"Matamu hari ini sendu lagi Yuto-ya. Jangan lama-lama sakit, Kakak ingin segera melihat senyummu lagi" tutur Jinho yang terus mengusap surai hitam milik Yuto, Jinho melihat anak ini seperti tidak bersemangat lagi.
"Kamu kenapa? Kangen saudaramu? Mau Kakak telpon Shinwon biar kesini?" Jinho mencoba mengusap pipi chubby remaja lima belas tahun itu. "Kak aku capek" singkatnya sambil menoleh menatap jendela,
~Jinho Pov
"Kak aku capek" singkatnya yang menatap sendu jendela, aku menarik nafas dalam karena aku paham anak seperti Yuto moodnya sering naik turun,
"Dik, Kakak dulu punya Adik seusia kamu. Mirip banget sama kamu, kalo lagi sakit nih mirip banget" tuturku dan berhasil membuat Yuto menoleh lagi kearahku. "Dia namanya Yunho, awal Kakak ketemu kamu, aku kira Yunho kembali tapi Yuto lebih manis dari Yunho" aku tersenyum ke Yuto yang kebingungan dengan cerita fiksiku tapi benar aku memiliki adik tapi dia tidak lucu sama sekali.
"Kalo kamu capek ya istirahat Yuto-ya, Kakak dan saudaramu yang lain menantimu dirumah jadi jangan banyak pikiran, fokus aja sama pengobatanmu Dik" lanjutku sambil mengacak rambut hitam Yuto,
"Kak, bagaimana nanti aku pengobatannya gagal? Aku lumpuh dan menyusahkan kalian. Lebih baik aku mati saja Kak Hiks hiks hiks, aku ingin main baseball lagi hiks" Aku kaget dengan penuturan Yuto, apakah dia mendengar percakapan aku dengan Dokter lain?
"Ma-maksudnya Dik? Kamu jangan berpikir macam macam, tidak ada yang menyusahkan. Kamu disini sudah masuk dalam keluarga, susah senang kita pasti kita lalui bersama" aku memeluk tubuh terisaknya, dia menangis meraung didalam pelukanku.
Aku mencoba menenangkannya dengan mengusap punggungya, punggungnya mulai kekar seperti Hongseok namun hatinya masih semurni Kino. Aku ikut menangis karena aku tidak tau apa yang harus aku lakukan lagi sekarang,
"Dari dulu semua orang ingin aku mati bahkan Ayahku sendiri ingin aku mati, Mama dan Kak Ari yang mencintaiku sudah dihabisi mereka. Aku sekarang sudah cacat Kak" teriaknya sambil memukul kakinya sendiri, aku lalu menekan tombil dokter agar Hong cepat kesini,
"Hentikan Yuto, Liat kakak sekarang" aku memegang kedua pipi Yuto tapi dia malah mengalihkan kontak mataku. "Lihat Kakak, ADACHI YUTO" teriakku sambil mencengkram pipi chubby Yuto,
Deg
Aku melepas kedua pipinya, reaksi dia berbeda dengan yang lain saat aku bentak begitu. Matanya langsung kosong dan Yuto membuat gerakan seperti anak yang mengalami gangguan mental, jari tangannya terus bergesekan membuatku sedikit ngeri,
"Maafin Kakak Dik, Kakak salah Maaf" aku langsung memeluk erat Yuto. "Yuto-ya maaaf" aku terus mengencangkan pelukanku, aku merasa bersalah aku seharusnya tidak melakukan seperti tadi.
Ceklek
"Kak ada apa" teriak Hong yang tergesah gesah, aku langsung melepaskan pelukanku karena tidak ada respon apapun dari Yuto, tubuhnya melemas seperti orang tidak bernyawa. Aku terus menepuk pipinya namun Hong mencegahku,
Hong langsung memeriksa Yuto dan menidurkannya diposisi yang benar agar nyaman saat sadar nanti, aku langsung membuka ponselku dan segera mengirim pesan untuk Hui agar cepat kesini, aku tidak bisa melalui ini sendirian,
"Tenangkan ini cuma efek trauma otaknya dia jadi dia sering kehilangan kesadaran" Hongseok melepas stetoskop miliknya dan menggantung di leher jenjang Hong. "Kakak tadi kenapa?" tanyanya, aku bingung mulai darimana karena aku tidak ingin membahas itu lagi,
"Biasa dia down terus mukul kakinya" singkatku, Hong menyengitkan alisnya menatapku curiga tapi aku mencoba untuk relax saja. "Baiklah Kak tapi kalau Kakak mau ngasarin dia lebih baik jangan ya, kasian dia" tutur Hongseok dengan santai namun menusukku, aku mengangguk paham kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice (For You)
General Fictionapa yang terjadi pada hidup ini mungkin terkadang seperti lelucon, PTG OT9 please enjoy and happy reading