Seseorang tengah bersembunyi di balik tembok, kedua netranya menatap iri ke arah ruang tamu, dimana di sana ada Keluarganya yang tengah berkumpul.
Jimin sudah pulang sejak siang tadi, dijemput oleh Yoongi dan Yunhee.
Gelak tawa terdengar begitu jelas di gendang telinga Taehyung, membuat anak itu tersenyum miris. Sadari dulu Taehyung tidak pernah merasakan ikut bergabung bersama mereka. Dia juga sering bertanya bagaimana rasanya berkumpul bersama keluarga dan tertawa bersama keluarga? Apakah itu menyenangkan?
Taehyung terlalu asik dengan pikirannya sehingga ia tidak menyadari jika seseorang tengah berdiri di sampingnya, menatap datar anak itu.
Hingga satu deheman mampu membuat Taehyung terkesiap. Taehyung spontan saja menolehkan wajahnya, sedikit terkejut mendapati eksistensi Yoongi yang tengah menatap dirinya dengan datar.
"Y-yoongi hyung,"
"Sedang apa bersembunyi di sini? Menguping, huh?" sarkas Yoongi.
Taehyung terdiam, ia tidak bisa mengelak karena apa yang Yoongi katakan memang benar adanya. Taehyung memang sedang menguping, memperhatikan, menatap keharmonisan Keluarganya tanpa dirinya.
"Kenapa diam?" tanya Yoongi, si empu masih enggan untuk membuka mulutnya. "Oh, atau kau sedang merencanakan sesuatu untuk mencelakai Jimin lagi?" sambung Yoongi sarkas.
Taehyung menggeleng, mengelak tuduhan dari Kakaknya. "Aniyo, aku tidak pernah mempunyai pikiran seperti itu, Hyung."
"Benarkah? Tapi sayangnya aku tidak percaya." ucap Yoongi.
"Tidak apa, aku tidak memaksa Hyung untuk mempercayaiku. Tapi, aku memang tidak pernah berpikir untuk berbuat jahat pada Jimin atau siapapun." balas Taehyung tersenyum.
Taehyung cukup tahu diri. Dari dulu, semua keluarganya memang tidak pernah mempercayai dirinya. Di mata mereka, Taehyung itu buruk. Maka setelah mengucapkan kalimat itu, dia segera meninggalkan Yoongi yang masih terdiam di sana.
Setibanya di ruang kamar, Taehyung menghempaskan tubuhnya di tempat tidur. Ia merasa lelah karena seharian bekerja tanpa istirahat semenit pun. Kedua maniknya memandang atap, memikirkan sesuatu.
Tujuh menit berlalu, Taehyung masih setia berbaring di tempat tidurnya. Laki-laki itu membulatkan matanya saat ia mengingat sesuatu.
"Astaga, aku lupa menyalin tugasku." celetuk Taehyung seraya menepuk pelan jidatnya. Merasa bodoh karena langsung berbaring di tempat tidur dan melupakan tugasnya.
Taehyung buru-buru beranjak dari tempat tidurnya, berjalan mendekati meja belajar. laki-laki itu menghela napas kasar, menatap kecewa buku yang di genggamannya.
Buku itu sudah rusak, robek dan tidak bisa disatukan, hal itu tentu membuat Taehyung kesulitan untuk menyalin catatan tugasnya. Lalu dia harus bagaimana? Besok, diantara buku tugas yang dirusak Hoseok, salah satunya harus dikumpulkan.
"Bagaimana ini?" Taehyung menatap frustasi buku di tangannya.
Di sisi lain, Yoongi dan Hoseok tengah berada di kamar Jimin, mereka tengah berbincang sesuatu.
"Oh ya, Jim. Kau tidak usah khawatir, aku sudah membalas perbuatan Taehyung." celetuk Hoseok membuat Jimin mengernyit tidak mengerti.
"Maksudnya?"
"Kemarin saat kau jatuh dari tangga, bukankah Taehyung yang mendorongmu? Nah, kami sudah membalas perbuatan anak itu. Kemarin, aku dan Yoongi hyung mengajak Taehyung untuk berangkat sekolah bersama, lalu kami meninggalkan anak itu di tengah perjalanan. Ya kan, Hyung?" Hoseok menatap Yoongi. Yang di tatap hanya menganggukkan kepalanya.
"Kemarin malam aku merusak buku-buku tugasnya. Adil bukan?" aku Hoseok dengan bangga.
"Tapi bukan Taehyung yang membuatku jatuh dari tangga," ucap Jimin membuat Yoongi dan Hoseok terkejut.
"Apa maksudmu?" tanya Yoongi tiba-tiba.
"Bukan Taehyung yang menjadi penyebab aku terjatuh, dia sama sekali tidak mendorongku. Justru aku lah yang mempunyai niat untuk mendorong dia." aku Jimin.
"Aku tidak mengerti," sahut Yoongi benar-benar tidak mengerti.
Helaan napas sempat terdengar dari hidung Jimin. "Saat itu aku tengah bertengkar dengan Taehyung karena dia diam-diam meminjamkan seragam olahraganya padaku. Aku marah, dan berniat untuk mendorong dia. Saat aku ingin mendorong Taehyung, anak itu berpindah posisi sehingga aku lah yang terjatuh." jelas Jimin secara rinci.
"Tetap saja Taehyung salah. Kenapa dia harus berpindah posisi? Kenapa tidak pasrah saja agar dirinya terjatuh dan tidak membuat dirimu masuk ke rumah sakit." sahut Hoseok berceletuk.
Yoongi menatap tajam Hoseok, yang di tatap sama sekali tidak menyadarinya. "Aku pergi ke kamar." pamit Yoongi dingin.
Jimin dan Hoseok menatap heran Yoongi yang tiba-tiba pergi meninggalkan mereka, padahal mereka masih asik membicarakan sesuatu.
Yoongi menatap pintu di depannya, terdiam beberapa menit kemudian masuk ke ruangan itu. Hal pertama yang ia lihat saat pintu terbuka adalah, adiknya yang sudah tertidur pulas tanpa selimut di sana.
Laki-laki berkulit pucat itu melangkah, mendekati tempat tidur itu. Sebuah senyuman tipis hadir di bibir manisnya saat melihat wajah polos adiknya, Taehyung.
Yoongi menarik selimut yang berada di sana, menyelimuti Taehyung sampai dada. "Semoga mimpimu indah, Taehyungie." bisik Yoongi setelah mencium kening adiknya.
Yoongi menatap ruang kamar adiknya, matanya fokus pada lukisan yang tertempel di dinding sana. Dia mengernyit, merasa tidak asing dengan wajah-wajah lukisan itu.
Apakah Taehyung yang menggambarnya?
Yoongi lagi-lagi dibuat tercengang oleh lukisan itu, dimana di sana ada tulisan 'Keluarga bahagia'
Alih-alih merasa kagum dengan lukisan yang terlihat seperti nyata itu, Yoongi mendadak menatap sendu adiknya yang tertidur pulas. Merasa kasihan dengan Taehyung yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari Keluarganya.
Menjadi Taehyung pasti tidak mudah. Tidak mendapat kasih sayang dari keluarganya sejak kecil, dijadikan seperti pembantu.
"Kau sudah hebat bisa bertahan sampai saat ini. Tetap bertahan, jangan menyerah, semangat." andai Taehyung mendengar perkataan yang baru saja Yoongi ucapkan, ia pasti akan sangat bahagia. Sayangnya Taehyung tengah tertidur pulas sehingga tidak dapat mendengar ucapan Yoongi yang menyemangati dirinya.
To be continued.
Iya, chapternya emang dikit, aku sengaja kok, hehe. Karena aku pengen chapter ini lebih dari 20 chapter, jadi setiap chapternya dikit ㅋㅋㅋㅋ. Ga papa kan dikit? Yang penting fast update hehe..

KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Wrong?
FanfictionAku bahkan tidak mengerti, mengapa mereka memperlakukanku seperti ini. Mereka seperti membenciku.