Part 5

5.7K 437 13
                                    

"Cinta mu pada Olivia, sama besarnya."

Syahara bangkit dari kursi. Ia memilih untuk menuju kamar tamu, dirinya hancur, tapi hatinya akan semakin hancur saat melihat Griss tidak bahagia dengan pernikahan mereka ini. Ia rela melepas demi kebahagiaan Griss. Karena kelak ia juga akan bahagia. Ini bukan lagi demi satu cintanya. Tapi ini demi cinta dua anak manusia yang ia pisahkan.

*********************************
Part 5

Pekat menutupi langit malam. Gemuruh sudah sepuluh menit berteriak. Tubuh Syahara mulai bergetar di dalam kamar. Ia menunggu Griss. Sejak pulang dari kantor, Griss hanya diam saja. Untuk menegur suaminya saja Syahara sedikit takut, karena Syahara berpikir Griss marah karena perkataannya seminggu yang lalu tentang merelakan Griss kepada Olivia. Mereka bahkan tidak mengobrol seperti biasa sebelum kantuk datang setiap malam. Semuanya terasa berubah.

Dan saat malam mulai hitam, ponsel Griss bergetar karena seseorang menelpon. Syahara tahu siapa, tapi ia lebih memilih diam. Karena ia tahu diri. Dan tak lama setelah ponsel itu bergetar, Griss langsung meninggalkannya seorang diri.

Dada Syahara berdebar. Keringat membasahi tubuhnya, di luar mulai hujan. Namun Griss tak kunjung pulang padahal sudah mulai jam sebelas malam. Kepala Syahara pun mulai sakit, dan nafasnya pendek. Banyangan kecelakaan yang merenggut ibunya tergambar dengan sangat jelas. Ia berusaha menenangkan diri, menarik nafas namun rasa sakit dan ketakutan semakin merenggut dikala guntur dan kilatan tajam petir menyambar-nyambar tidak sabaran. Syahara menangis di balik selimut.

"Ibu! ibu.." sebutnya dalam ketakutan. Begitu pekat ingatannya akan kecelakaan mobil yang mereka alami. ibunya meninggal karena berusaha melindungi Syahara kecil yang berumur 5 Tahun. Kakak lelakinya, Gio tak sadarkan diri dengan darah penuh di badan, begitu juga sang Ayah yang berusaha tetap terjaga dan menyelamatkan mereka. Malam itu hujan dan petir begitu memekakkan telinga. Semua orang membantu, namun tidak dengan perasaan Syahara melihat sang Ibu yang memeluknya.

Syahara menangis, namun berusaha ia tahan. Kejadian itu membuatnya sedikit trauma dengan petir dan hujan lebat. Namun, entah mengapa asalkan ada Griss di sisinya, maka semua itu hilang. Rasa cemas, takut, sakit. Hilang.

Malam dimana pertama kalinya Syahara di tinggalkan Griss seorang diri membuat wanita itu sakit. Sampai pagi menjelang pun, Griss belum pulang. Sehingga Syahara menghubungi Gio untuk menemaninya.

"Hara?" Gio masuk ke kamar adiknya dan menyentuh wajah pucat dan panas itu. Ia mendecis, dan mengendong Syahara menuju rumah sakit.

Gio mencoba menelpon Griss namun tak kunjung di angkat. Setelah sekian kali menelpon tak membuahkan hasil, dokterpun selesai menangani adiknya.

"Kenapa bisa begini? Suami mu mana?" Gio berkata tak sabaran. Syahara hanya tersenyum.

"Urusan kantor, Kak." ucap Syahara. Namun Gio tetap tak percaya

"Urusan kantor seperti apa yang meninggalkan istrinya sepanjang malam sampai sakit begini, Hara?"
"Kak kepala ku pusing." Syahara mendecis. Tak ingin kakaknya membahas Griss lagi.

Namun Gio paham betul isi hati adiknya, karena merasa marah dan penasaran, akhirnya Gio pamit dengan alasan kantor, ia menyuruh istrinya datang untuk menemani Syahara. Karena sebenarnya Gio ingin mencari keberadaan Griss hari ini juga.

Gio melacak ponsel Griss dan ternyata ponsel lelaki itu berada di rumah mereka. Gio pun mengambil ponsel itu dan menelpon seseorang untuk mencari Griss.

Namun ketika ia melihat isi ponsel yang tak terkunci dan mendapati panggilan terakhirnya adalah Olivia. Membuat darah Gio mendidih.

"Brengs*k!!" makinya keras. Gio membaca isi pesan Griss dan Olivia terlihat mereka mulai berkomunikasi sejak seminggu yang lalu. Memang tidak ada yang menunjukkan secara jelas hubungan mereka. Namun kalimat Griss yang berkata ia masih memikirkan Olivia begitu menyulut emosi Gio. Walaupun Olivia secara terang-terangan menolak.

Tringgggg....

"Halo? Oke, aku ke sana." Gio berlari kearah mobilnya dan melaju menuju hotel yang di sebutkan oleh orangnya barusan lewat telepon.

"Brengs*k sekali kau, Grissham Alexander!! Berani kau hancurkan hati Syahara. Itu artinya kau akan ku hancurkan!" Gio menaikkan kecepatan mobil. Ia memukul kemudi untuk meluapkan emosi. Rasanya kepala lelaki akan pecah.

Tak lama setelahnya, Gio masuk kedalam hotel dan menuju langsung ke kamar yang di sebutkan, tepat sekali saat dia mendekat. Griss keluar dari kamar tersebut dan tak lama berselang Olivia pun keluar.

"SIALAN!!!"

BUK!!!!!! BUKK!!!

"Kak Gio?!" pekik Griss kaget. Dan Olivia itu kaget melihat itu. Gio menarik nafasnya keras. Ia mengangkat tubuh Griss dan mencengkram kerah kemeja putih milik lelaki itu.

"Oh! Ini yang kau lakukan di belakang Syahara? Dengan sahabatnya sendiri?!"
"Kak.. Ini bukan seperti yang Kak Gio lihat." ucap Griss terbata.
"Saat kau datang kerumah dan meminta Hara menjadi istri mu, aku pernah berkata jangan pernah kau sakiti hatinya, Tuan Grissham Alexander!! Sekali saja kau sakiti! Maka cepat lepaskan adikku dari penderitaan yang kau berikan!!! CERAIKAN SYAHARA!!!"

Gio melepas cengkeraman tersebut hingga membuat tubuh Gio oleng dan terjatuh.

Sejak kejadian itu, hubungan Griss dan Syahara memburuk. Griss sangat terkejut ketika tahu istrinya masuk rumah sakit. Namun ketika ia ingin bertemu, ayah Syahara dan Gio menolaknya.

Tak ada kata kesempatan untuk Griss. Karena melihat sikap Griss yang plin plan dan tak menunjukkan sama sekali ingin kembali dengan Syahara, membuat Gio semakin murka. Di tambah lagi fakta bahwa Griss menginap di hotel bersama Olivia.

Syahara pun semakin mengerti, bahwa Griss berada pada posisi bimbangnya. Di satu sisi ada cinta yang datang di tengah kehampaan pernikahannya selama ini. Cinta yang akan mengobati luka lamanya. Dan di posisi Syahara? Tidak ada yang membuat Griss begitu kuat mempertahankan.

Syahara mengetahui bahwa Olivia mengidam penyakit autoimun dan sedang berusaha melawan penyakitnya. Sahabatnya memerlukan dukungan. Tentu dukungan Griss adalah yang paling efektiv. Sepertinya ia yang harus melepas. Seperti sifatnya selama ini. Apapun itu demi cinta. Syahara rela.

Tak lama setelah kejadian itu, Syahara mengajukan perceraian. Dan jangan kaget ternyata Griss menerimanya tanpa bantahan sedikit pun.

"Apa kau gila?!" Olivia berteriak karena kaget melihat surat perceraian yang di bawa Griss untuk di tunjukkannya kepadanya.

"Syahara sendiri yang mengugat ku. Bukankah dengan begini aku dapat bersama mu kembali, Oliv?" Griss memandang wanita itu. Sedangkan Olivia masih tak percaya.
"Aku bukan datang untuk nenghancurkan pernikahan mu dengan sahabat ku sendiri, Griss. Aku hanya ingin menyapa." ujar Oliv memelas.
"Tidakkah ada lagi cinta itu untuk ku, Oliv?"
"Apa selama 5 tahun pernikahan mu dengan Hara tidak ada artinya di hati mu?" Olivia balik bertanya. Sedangkan Griss diam karena tak tahu jawabannya.

"Aku mencintai mu, Griss. Tapi tidak untuk menghancurkan hati Hara!!" Olivia menangis.
"Kau lebih butuh aku dari pada Syahara." ucap Griss setengah gusar. Ia bimbang, ia ingin bersama Olivia tapi hatinya sakit melihat surat gugatan ini. Namun semuanya sudah terlanjur basah. Ia akan memilih Olivia saja.

"Tidak! Ini hanya kesalahpahaman. Aku menyesal karena mabuk malam itu sehingga pelayan menelpon mu untuk menjemput ku. Tapi malam itu tidak terjadi apa-apa, Griss. Syahara salah paham, begitu juga dengan keluarganya." Olivia bangkit dari duduknya. Kepalanya terasa pusing. Ia agak melemah ketika sesuatu menguras pikirannya.

Tbc

Syahara (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang