[ ABO - Completed ]
Yang Wonwoo inginkan adalah hidup dan tumbuh sebagai Alpha gagah, kuat nan tangguh. Ia ingin menjadi pihak melindungi, bukan dilindungi. Ia ingin menjadi pihak pemberi, bukan pihak penerima.
Dan yang pasti, ia sangat muak karena...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Be aware♡
🔞🔞🔞
Wonwoo berlari panik ke arah kamar yang entah milik siapa-- mungkin milik si empunya rumah. Ia kalut. Ia tidak bisa berpikir jernih sekarang, tubuhnya sungguh panas dan peluh dingin mulai berjatuhan dari dahinya. Wonwoo terduduk lemas di depan pintu kamar. Mengunci pintu tersebut guna menghindari Mingyu.
Tidak! Dia tidak boleh keluar dari ruangan ini sampai Mingyu dan rut nya hilang. Sialnya lagi ia dalam keadaan in heat sekarang. Apa lagi yang harus Wonwoo lakukan untuk kabur dari apartemen mengerikan ini?
Tok tok tok!
"Wonwoo-ya, buka pintunya!"
Tubuh Wonwoo semakin bergetar hebat kala seruan itu terdengar. Lalu ia berjalan terseok berusaha menjauhi pintu dan berniat bersembunyi di balik ranjang besar yang ada disana.
Sungguh, ia harus cepat-cepat memutus kontak feromon nya agar tidak tercium oleh alpha liar yang sedang dalam masa rut tersebut.
"A-ahh..."
Wonwoo mendesah lirih ketika tangannya tak sengaja menyentuh bagian tubuhnya yang lain. Sensitif, seluruh tubuhnya terasa sangat sensitif. Wonwoo terpaksa terus menyentuh titik itu supaya heat nya segera tuntas.
Gedoran pintu kembali terdengar lebih keras, bersamaan dengan gertakan yang dilayangkan oleh Mingyu. Rut sang wild alpha tersebut kali ini benar-benar membuatnya gila, ditambah dengan keberadaan seorang omegain heat di tempat tinggalnya. Alpha mana yang tidak tergoda untuk menuntaskan hasratbinatangnya itu?
"Wonwoo-ya, buka pintu atau aku akan mendobrak paksa."
"P-pergi, sialan!!"
Bugh!!!
Mingyu memukul pintu tak bersalah itu hingga menciptakan bunyi yang nyaring.
Bertepatan setelah bentakan itu terlontar, pintu kamar pun terbuka. Menampilkan penampilan Mingyu yang sungguh berantakan. Nafasnya memburu cepat, kilat tajam penuh amarah itu terpusat pada Wonwoo yang masih berusaha mengindar dari Mingyu.
Wonwoo melempari lelaki jangkung itu menggunakan barang-barang yang ada disekitarnya seraya berteriak keras. Air mata mulai menganak sungai di kelopak manik indahnya, ia sungguh takut saat ini.
"Menjauh dariku, brengsek!" Wonwoo kembali meneriaki Mingyu yang sedang mendekat kearahnya. Air mata pun meluncur dengan sendirinya.
Bagai angin lalu, Mingyu sama sekali tidak memperdulikan suara ancaman dari Wonwoo. Ia berjongkok di depan tubuh bergetar itu, mencengkeram dagu sang omega dan mengapit kedua pipi tirus tersebut agar mengangkat kepalanya.
