'Hembuskan nafasmu dan pejamkanlah matamu, katakan aku pasti bisa dan bukalah matamu maka semuanya akan baik baik saja'
Yuto menutup matanya sambil mengingat kata kata yang pernah Jinho berikan kepadanya, mata indah itu terbuka lalu Yuto melepaskan tongkatnya lalu mencoba berjalan perlahan walau masih kaku selangkah demi selangkah Yuto mulai menyeimbangkan tubuhnya,
Kebetulan dirumah Yuto hanya seorang diri karena Hui sedang mengambil uang di ATM, Yuto berhasil melangkah dari dapur ke ruang tamu tanpa bantuan tongkat. Yuto senang karena kata kata sang Kakak begitu ajaib untuk Yuto pakai,
Kali ini Yuto kembali keruang makan dengan perlahan kaki itu berhasil mengantarkan Yuto keruang makan yang jaraknya lumayan jauh karena rumah ini begitu luas,
"Tangga, apa aku bisa? PASTI BISA" Yuto kembali mengepalkan tangannya lalu kakinya perlahan menaiki anak tangga, satu persatu ia langkahkan dengan yakin bahwa ia bisa.
Sepuluh menit akhirnya Yuto berhasil sampai lantai kamarnya dilantai tiga, Yuto masuk dan mengambil tongkat cadangannya di kamar lalu ia mencoba menulis di papan yang biasa Hongseok dan Yanan pakai untuk mengajari Yuto pelajaran,
Yuto memang belum sekolah namun Hongseok dan Yanan kadang mengajari Yuto pelajaran yang ada di sekolah jika Hongseok libur, Yuto waktu itu belum bisa menulis karena motoriknya masih buruk dalam melakukan gerakan tapi kali ini tangan Yuto berhasil menulis dipapan tulis,
"Wooooaaaaah aku bisa" teriak Yuto dengan senang sambil lompat lompat karena bisa menulis dan berjalan tanpa tongkat,
"Aku bisa ap- Aaargh" Yuto memegangi kepalanya yang sakit, lalu seperti biasa kalau ia kecapekan efeknya akan seperti ini, kepala sakit, mata buram, dada sesak dan tubuh lemas,
Yuto langsung berjalan kekasurnya lalu duduk dan membuka laci, tangannya mengambil beberapa obat dan meminumnya, setelah itu Yuto mencoba untuk menidurkan dirinya agar relax kembali,
"Niat ada tapi fisik engga mendukung, Kak Hong benar seharusnya aku engga memaksakan diri terlalu jauh" sesal Yuto setelah merasakan sakit diseluruh tubuhnya,
Karena efek obat membuat mata Yuto begitu berat, Yuto tidak kuat menahan kantuk dan akhirnya dengan mudah Yuto tertidur pulas.
."Yuto-ya, Kakak pulang" teriak Hui di ruang makan, namun Hui tidak menemukan sosok yang ia cari. Hui langsung naik ke kamar Yuto karena tidak menemukan adiknya di lantai bawah,
Ceklek
"Ey tidur?" Hui menghampiri Yuto yang tertidur pulas di kasur miliknya, Hui memegang dahi Yuto yang berkeringat dan nafasnya tidak teratur. Hui sedikit ngeri namun Hui akhirnya menidurkan dirinya disebelah Yuto agar nanti anak itu mudah meminta bantuan,
.
.
."Yanan-ah, Changgu-ya wooah ujiannya susah banget" kesal Changkyun saat menemui Yanan dan Changgu selesai ujian di kantin,
"Iyaa nih mana tadi pengawasnya galak banget ya Kyun-ah" Changgu ikut kesal karena pengawas mereka tidak enak,
Yanan masuk ke ruangan delapan yang diawas guru kesenian yang baik hati, Changkyun dan Changgu diruangan tujuh dan diawasi oleh guru matematika yang super menyebalkan,
"Nikmatin aja yang penting kalian sudah belajar kan" ujar Yanan sambil membuka kaleng soda miliknya,
"Yaudah ya Nan, Gu. Aku duluan pai" Changkyun pulang duluan dan Yanan harus menunggu Shinwon yang masih ujian,
"Hati hati Yem" ejek Yanan, Changkyun hanya bisa mengepalkan tangannya seperti ingin menghajar Yanan, Changgu terkekeh dengan kelakuan Yanan yang kaku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice (For You)
General Fictionapa yang terjadi pada hidup ini mungkin terkadang seperti lelucon, PTG OT9 please enjoy and happy reading