Sacrifice (For You) [10]

53 12 6
                                    

'Gelap'

'Kak'

'Kakak'

'Kak Hoejoon'

'Hoetaek-ah Ini kesempatanmu harus pergi dari sini'

'Kakak percaya padamu, aku mohon Hoetaek-ah lanjutkan hidupmu dengan baik'

'Ini, Kakak ada sedikit uang untukmu Dik'

'Jaga dirimu baik baik Hoetaek-ah'

'Kak Hoejoon'

Praaaanngg

"Hui bangun" Hoseok membangunkan Hui yang sudah tiga jam tertidur, Hui terkaget sontak lingung dengan barusan yang terjadi di mimpinya. "Astaga Hoseok aku ketiduran?" panik Hui lalu mengambil tisu basah untuk mengelap wajahnya,

"Iyaa kamu ketiduran sudah pagi juga, aku bangunin kamu karena supir Tuan Yang sudah mengeluarkan mobilnya" jelas Hoseok namun Hui termenung menatap luka ditangannya bekas terkena pecahan beling beberapa tahun silam,

"Hoseok-ah, aku tadi bermimpi" Hui menyenderkan dirinya kekursi, Hoseok menoleh kearah Hui menyimak cerita sahabatnya itu,

"Aku mimpi buruk lagi" Hui menatap atap mobil yang dinaiki Hui,

"Hui, sudahlah itu hanya mimpi. Sekarang lanjutkan hidupmu yang baru" Hoseok mengusap bahu kurus Hui yang sepertinya sedikit terisak,

"Hui, pakai sabuk pengaman kita jalan" Hoseok melajukan mobilnya saat mobil Tuan Yang sudah mulai bergerak. Dan Hui tersadar langsung mengambil walkie talkie miliknya,

"Nenek Frozen, masuk" tutur Hui. 'Disini nenek Frozen masuk', "siaga ditempat, target melaju kearah Nenek Frozen dan Mba Tangled" perintah Hui lalu menaruh lagi walkie talkie miliknya,

"Tunggu sebentar, Kakak akan pulang" batin Hui sambil fokus dengan GPS yang ia pasang di mobil target.
.
.
.

Dirumah harapan tidak ada yang berangkat sekolah bahkan Jinho izin untuk tidak berkerja sehari, Jinho setelah mendengar cerita Shinwon dan Yanan menjadi engga untuk berangkat kerja. Pagi ini juga Yuto sedang demam tinggi, Yanan dan Changgu membantu Hongseok menangani deman Yuto yang tinggi,

Jinho dibantu Shinwon mencoba membuat bubur dan Kino dibantu Wooseok membuat sarapan walau hanya roti panggang dan susu,

"Kak demamnya tinggi, apa itu wajar?" Shinwon bertanya ke Jinho namun Jinho sendiri tidak yakin dengan analisanya sendiri, dia hanya karyawan pegawai negri bukan seorang dokter.

"Kakak engga tau Dik, percaya aja sama Hong" tutur Jinho sambil menaruh bubur abalon untuk Yuto dan sisanya untuk yang mau saja,

"Shinwon, buat ramen saja biar agak kenyang, itu kimchinya di kulkas abu abu" ucap Jinho lalu membawa nampan berisi bubur dan air mineral keatas lantai dua,

Ceklek

"Hong, ini buburnya. Changgu-ah, Yanan-ah turun dan makan dulu, biar Yuto Kakak yang jaga" perintah Jinho untuk kedua adiknya, Changgu dan Yanan menaruh kompresan lalu turun kebawah untuk sarapan.

"Hong, apa yang terjadi?" Jinho mendudukan dirinya di kasur samping Yuto yang belum membuka matanya dari semalam,

"Cedera otaknya ternyata berujung menyerang imunnya Kak, prediksi kami Yuto akan mengalami dua hal, kelumpuhan atau kematian. Belum lagi Yuto memiliki HB darah yang rendah serta kalau kita lihat Yuto lahir prematur karena Yuto tidak seperti anak normal lainnya, Yuto lebih lambat daya pikirnya ketimbang Kino dan Wooseok yang sebaya" jelas Hongsek kepada Jinho yang masih menatap Yuto dengan iba,

Sacrifice (For You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang