'Rumah harus menjadi jangkar, pelabuhan dalam badai, tempat berlindung, tempat yang menyenangkan untuk tinggal, tempat di mana kita dicintai dan di mana kita bisa mencintai'
.
.
.Sudah seminggu Changgu tinggal bersama Hui dan yang lain, hidup Changgu lebih berwarna dan bisa melanjutkan sekolahnya. Ia satu sekolah dengan Shinwon terkadang selalu pulang bersama Kino, adik manisnya itu.
Mereka sedang sarapan tanpa Hui, Hui mempunyai pekerjaan kasus di sekitar situ. Jinho yang tertua mengamati makan sang adik agar mereka makan dengan banyak, Hongseok menyiapkan bekal untuk ketiga adiknya yang masih sekolah.
"Changgu-ya tolong tambah nasi" Shinwon memberikan mangkuk kosong ke Changgu, lalu Changgu mengisi mangkuk kosong itu dengan nasi dan memberikannya kembali ke Shinwon.
Ceklek
Pintu terbuka dengan cepat yang lain datang ke ruang tamu, ternyata itu Hui tapi dia tidak sendirian dia membawa anak remaja bertubuh tinggi, tubuhnya penuh dengan lebam dan darah dimana mana.
"Wooseok" teriak Kino yang tidak percaya teman sebangkunya yang sempat tidak masuk seminggu itu kini bersama sang kakak,
"Kamu kenal" tanya Hui,
"Ya tentu Kak, dia teman sebangku Kino" jawab Kino,
"Baiklah, Hong-ah obati dia dan berikan dia bubur. Kakak mandi dulu" perintah Hui lalu masuk kedalam kamarnya.
"Kak Hong sini Changgu bantu" Changgu menawarkan diri membantu Hongseok, Hongseok mengangguk lalu membuka cairan alkohol pembersih luka.
Pelan pelan Hongseok dan Changgu membersihkan luka Wooseok, Wooseok remaja tinggi itu meringis kesakitan.
"Wooseok-ah, tahan ne" Hongseok mengguyur alkohol ke luka terbuka Wooseok, pelan pelan Hongseok menjahit luka terbuka itu dibantu Changgu. Shinwon memberikan air mineral dan Kino mengelap peluh Wooseok,
"Terima kasih kak" Wooseok berterima kasih setelah lukanya di balut perban,
"Tinggalah di sini sampai pulih atau sampai kamu bisa mencari pekerjaan sendiri" ucap Hongseok merapikan alat kedokterannya.
"Apa boleh" Wooseok tidak percaya,
"Tentu, aku, dan yang disini adalah anak yang sama kasusnya sepertimu. Kak Hui membawamu kesini adalah jodoh baik" tutur Changgu,
"Awalnya aku juga percaya tak percaya tapi aku yakin disini hidupku" Shinwon duduk di sebelah Wooseok.
"Hai Wooseok-ah" Jinho datang membawa cemilan lalu menaruh di meja depan Wooseok,
"Dimakan yah" Jinho ikut duduk di susul Hui yang selesai mandi.
"Oke kita berembuk kamar" Hui baru selesai bersih bersih lalu duduk di sebelah Hongseok,
" boleh" jawab yang lain, Wooseok tersenyum kaku masih sangat canggung.
"Aku akan tidur di kamar yang kecil di pojok, Hong dan Kak Jinho di kamar depan, Shinwon dan Changgu kalian di kamar tengah dan Kino Wooseok kalian di lantai dua" ucap Hui, dan yang lain mengangguk senang.
"Hari ini kalian bereskan barang kalian sesuai yang Hui bicarakan" tutur Jinho,
"Wooseok-ah, sekarang kami keluargamu oke, kamu aman disini" Kino remaja manis yang tersenyum,
Kino sekarang paham alasan mengapa Wooseok selalu berangkat siang dan dalam keadaan kotor, ternyata Wooseok adalah anak korban KDRT yang dilakukan Ayahnya. Sebelum sekolah Wooseok masak, membereskan rumah dan bekerja sampingan, itu Wooseok lakukan untuk menutup hutang sang Ayah yang besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice (For You)
General Fictionapa yang terjadi pada hidup ini mungkin terkadang seperti lelucon, PTG OT9 please enjoy and happy reading