaknya babu, kenapa harus repot-repot menyewa pembantu?

Taehyung tersenyum menatap makanan yang ia buat sudah tertata rapi di meja makan, laki-laki tampan itu meraih catatan kecil serta bolpoin dari sakunya, menceklis sesuatu di sana.

"Sudah selesai membuat makanannya?" tanya sang ibu yang baru saja datang. Taehyung menoleh, kemudian mengangguk. "Sudah, Bu." jawabnya tersenyum.

"Hmm. Bangunkan kedua Hyungmu," pinta sang ibu tanpa ekspresi, Taehyung mengangguk patuh. Ia pergi meninggalkan ruangan itu setelah berpamitan dengan Ibunya.

Di sini lah dia sekarang, di depan pintu kamar berwana putih. Itu adalah kamar Yoongi. Taehyung sempat ragu untuk sekedar mengetuk pintu kamar milik Kakak sulungnya, namun akhirnya dia memberanikan diri untuk mengetuk pintu itu.

"Yoongi hyung," panggil Taehyung sedikit berteriak, dengan tangan kanan yang mengetuk-ngetuk pintu itu.

Baru dua kali Taehyung mengetuk, pintu sudah terbuka. "Pagi, Hyung." sapa Taehyung dengan senyuman hangatnya.

Tidak ada balasan dari sang Kakak, hanya ada tatapan datar yang diberikan anak berkulit pucat itu.

"Ibu meminta Hyung--" belum selesai Taehyung mengucapkan kalimatnya, Yoongi sudah pergi meninggalkan dirinya di sana. Taehyung hanya menghela napas, memaklumi sikap Yoongi yang memang sudah dingin sejak dulu.

Maka, dia kembali menjalankan langkahnya menuju kamar sebelah Yoongi, dimana itu adalah ruang kamar milik Kakak keduanya.

Berbeda dengan Yoongi yang harus mengetuk pintu terlebih dahulu jika seseorang memasuki kamarnya, Hoseok justru membiarkan kamarnya tidak dikunci, memudahkan siapapun untuk memasuki kamarnya.

Taehyung tersenyum mendapati eksistensi Hoseok yang tertidur pulas di sana. Laki-laki itu kemudian mendekatkan wajahnya, ingin mencium kening Kakaknya.

Kebiasaan Taehyung yang sudah dari dulu ia lakukan saat sebelum ia membangunkan Kakaknya, Hoseok. Taehyung beruntung karena Hoseok selalu tidur dengan pulas sehingga Kakaknya tidak menyadari setiap kali Taehyung mencium keningnya.

"Hyung bangun," Taehyung mencoba membangunkan Kakaknya.

"Hyung ini sudah pagi, waktunya untuk sarapan." kembali dia mencoba membangunkan Kakaknya.

Lenguhan sempat terdengar dari bibir Hoseok. Taehyung tersenyum melihat Hoseok yang sudah mulai membuka kelopak matanya.

"Selamat pagi, Hyung." ia menyapa Hoseok dengan senyuman hangatnya.

"Apa semuanya sudah berkumpul di ruang makan?" tanya Hoseok tanpa memperdulikan sapaan adiknya.

Taehyung memaksakan untuk tetap tersenyum. "Sudah, Hyung. Ayah, Ibu dan Yoongi hyung sudah berada di ruang makan." jawab Taehyung lembut.

"Baiklah. Bereskan kamarku," perintah Hoseok sebelum meninggalkan kamarnya.

Setelah kepergian Hoseok, Taehyung segera merapihkan tempat tidur Kakak keduanya. Setelah meyakinkan kamar Hoseok rapi, dia kembali melangkahkan kakinya menuju kamar Kakak sulungnya, hendak merapikan kamar Yoongi.

Am I Wrong?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang