Sesuatu yang menyakitkan

140 19 6
                                    

"Hanya masalah kecil kau langsung sesensitif itu?" sewot Chocho

Buk!

Satu bantal mendarat sempurna diwajah gadis manis itu.

"Teruslah berkata bahwa itu masalah kecil" kesal Sarada memosisikan tubuhnya sehabis melempar bantal menuju wajah lawan bicaranya.

"Ohh ayolah, aku ini terlalu berpengalaman mengenai soal cinta" celoteh Chocho mengibaskan rambutnya

Buk!

Lagi lagi satu bantal mengenai wajah Chocho, Yodo mengambil ancang-ancang selesai melayangkan bantal itu kearah Chocho.

"Astaga Coklat! kau tidak bisa kalau tidak menghentikan gaya menjijikkan mu itu?" geramnya kesal

Chocho tidak menghiraukan, dia berjalan menuju meja panjang dekatnya, tempat dimana kenangan-kenangan 8 tahun lalu.

Dirinya mengambil karet rambut pandangannya
bergulir menatap bingkai foto keluarganya yang masih lengkap, dan sekarang kini sudah menyisahkan dirinya saja.

Gadis muda itu menarik nafas sejenak lalu menghembuskannya.

"Jangan mengingatnya lagi, aku tau itu tidak mudah untuk dilupakan, tapi kita punya sesuatu yang lebih bagus, kau melupakan itu?" kata kata dari gadis lavender itu cukup menenangkan Chocho

Chocho menghela nafas, perkataan Himawari memang ada benarnya, untuk apa dia mengingat kejadian 8 tahun lalu? itu hanya akan membuat kedua belah pihak menjadi resah bukan?

"Kita tidur" suara bercampur baritone milik Sarada cukup membuat semuanya merasa tidak enak, membicarakan kejadian 8 tahun lalu justru malah membuat Sarada risih, bukannya Sarada tidak ingin mengingat keluarganya,

Hanya saja, masa lalunya yang begitu suram hingga untuk dibicarakan saja sudah amat benci.

Bukannya apa-apa, tapi Sumire, Chocho, Yodo dan Himawari memang tidak ingin membuat Sarada risih saja, selama ini mereka banyak berhutang budi pada Sarada, dan mereka membalasnya dengan itu setidaknya cukup membantu bukan?

Bruk

Sarada memghempaskan tubuhnya keranjang kesayangan, matanya berair, entah kenapa dia menjadi amat cengeng begitu kejadian 8 tahun lalu itu terlintas difikirannya.

Perlahan, isakan tangisnya mulai terdengar, semakin lama semakin keras, dia ingin menangis sekarang setelah sekian lama memendamnya sendiri, sok dingin didepan orang lain

Toh, sekarang sudah tidak ada maid dimansionnya, hanya tinggal dirinya serta teman temannya, keberatankah jika Sarada menangis sekarang?

Tanpa Sarada sadari, teman temannya mengintip, tatapan sedih terpampang diwajah mereka, tapi memang terkadang menangis itu perlu.

Ingat?....

Menangislah, jika itu cukup membuatmu lega walau sedikit

"Mama, papa, Sakari-nee, Rei-nii, aku merindukan kalian" isaknya semakin menjadi

Piyama kesayangannya kini basah, penampilannya berantakan, seperti orang jalanan.

Sumire dan lainnya memutuskan meninggalkan Sarada, ketenangan mungkin jalan terbaik untuk Sarada bisa tenang sekarang.

Keempatnya menuruni tangga, lalu duduk disofa, keheningan melanda mereka.

"Aku kembali!" suara cempreng seseorang cukup membuat keempat gadis muda itu bangkit dari duduknya dan menyergap tubuh pemilik suara itu.

"Izumi-san!"

"E-eh?"

Yap, wanita itu adalah Izumi Uchiha, istri sah dari Itachi Uchiha.

Little Smile{Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang