09. Idk why

15.5K 1.8K 217
                                    

curhat time : kadang Suni ngerasa sedih karena lapak wp aku semakin sepi hehe but no problem, mungkin mereka udah ada universe lain buat baca cerita kapal kesayangan ini 🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

curhat time : kadang Suni ngerasa sedih karena lapak wp aku semakin sepi hehe but no problem, mungkin mereka udah ada universe lain buat baca cerita kapal kesayangan ini 🍃

⚪⚫⚪

Langkahnya terlihat tergesa. Kaki panjang itu terus menyusuri koridor rumah sakit, bertujuan untuk mencari seseorang yang menganggu pikirannya sejak lama.

Mata tajamnya benar-benar fokus ke depan, Mingyu pun menggunakan pembauannya yang tak kalah tajam agar ia bisa dengan mudah menemukan rubah manisnya. Berharap jika Wonwoo belum pergi terlalu jauh dari tempat ini.

Tanpa sengaja manik Mingyu menangkap perawakan seseorang yang dikenalnya sedang berdiri di depan lift, menunggu pintu terbuka. Tak mengulur waktu lama ia pun bergegas menghampirinya.

Ketika lift berdenting, Wonwoo hendak memasuki lift tersebut. Tetapi belum sedetik kakinya melangkah, ia terkejut karena tiba-tiba lengannya ditarik kebelakang.

Perasaan takut dan kesal menyelimuti dirinya, ketika tubuhnya berbalik ia melihat tubuh tegap dengan kemeja sedikit berantakan tersebut, Wonwoo mengerang kesal dalam batinnya 'apa dia gila?!'.

"Heyㅡ"

Dengan cepat Wonwoo mendongakkan kepalanya, dan manik matanya langsung bersitatap dengan manik hitam tajam yang nampak sangat kacau. Tubuhnya terdiam, perasaan takutnya berubah menjadi kemarahan saat mengetahui siapa orang yang menariknya.

"Kita harus bicara."

Wonwoo menghempaskan cengkeraman tangan Mingyu pada lengannya. "Saya tidak ada urusan lagi dengan Anda, Tuan."

Mingyu meraih lengan kurus itu kembali, kali ini lebih kencang. Kemudian ia menarik tubuh Wonwoo agar lebih dekat dengan tubuhnya.

"Kita. harus. bicara." tekannya.

"Jika aku tidak mau apa kau ada masalah dengan itu?" tantang Wonwoo. Ia kembali menyingkirkan tangan Mingyu walau hasilnya malah nihil. "Aku tak segan untuk berteriak bila kau tetap memaksa!"

Sudut bibir Mingyu terangkat menjadi sebuah smirk. "Ayo, berteriaklah. Aku pun punya alasan agar mereka tetap percaya padaku."

"Alasan? Cih, mengada-ngada."

Mingyu mendekatkan bibirnya ke samping telinga Wonwoo guna berbisik rendah disana. Sedikit banyak tindakannya itu membuat Wonwoo refleks memundurkan kepalanya.

"Ingat Jeon, kau omega ku. Mereka yang ada di rumah sakit ini tidak akan berani menolongmu, bahkan menyentuh sejengkal kulitmu."

"Omega? Dalam mimpimu, dokter Kim yang terhormat." manik Wonwoo dengan berani menatap nyalang manik tajam milik Mingyu.

Cengkeraman Mingyu semakin kencang menyebabkan ruam merah itu tercetak jelas di lengan Wonwoo yang seputih salju. Ringisan kesakitan berusaha Wonwoo tahan, feromon dominan milik Mingyu pun mulai mengusik indera penciumannya.

DISGUISE » Meanie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang