"Mungkin dulu aku pernah menjadi anak paling bahagia di dunia ini mempunyai Appa dan Eomma yang begitu mencintaiku dan hidupku apapun bisa ku miliki, tapi semenjak mereka tiada bibiku mengambil alih semuanya bahkan aku menjadi bonekanya. Aku selalu disiksa dan disuruh membereskan rumah, aku sudah tidak kuat lagi. Saat itu bibi dan pamanku pergi, aku ditarik oleh Jiseong kebelakang rumah, aku kira hidupku akan berakhir disitu ternyata Jiseong sepupuku lah yang membantuku pergi dari rumah terkutuk itu" Shinwon meneteskan airmatanya, ia sangat terguncang dengan apa yang ia alami,
"Kak Shinwon" lirih Kino, Kino bocah manis itu menangis mendengar cerita Shinwon remaja berbahu lebar itu.
"Kino juga, pernah merasakan masa kecil yang indah bersama Eomma dan Appa yang begitu menjaga Kino, sampai suatu ketika Appa bangkrut dan Eomma juga meninggal bersama adikku dalam kecelakaan. Disitulah Appa mulai berubah, sering mabuk dan sering mencaciku. Ada kesempatan kabur aku berlari sekencang mungkin sampai aku kehilangan arah" Kino menangis disela ceritanya,
Hui, Jinho dan Hongseok paham betul penderitaan mereka alami, pergi dari rumah dalam keadaan menyedihkan dan kelaparan, tidak peduli kedepannya bagaimana, yang penting keluar dari tempat menyesakkan itu, lalu berharap ada seseorang yang membantunya untuk makan.
"Tidak apa apa, mulai sekarang kita harus saling melindungi. Kita kakak adik sekarang" Jinho tersenyum sambil menepuk bahu lebar milik Go Shinwon,
"Kita paham jadi kita harus saling melindungi oke" ucap Hui sambil merangkul Hongseok.
"Terima kasih kak" Shinwon dan Kino bersamaan,
"Kalian masih sekolah?" Tanya Hongseok
"Aku semester akhir menengah atas, kak" jawab Shinwon,
"Kino, semester akhir menengah pertama" Kino menimpali Shinwon.
"Kita akan menyekolahkanmu, kejar mimpimu ne" Hui memberikan brosur sekolah untuk Kino dan Shinwon,
Mata mereka berdua membulat, tangan mereka bergetar. Mereka akan sekolah dengan bebas tanpa rasa ketakutan lagi, Kino dan Shinwon menerima brosur itu dengan tangan yang bergetar, bibir mungil Kino bergetar.
"Te..terima kasih kak" Kino kembali menangis,
"Kakak akan urus semuanya tapi berjanjilah untuk semangat oke" Hongseok tersenyum sambil menyumbulkan jari kelingkingnya,
"Dan ini hadiah dari Kakak" Jinho memberikan dua kotak ponsel baru untuk Kino dan Shinwon.
.
.
."Hai semua, perkenalkan aku Kang Kino, mohon bantuannya" Kino membungkuk lalu tersenyum, teman teman sekolahnya baik baik langsung membalas senyum kino,
"Ne sekarang Kino kamu duduk di bangku kosong itu" perintah Min Ssaem,
Kino berjalan santai kearah bangku kosong itu, tapi Kino melihat wajah anak anak kelasnya menjadi sedikit aneh. Tapi masa bodo lah yang ia lakukan sekarang adalah belajar dan membuat kakak kakak nya bangga,
"Hey bangku ini kosong?" Kino mencoba bertanya kepada wanita di depan meja duduknya,
"Ada dua orang kok, tapi siswa satunya selalu dateng siang, yang satunya anak pindahan sama kayak kamu tapi sekarang udah engga pernah masuk lagi" jelas perempuan itu,
"Terima kasih" Kino duduk dan membuka bukunya,
Tling
'Kino-ya gimana sekolahmu?'
Kino tertawa membaca pesan singkat kakak tertuanya, Jinho.
"Mereka baik baik Kak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice (For You)
General Fictionapa yang terjadi pada hidup ini mungkin terkadang seperti lelucon, PTG OT9 please enjoy and happy reading