Ada sebuah arti dari kesulitan,
Ada kenangan dikala kehilangan,
Ada tawa disela tangisan,
Dan ada kehidupan baru setelah kepedihan.
Tuhan telah menciptakan bermacam kebahagiaan yang sempurna untuk semua orang,
Namun terkadang untuk mendapatkan kebahagiaan itu seseorang melupakan Tuhan itu ada karena kepedihan yang menyalahkan keadaan, kebahagiaan tidaklah instan, hal itu harus di gapai dengan kita selalu memanfaatkan kesempatab di setiap waktu.
.
.
.
.
.Mobil Porche hitam terparkir sempurna di halaman rumah yang terbilang mewah, rumah itu mereka sebut dengan rumah harapan yang dimana mereka mendapatkan harapan baru untuk hidup yang lebih baik lagi,
Tiga orang pria keluar dari mobil itu dan yang tertua membantu yang lebih muda masuk kerumah yang disuguhi tangga setinggi seratus empat puluh lima sentimenter itu, yang bertubuh kekar membawa tas dan belanjaan untuk perlengkapan yang muda,
Ceklek
"Chaaa kita sampai dirumah kita, tuh lihat kan banyak orang disini" Jinho menunjuk foto keluarga mereka kepada Yuto. "Nanti ada kamu kita akan foto lagi, pasti menyenangkan" lanjut Jinho yang membantu Yuto duduk ke sofa,
"Disini hanya kita dulu, nanti malam mereka pulang" Hongseok yang datang masuk membawa belanjaan, Hongseok dan Jinho masuk kedalam meninggalkan Yuto seorang diri,
Mata Yuto melihat foto delapan orang pria itu, dan benar ada sosok yang ia cari yaitu remaja manis bernama Kino, dan mata Yuto kembali menjelajahi foto itu kembali dan mata itu,
Deg
"Ka-kak" seketika dada Yuto menjadi sesak dan matanya memanas. "Kak Yanan Hiks hiks itu kah kau?" Yuto membekap mulutnya dengan tangannya, apakah benar sosok pria itu adalah kakak yang selama ini dia tunggu?
"Mata itu, Yan An" Yuto mencoba bangkit namun gagal ia terjatuh karena trauma otaknya menyerah motorik remaja lima belas tahun itu sudah rusak,
Trang
Suara tongkat Yuto yang terjatuh akibat tubuhnya belum bisa menyeimbangkan tubuhnya yang masih belum pulih,
"Astaga Yuto-ya. Hong bantu kakak" teriak Jinho saat melihat Yuto jatuh tersungkur di bawah, Hongseok yang memakai apron langsung membawa Yuto kedalam kamarnya untuk istirahat.
"Sini kamu istirahat dulu dikamar kakak" Hongseok menidurkan Yuto di kasurnya, Yuto masih tetap diam dan tidak merespon ucapan Hongseok. "Apa ada yang tidak nyaman?" Hongseok khawatir dengan wajah pucat tanpa ekspresi itu,
"Yuto-ya kamu dengar kakak?" Hongseok menepuk kedua pipi remaja itu,
"Ka-kak" Yuto berkata dengan suara parau, kesadaran Yuto semakin menipis dan semuanya menjadi gelap. Hongseok dan Jinho saling bertatapan,
"Hong apa ini wajar?" Jinho yang panik. "Wajar kak, trauma otak dimana pasien memiliki ganguan kesadaran, motorik dan perilaku. Menurut Hong, Yuto itu hanya belum terbiasa nanti juga akan baik baik saja" jelas Hongseok.
"Yasudah biarkan dia istirahat saja" Hongseok kembali masak untuk adik dan kakaknya, Jinho duduk disebelah Yuto sambil mengusap surai Hitam Yuto,
"Andai adikku masih hidup pasti sudah sebesar kamu" Jinho menarik nafas beratnya, sangking Jinho melamun sampai Jinho tidak sadar kehadiran Hui yang sudah berada disana sekitar tiga menit yang lalu,
Namun Hui memilih untuk kembali masuk kekamarnya dan tidak ingin menganggu acara melamun sang Kakak, saat didapur Hui melihat Hongseok diam melamun di wastafel sambil memegang spatula ditangan kanannya, matanya memerah dan bekas jejak airmata yang turun dari mata indah seorang
Yang Hongseok,
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice (For You)
General Fictionapa yang terjadi pada hidup ini mungkin terkadang seperti lelucon, PTG OT9 please enjoy and happy reading