Ch. 34 🔮 I want you

30K 2.4K 489
                                    


               ✧           .      '          ❀          ,              ,        .    ✧                °

                     ᵐ ᵃ ᵍ ᶦ ᶜ ᵃ ˡ     ˡ ᵒ ᵛ ᵉ
                   ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴛʜɪʀᴛʏ ғᴏᴜʀ

 "              .     *           °        .         ✱       .     


Dua jam kemudian Draco bangun dengan badan yang segar dan penuh energi. Dia meregangkan badannya. Tangan yang bersarang di permukaan punggungnya mencakarnya.

"Ow, Harry." Draco mencondongkan badannya ke depan, menekankan dadanya ke dada Harry, berusaha menghindarkan kulit mulusnya dari kuku-kuku tajam di bawah bajunya.

"Pagi ini Shacklebolt mengirimkan formulir perekrutan Auror ke Grimmauld Place. Ron dikirimi juga. Kata Shacklebolt kami tidak perlu menjalani tes dan langsung diterima untuk mengikuti pelatihan Auror," kata Harry dari bawah tubuh Draco. Dia memendamkan wajahnya di leher Draco.

"Jadi, kau sudah memikirkannya?" gumam Draco di rambut Harry.

"Yeah. Setelah mendengar kata-katamu, kupikir aku akan mencobanya." Ujung jemari Harry menjelajahi leher Draco. Dia menambahkan, "Dan jangan bilang kalau kau benar."

"Memang aku selalu benar." Draco membenamkan jemarinya di rambut Harry dan menariknya.

"Dasar." Harry menggigit leher Draco. Draco tertawa kecil dan memberi kepala Harry pijatan lembut.

Jam enam sore mereka makan malam bersama di ruang makan utama bersama kedua orang tua Draco. Sepanjang waktu Lucius menatap kesal pada cincin yang ada di jari Harry. Narcissa dan Draco tidak menghiraukannya dan mereka berdua bercakap-cakap mengenai program pelatihan yang akan diikuti Draco dan Harry. Ketika makan malam selesai, Narcissa mengajak Draco dan Harry ke ruang tamu dan berbicara mengenai Grimmauld Place.

"Jadi, jika hanya keturunan Black yang bisa menurunkan lukisan itu, kenapa Ayah angkatmu tidak melakukannya, Harry?" tanya Draco setelah ibunya memberitahu cara menyingkirkan lukisan Walburga Black.

"Entahlah. Mungkin dia tidak sempat?" Harry mengangkat bahu, "Tapi, sepertinya aku punya ide yang lebih baik."

"Selamat, Harry!" Draco bertepuk tangan dan tersenyum menyeringai ketika Harry memutar bola matanya.

"Aku akan meminta bibi Andromeda untuk pindah ke sana bersama Teddy." Harry melihat Draco mengernyitkan dahi mendengar nama Teddy, "Teddy adalah anak angkatku dan dia adalah anak sepupumu, Draco."

"Oh." Draco ingat ibunya pernah bercerita padanya mengenai almarhum Nymphadora Tonk tahun lalu. "Dan kau, Harry, di mana kau akan tinggal?"

Draco menunggu ketika Harry pura-pura berpikir keras. Dan Draco menyipitkan matanya ketika Harry menyinggung nama keluarga Weasel. Draco tahu remaja itu sedang menggodanya. Tapi hanya dengan memikirkan Potter akan tinggal satu atap dengan Weaselette membuat Draco marah dan dia menarik Harry, menempelkan kedua wajah mereka.

"Jangan coba-coba." Draco mendesis di bibir Harry dan menatapnya dengan mata yang mengancam.

Harry tersenyum lebar dan melingkarkan kedua lengannya di leher Draco.

"Aku tidak tahu ke mana lagi aku harus pergi, Draco. Aku tidak punya saudara," bisik Harry, bibirnya menyentuh bibir Draco.

Mendengar kata saudara, Draco teringat oleh perlakuan kejam para muggle yang telah menyiksa Harry-nya di masa kecil. Draco akan mencari informasi mengenai para muggle itu dan bersumpah akan mengunjungi mereka nanti.

Tunggu. 'Harry-ku'… Draco tersipu malu dalam hati.

"Bukankah kau memilikiku?" Draco menjilat bibir Harry.

"Jadi tawaranmu adalah?" Pupil Harry membesar dan dia membuka sedikit mulutnya.

"Pindah ke puriku."

"Oh, demi Merlin!"

Tawaran Draco diikuti oleh teriakan horor Lucius yang baru saja melangkahkan kakinya ke ruang tamu. Harry menoleh ke arah Malfoy senior dan Draco begitu terkejutnya oleh kedatangannya sampai-sampai dia diam terpaku dalam posisi yang tidak pantas. Narcissa muncul di samping suaminya dan melirik ke arah Draco dengan heran.

"Mataku! Cissy!" Lucius meraung dan berlari keluar, mungkin menuju kamar tidur utama untuk mencuci bola matanya kemudian meringkuk di bawah seprai.

"Temui ayahmu di perpustakaan besok untuk berdiskusi mengenai Perusahaan Ramuan Malfoy, Draco. Sekarang, kembali ke sayap kalian, anak-anak! Tidak ada lagi perilaku yang tidak sopan di luar sayap kalian." Narcissa melemparkan tatapan mengawasi sebelum dia meninggalkan ruang tamu tanpa menunggu balasan.

"Ya Tuhan! Ini benar-benar memalukan! Sudah berapa kali kita dipergoki Ibumu?" Harry melepaskan pelukannya dari Draco seraya turun dari pangkuannya dan duduk di sofa.

"Mungkin sebaiknya kita tinggal saja di Grimmauld Place. Ini benar-benar memalukan!" Draco menarik-narik kemejanya ke bawah untuk menyembunyikan satu organnya yang menegang.

Kedua remaja itu tertawa bersama-sama.

Sepertinya Draco tidak memerlukan persetujuan dari kedua orang tuanya mengenai Harry karena dari gelagat yang mereka tunjukkan sudah cukup memperlihatkan penerimaan mereka akan pilihan Draco dengan lapang dada.

"Bisa aku pindah besok?"

"Sekarang juga, Harry."

"Harry?"

"Hm?"

"Kau memakai produk perawatan rambut apa?"

"Hm? Et Lenis, sampo biasa saja. Banyak dijual di mana-mana."

"…"



✧, ♡ . ´ ° 𝐅 𝐈 𝐍 𝐈 𝐒 𝐇 .° ' ,♡ .
⠈⠂⠄⠄⠂⠁⠁⠂⠄⠄⠂⠁⠁⠂⠄⠄⠂⠁⠁⠂⠄

𝕸𝐀𝐆𝐈𝐂𝐀𝐋 𝕷𝐎𝐕𝐄 [ᴅʀᴀʀʀʏ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang