Ch. 23 🔮 It's Too Close 🔞

25.2K 2.3K 490
                                    



               ✧           .      '          ❀          ,              ,        .    ✧                °

                     ᵐ ᵃ ᵍ ᶦ ᶜ ᵃ ˡ     ˡ ᵒ ᵛ ᵉ
                 ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴛᴡᴇɴᴛʏ ᴛʜʀᴇᴇ

 "              .     *           °        .         ✱       .     





Pagi itu Draco bermimpi tentang sekawanan naga. Para naga itu menyerang dan mencoba menguasai Dunia Sihir. Para naga itu menghujani para penyihir dengan permen kapas berwarna oranye dan semua yang terkena akan terbakar. Kemudian sebongkah permen kapas terlempar ke arah Draco. Bongkahan itu mengenai pipi kirinya. Draco menegang, bersiap merasakan panas dan rasa sakit. Tapi bongkahan itu menggelinding jatuh mengikuti garis rahangnya. Kemudian bongkahan itu terlontar kembali ke pipi Draco dan membelai wajahnya. Mengedipkan mata dengan cepat di alam mimpinya membuat Draco terbangun. Ketika membuka mata, Draco menatap langsung mata hijau Potter. Tangan hangat menempel di pipinya.

Draco berkedip.

Potter berkedip.

Wajah Draco memerah.

Wajah Potter berkeringat dingin.

Wajah Draco bersemu merah.

Potter berkedip; kedua alis matanya terangkat. Dia mengusap bibir bawah Draco dengan ibu jarinya.

Draco panik.

Potter menyeringai.

Mata Draco terbelalak lebar.

Dan Potter menyentuh bibir Draco dengan bibirnya.

Apa apa apa?

Dalam hati Draco merasa panik. Potter menciumnya! Hal itu membuat sekujur tubuhnya memanas! Darah mengalir dengan kencang di setiap nadinya! Dia tidak bisa bernapas! Pikirannya terhenti! Merlin yang Pengasih!

Ibu, tolong aku!

Kemudian Draco mendengar Potter tertawa terbahak-bahak. Tubuhnya bergetar.

"Apa?" Draco menghardik kesal.

"Wajahmu!" Potter berusaha berbicara di antara gelak tawanya.

"Apa?" ulang Draco, semakin lama semakin merasa kesal.

Potter terus tertawa dan Draco membiarkannya sampai remaja itu berhenti tertawa kehabisan napas. Draco menaikkan alisnya, meminta penjelasan. Potter hanya membalasnya dengan senyum yang lebar. Dan sebelum Draco sempat bertanya lagi, bibir Potter yang hangat menyentuh bibirnya lagi. Kali ini Potter menyelipkan lidahnya ke dalam mulut Draco. Merasa kejadian ini tidak masuk akal, Draco tertawa di dalam mulut Potter. Draco merasakan senyuman Potter di antara ciuman demi ciuman dan pergulatan lidah pun dimulai.

Tangan Potter menyelip ke dalam rambut Draco; tangannya yang satu lagi memegang leher Draco. Draco sendiri mempererat rangkulannya pada tubuh Potter. Jika mereka terus melakukan hal ini, dengan cepat Draco akan menguasai seni berciuman. Dan seolah membaca pikirannya, Potter bergumam betapa lihainya Draco berciuman. Draco berhenti mencium Potter dan memandang wajah remaja di hadapannya, menelitinya dengan seksama.

"Kau mengatakan hal itu seperti kau sudah punya cukup pengalaman saja untuk dibandingkan. Siapa dia? Si Weaselette itu?" Draco memberungut ketika menatap Potter yang mengerutkan wajahnya saat Draco menyebut nama Weaselette. Hal itu membuat Draco senang, walaupun saat itu dia merasa mual membayangkan Potter mencium Weaselette.

𝕸𝐀𝐆𝐈𝐂𝐀𝐋 𝕷𝐎𝐕𝐄 [ᴅʀᴀʀʀʏ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang