'Aku pikir, perjalanan hidupku telah berakhir. aku pikir, aku telah mengakhiri rasa sakitku yang tumbuh bersamaku selama bertahun tahun. Namun kali ini keajaiban datang lagi kepadaku, dan untuk kesekian kalinya Tuhan mendengar doaku'
.
.
."Kau akan menyesal dengan semua yang kau lakukan RYOHEI" histeris Jinho yang di pegangi Hongseok,
Ryohei dan Tuan Adachi masuk kedalam mobil polisi dan Hongseok membawa Jinho masuk kedalam ambulans yang beda dengan yang lain, Changgu ditandu masuk kedalam ambulans bersama Shinwon yang tertembak di kaki dan lengan,
Wooseok mengalami patah tulang dan pendarahan dilambung, Kino tidak memiliki luka serius namun Kino memiliki trauma akibat kejadian ini, Yanan yang ikut mengejar Tuan Adachi bersama Hoseok mempunyai luka lecet dan luka robek namun sudah diatasi pihak medis di rooftoop.
.
.
.
.Suara blanker yang terdengar jelas di lorong menuju UGD, ada lima belas blanker yang saling beradu menuju UGD. Hongseok masuk kedalam operasi Yuto, Hongseok tidak bisa bahkan tidak sanggup untuk mengoperasi Hui,
"Tuhan tolong selamatkan kedua adikku" gumam Jinho yang terus berdoa di depan ruang operasi,
Hoseok dan Hyungwon pamit lebih dahulu untuk mengurus kasus yang akan mereka tutup dan Hyungwon tentu saja mempersiapkan untuk sidang yang akan membawa kedua orang itu untuk diadili,
"Kak, makan dulu yuk, lama nunggu mereka selesai" tutur Yanan sambil memberikan sekotak makanan untuk Jinho,
"Engga Dik, Kakak engga lapar. Kamu sama adik adikmu makan duluan sana" Jinho menolak untuk makan, Yanan menarik nafas beratnya dan menghembuskannya dengan pasrah.
"Kak, kami sudah makan. Hanya Kakak yang belum makan, yuk dimakan dulu" Yanan akhirnya menyuapi Jinho dengan perlahan,
Yanan paham Jinho dan Hongseoklah orang yang paling merasa terpukul jika Hui dan Yuto mengalami masa sulit, dan Yanan merasa tidak bisa membantu banyak untuk membantu saudara barunya,
Kino sedang menyuapi Wooseok yang terluka begitu juga Changgu yang mempunyai luka yang paling berat diantara mereka, Shinwon punya luka tembak namun tidak terlalu dalam. Yanan lah satu satunya yang bisa diandalkan untuk menenangkan Jinho,
"Nan, apa Hui akan baik baik saja?" tanya Jinho,
"Kak, aku percaya Kak Hong dan rekan medisnya bisa memberikan keajaiban untuk kedua saudara kita" Yanan memeluk sosok mungil dihadapannya itu,
"Jadi Kak, kita harus berdoa dan terima kenyataan lalu melalui ini bersama" lanjut Yanan dalam pelukan Jinho,
"Yanan-ah, terima kasih" ujar Jinho sambil melepaskan pelukannya.
.
.
."Adachi Ryohei, akhirnya kau kalah dengan permainanmu sendiri hahahaha menyedihkan bukan" ejek Hyungwon sambil menunjukkan semua bukti yang Yuto berikan kepadanya beberapa waktu yang lalu,
Ryohei diam membisu sambil menundukkan wajahnya, seakan membenarkan perkatanyaan Hyungwon jika dia kalah dengan permainannya sendiri. Ryohei dan Ayahnya terlalu memandang remeh adik yang dulu ingin sekali ia habisi namun kini adik kecilnya itu membuktikan ucapannya sendiri,
"Hey kau jaksa, bisa aku meminta sedikit permintaan" Ryohei menatap Hyungwon, Hyungwon dan Hoseok disana hanya bisa memandang remeh Ryohei,
"Boleh aku bertemu Yuto?, kau boleh menghukum mati aku tapi izinkan aku bertemu Yuto" ujar Ryohei sambil memohon kepada dua orang penegak hukum itu,
"Apa yang mau kau lakukan hah, sudah membanting adikmu hingga terkapar dan masih kau tembak. Dan kau dengan seenak jidatmu ingin bertemu, cih tidak akan ku biarkan" kesal Hoseok kepada pria yang sepertinya seusia dengannya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice (For You)
General Fictionapa yang terjadi pada hidup ini mungkin terkadang seperti lelucon, PTG OT9 please enjoy and happy reading