5.2 ; Nostalgia

320 63 0
                                        

"Rachel temen gue"

"Lu ga mabuk sama dia, kan?"

"Engga lah"

"Kok bisa sama dia?"

"Gue lupa, Lun"

"Iya jelas, udah mabuk berat gitu juga"

"Lu sendiri kenapa bisa sama Gavin waktu itu?"

Skor mereka sekarang 1-1.

"Kak Gavin abis dari rumah lu terus nelpon gue, nyariin tuh. Kebetulan waktu itu gue juga mau nyariin lu. Ya udah bareng deh"

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketemuan terakhir mereka pas di taman kota itu.


Sekarang udah masuk tahun ajaran baru dan yaa, kemaren-kemaren Alvaro masih sering berangkat pulang bareng sama Aluna. Tapi sekarang kayanya ga bisa lagi karena dia barengin adeknya.

"Wuih, pacar baru, Var?"

Alvaro langsung ditanyain begitu sama Pak Min waktu lewatin pos satpam. Untung Salmanya udah duluan pergi.

"Bukan, Pak. Adek kelas itu"

"Ah yang kemarin juga kamu bilangnya adek kelas, akhirnya jadian kan"

"Itu mah beda lagi. Ini mah adek saya"

"Adek kandung?"

"Adek pungut"

"Heh serius kamu"

Alvaro ketawa, "Ya bukan lah. Duluan ya, Pak"

Pamitnya bukan ke kelas, tapi ke office. Hari ini kan tingkatnya Aluna bakal bertugas buat bantu anak OSIS ngurus MPLS.

Sampai di sana ketemu tuh Varo sama Aluna.

"Luna"

"Kenapa?"

"Lu bagian dokumentasi bukan?"

"Pengen sih, tapi gue jaga kelas nih"

"Kalau ketemu sama kelasnya adek gue, pura-pura ga kenal aja ya. Kalau dia banyak tingkah marahin aja"

"Ih kok gitu sih, nanti dia jadi ga suka sama gue gimana"

"Profesional dong"

"Iya deh iyaa"

Varo ngambil kamera terus dia kasih ke Aluna, "Nih coba belajar pegang, gue ajarin. Kalau mau nyalain di sini, kan udah nyala nih. Nah masuk ke galerinya begini, kalau mau keluar pencet ini. Atur fokusnya bisa lu giniin, kalau udah pas pencet yang ini buat foto"

Aluna nyoba semua yang diarahin Alvaro tadi, dia ngarahin lensanya ke arah basecamp anak OSIS yang ga jauh di depan mereka. Pas kameranya udah fokus ke objek langsung dipencet foto sama dia.

"Mana liat hasilnya", kameranya diambil sama Alvaro.

Ternyata yang difoto Aluna tadi itu Gavin.

Sialan.

Kameranya dibalikin ke Aluna, "Ya lumayan lah"

"Gue bawa ya? Nanti kalau bosen di kelas gue mau tuker jadi bagian dokumentasi deh"

"Iya terserah lu aja"

"Oke, gue bawa"

"Jangan lupa dibalikin ke office"

"Siap komandan"

"Gue balik dulu ya, semangat bertugas"

Ga lama abis Alvaro pamit dari sana, Gavin nyamperin Aluna.

"Bagian dokumentasi, Lun?"

"Bukan sih, Kak. Aku jaga kelas katanya"

"Jadi pengen ikut", Gavin ketawa.

"Ikut aja yuk"

"Ayo nih"

"Ih jangan lah, kan udah tingkat 3. Waktunya santai, hehehe"

"Gapapa lah, saya juga males balik lagi. Udah terlanjur di sini"

Bel masuk udah bunyi, bikin kaget.

"Loh udah mulai", Aluna langsung siap-siap pergi ke lapangan depan.

"Semangat ya"

.

Sekitar 3 jam Aluna jaga kelas, bosen juga dia akhirnya. Untung ada temen satu tingkat bagian dokumentasi yang mau tuker posisi sama dia.

Jadilah dia sekarang keliling kelas buat jepret jepret. Udah beberapa kelas yang dia masukin, sekarang masukin kelasnya Salma.

Aluna nurutin apa kata Varo tadi, tapi dia tetep senyum ke Salma pas diliatin sama orangnya.

Sebentar aja sih di sana, abis itu dia keluar mau ke kelas lain.

"Istirahat aja, Lun. Bagian situ udah selesai", kata temennya yang juga bagian dokumentasi.

"Iyaa? Ya udah deh kalau begitu"

Akhirnya Aluna duduk di tangga penghubung gedung C-D sama lantai duanya. Mainin kameranya sambil liat hasil jepretannya sendiri.

"Wah ternyata gue berbakat juga"

"Ngomong sama siapa?"

"Loh?! Kak, ngagetin aja sih"

"Gitu aja kaget"

"Salah sendiri datengnya kaya setan, huu"

"Ngapain tuh kamu?" Gavin ikut duduk di sebelah Aluna, sambil ngintipin kameranya.

"Kakak mau aku fotoin?"

Pas Aluna ngarahin lensanya ke Gavin, cowo itu langsung pasang pose.

Jepret.

Walaupun skill foto Aluna ga bagus-bagus amat, berkat visual Gavin yang fotoable hasilnya malah jadi bagus.

"Bagus tuh, nanti saya minta fotonya"

"Bayar, Kak"

"Ayo kantin sekarang"

"Ih bercanda tau"

"Ya kamu bercanda, saya mah serius ngajakin ke kantinnya"

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang