Ch. 33 🔮 I just need you 🔞

26.4K 2.1K 175
                                    



               ✧           .      '          ❀          ,              ,        .    ✧                °

                     ᵐ ᵃ ᵍ ᶦ ᶜ ᵃ ˡ     ˡ ᵒ ᵛ ᵉ
                 ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴛʜʀɪᴛʏ ᴛʜʀᴇᴇ

 "              .     *           °        .         ✱       .     



Draco bangun dan merasa sekujur tubuhnya lengket dan letih, tapi semua itu segera dihilangkan oleh rasa puasnya. Draco membuka lebar matanya dan tersenyum. Dia sedang berbaring di atas tubuh Harry yang memeluknya. Perut dan dada mereka lengket dibaluri sperma Harry.

Draco menggosokkan wajahnya ke leher Harry sambil menghirup aroma remaja itu, kemudian perlahan Draco mengangkat tubuh bagian atasnya. Dia memandangi Harry yang sedang tidur pulas lalu membelai wajahnya dengan lemah lembut. Ujung telunjuknya menelusuri garis wajah Harry, alis, hidung, kemudian berhenti di bibir merah Harry. Bibir yang secara resmi baru saja menjadi candu Draco, menggantikan kecanduannya pada manisan. Bibir Harry adalah hal termanis yang pernah Draco lumat.

Ujung lidah yang basah menyentuh jari Draco dan menariknya ke dalam mulut. Draco tersenyum pada mulut Harry.

"Pagi," Draco menyapa Harry dengan senyum di wajahnya.

"Pagi sudah berlalu beberapa jam yang lalu. Perutku memberitahu sekarang waktunya makan siang." Harry berbicara tanpa melepaskan jari Draco dari mulutnya. Draco tergelak melihat kelakuannya dan menatapnya dengan penuh kasih.

"Um, Draco?" Wajah Harry bersemu merah, "Tarik keluar?"

"Hah? Tarik keluar? Ap—Oh!" Wajah Draco berubah merah padam begitu dia menyadari bahwa dia masih berada di dalam Harry. Dengan hati-hati Draco menarik keluar organ kejantanannya dan memisahkan diri dengan Harry. Kemudian Harry menariknya ke bawah dan menciumnya.

"Aku senang kau ada di dalam tubuhku, tapi saat ini aku perlu ke kamar mandi." Harry melepaskan bibirnya dari Draco, namun kedua lengannya masih melingkar di leher Draco.

Dengan murah hati Draco mengantarkan Harry ke kamar mandi dan setelah itu dengan sukarela menemaninya mandi dan berendam di Jacuzzi. Di situ pulalah untuk pertama kalinya mereka mendapat pengalaman fellatio dari satu sama lain. Menggelikan pada awalnya, tapi mereka benar-benar menyukainya.

Setelah berpakaian, mereka berdua berjalan menuruni tangga menuju ruang tamu untuk menikmati deburan ombak di pantai yang membentang di depan vila.

"Aku tidak membawa makanan ke sini, Harry. Jadi kalau kau lapar, kita harus kembali ke puri," Draco memberitahu Harry yang duduk di sampingnya, membaringkan kepalanya di dada Draco seraya memainkan cincinnya. Draco sendiri membelai rambut Harry yang lembut. Tentunya masih kalah lembut dibandingkan rambut Draco.

"Aku tidak tahu apakah aku bisa kembali ke sana, Draco…" Harry menengadahkan kepalanya untuk melihat Draco.

"Apakah puri itu membuatmu bermimpi buruk?" Draco mengecup pelipis Harry.

"Entahlah. Tapi setelah pertempuran itu aku masih mengalami mimpi buruk." Harry memandang jauh ke pantai.

"Sebenarnya mimpi burukmu itu seperti apa?" Draco menyesal dan berpikir seandainya saja dia bisa merangkul Harry saat remaja itu mengalami mimpi buruk di masa lampau. Tapi tentu saja itu tidak mungkin, karena hingga tahun kemarin status mereka satu sama lain adalah musuh.

"Hanya hal-hal acak seputar pertempuran." Harry mengangkat bahu.

"Bukan spesifik mengenai Pangeran Kegelapan atau Pelahap Maut?" Draco memutar kepala Harry untuk menatapnya.

𝕸𝐀𝐆𝐈𝐂𝐀𝐋 𝕷𝐎𝐕𝐄 [ᴅʀᴀʀʀʏ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang