So?

80 13 2
                                    

Himawari meringkuk diatas bangkunya, kelasnya kini kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Himawari meringkuk diatas bangkunya, kelasnya kini kosong. Menyisahkan dirinya.

Ia masih amat-amat malu akan kejadian tadi, dimana Inojin menjilati telinganya.

Ia mungkin tau, betapa menyesalnya dia tidak ikut dengan yang lain pergi kekantin untuk sekadar membeli camilan dan segelas jus, untuk perileksan sejenak. Jujur saja, itu memang cukup biasa untuk Himawari yang sering menyendiri dikelas, kadang cuma sekadar mengkhayal ataupun mencoreti isi notenya entah itu tulisan, gambaran atau yang lain.

Diremas ujung stocking putih miliknya, tubuh mungil itu meringkuk diatas kursi panjang didalam ruangan ber-AC serta aroma vanilla yang khas juga pasti disukai semua penghuni ruangan itu.

Ya, itulah kelas 9-3. Tak dipungkiri bahwa bagaimana betahnya gadis bersurai lavender itu didalam kelas ini,

Akal sehatnya masih berjalan dengan baik, ia segera bangun lalu mengeluarkan beberapa buku gambar. Lalu memilahnya. Jam istirahat sudah berjalan sekitar 20 menit dari 60 menit, biasanya kelas itu sudah mulai dimasuki beberapa siswa yang sekadar ingin mampir ataupun sudah selesai makan siang, tak ingin dihujani ribuan pertanyaan kenapa ia meringkuk lebih baik ia melakukan hal yang masuk akal.

Ia amat suka menggambar, beberapa buku gambarnya sudah penuh dan sengaja ia membeli lagi dengan sampul yang sama.

Ia mengambil salah satu dari tumpukan buku itu, lalu memasukkan yang lainnya. Tangan mungil itu amat lihai menari diatas kertas membuat goresan-goresan tipis yang membentuk sketsa.

Jemari lentik itu tak berhenti menggores, sorotan matanya amat telaten menelisik tiap-tiap goresan yang ia buat sedemikian rupa.

"Selesai!" teriaknya mengangkat tinggi buku gambar itu.

Gambarannya bisa dibilang sederhana, karena tidak memiliki warna, hanya ada goresan abu-abu dari pensil untuk penghiasnya.

Tak lupa meninggalkan jejak berupa tanda tangan serta tanda pembuat didekat sketsanya lalu penulisan Hari-tanggal-bulan-tahun.

Himawari membolak-balik isi buku gambarnya, gambar-gambar dibuku gambar itu bisa sampai puluhan yang bahkan Himawari sendiri tidak ingat apa saja yang dia gambar atau kapan dan dimana ia menggambar itu.

Jemarinya terhenti ketika melihat suatu gambar berwarna buatannya, gambar yang mampu membuat bibir ranum itu tertarik.

Jemarinya terhenti ketika melihat suatu gambar berwarna buatannya, gambar yang mampu membuat bibir ranum itu tertarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Little Smile{Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang