✧ . ' ❀ , , . ✧ °
ᵐ ᵃ ᵍ ᶦ ᶜ ᵃ ˡ ˡ ᵒ ᵛ ᵉ
ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴛᴡᴇɴᴛʏ ᴏɴᴇ" . * ° . ✱ .
"Apa yang kamu lakukan di hutan?" Potter membersihkan celana jeansnya dari tanah yang menempel.
"Aku habis berlatih mantra Patronus." Draco menggigit lidahnya. Demi Merlin, kenapa dia mengatakan hal yang sebenarnya pada Potter?
"Lalu bagaimana?" Potter memandang Draco. Tentu saja Draco memalingkan wajahnya. Tidak mungkin dia mengatakan pada Potter bahwa dia gagal menguasai mantra itu setelah seharian berlatih. "Aku ingin melihatnya."
"A-apa?" Draco tersedak, merasa keringat dingin keluar dari pelipisnya.
"Aku ingin melihat Patronus-mu." Potter berdiri menunggu.
"A-aku…sebaiknya kita kembali ke dalam kastil. Sudah hampir waktunya makan malam." Draco memutar badan dan mulai berjalan menuju kastil, tapi langkahnya dihentikan oleh Potter yang menarik lengan bajunya.
"Ayolah. Biarkan aku membantumu." Potter menatap Draco penuh harap. Draco ragu tapi akhirnya dia mengangguk. Potter melepaskan lengan bajunya.
Draco memasang kuda-kuda, menarik napas dan mulai mengucapkan mantranya.
"Expecto patronum!"
Tidak terjadi apapun.
"Coba lagi." Potter berjalan ke belakang Draco dan meletakkan kedua tangannya di pundak Draco. "Santailah. Konsentrasi. Pikirkan kenangan bahagia. Biarkan semuanya memenuhi pikiranmu dulu."
Draco mengingat kenangan bahagia di masa kecilnya. Perlahan ketegangan di pundaknya mengendur.
"Ya, seperti itu. Santai. Pertahankan kenangan itu di pikiranmu… Sekarang, pilih satu kenangan dan ucapkan mantranya." Potter mengangkat tangannya dari pundak Draco. Sekali lagi Draco mengayunkan tongkatnya dan mengucapkan mantranya. Tidak ada yang muncul.
"Aku tidak bisa melakukannya!" Draco melemparkan kedua lengannya di sisi badannya, tangan mengepal kuat. "Aku tidak bisa mengeluarkan Patronus! Sial. Aku tidak bisa, Potter! Aku sudah terlalu lama berada dalam pengaruh sihir gelap! Aku tidak bisa. Membentuk. Patronus!" Draco berteriak marah, membalikkan badan menghadap Potter.
Draco memandang ke bawah dan bibir Potter menempel di bibirnya.
Bibir mereka hanya bersentuhan, tapi Draco merasa darahnya mendidih, menggelitik seluruh badannya.
Setelah waktu yang terlalu singkat berlalu, Potter melepaskan diri dari bibir Draco. Remaja berambut pirang itu berdesah pelan. Pupilnya membesar sehingga di matanya hanya nampak cincin iris keperakan. Draco menatap Potter yang menatapnya balik, kedua tangan meremas pundak Draco.
Oh Merlin yang Agung dan Salazar yang Hebat beserta ketiga pendiri Hogwarts lainnya dan Baron Berdarah! Harry Potter baru saja menciumnya! Harry. Potter. Baru. Saja. Mencium. Draco! Oh Merlin oh Merlin, apa yang harus Draco lakukan? Dia belum pernah berciuman sebelumnya –karena dia tidak akan membiarkan seorang pun mendekatinya. Oh Merlin apa yang harus dia lakukan? Ketika Theo mencium Pansy, gadis berparas cantik itu membalas ciumannya –bukan memori yang ingin Draco ingat sebenarnya. Jadi haruskah dia membalas ciuman Potter?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕸𝐀𝐆𝐈𝐂𝐀𝐋 𝕷𝐎𝐕𝐄 [ᴅʀᴀʀʀʏ]
FanficTekad Draco untuk mendapatkan kembali tongkat sihirnya dari Potter telah membawa mereka kepada hubungan pertemanan yang unik. . . . . 𝗪𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴 :: - Draco × Harry ship - Mature content © 𝘈𝘯𝘵𝘪𝘨𝘳𝘢𝘷𝘪𝘵𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯 - 𝘧𝘢𝘯𝘧𝘪𝘤𝘵𝘪𝘰𝘯...