Kringggg!!!!
Suara bel pulang terdengar menusuk telinga penghuni kelas 9-3, mau tak mau Rin-sensei sebagai guru mata pelajaran terakhir di kelas 9-3 harus mengakhiri kegiatan mengajarnya.
Rin menutup buku Fisika yang ia bawa, lalu berbalik sambil menuliskan sesuatu diWhite board dengan spidol,"Baiklah, minggu depan kita akan membahas PR halaman 38 bab 3," ia menatap para murid yang sibuk membaca tulisan yang ia barusaja selesaikan.
"Ha'i!" balas mereka serentak.
"Bagus, baik-
"Chotto matte!" cegat salah satu murid memotong ucapan Rin.
"Ha'i?"
"Halaman 38-48? NANI??!!!!" teriaknya histeris, Rin memandang murid satu itu dengan tatapan kesal.
"Memangnya kenapa? Iwabe?" tanya Rin menatap horror kearah Iwabe.
"T-tidak kok! Aku akan mengerjakan PR anda dengan benar, R-Rin-sensei"
"Baguslah"
Wanita dewasa berusia tak lebih dari 20 tahun itu pergi, meninggalkan beberapa helaian rambut coklatnya yang rontok.
Srttt....
Pintu bergeser, lalu tertutup rapat.
"Astaga, Rin-sensei benar-benar galak, aku tak habis pikir bagaimana bisa Obito-sensei mencintainya" Cerocos Iwabe.
"Kuharap Rin-sensei mendengar ini" Pasrah Himawari mendengus kesal.
"Sarada-chan! kami mau kekantin membeli camilan untuk nanti malam, stoknya habis. Mau ikut tidak?" tanya Chocho
"Eh? sudah habis? kalian saja yang beli, aku magerrrr"
Sumire mengerucutkan bibirnya, "Kau mager trus,"Sumire, Yodo, Chocho dan Himawari keluar, Sarada tidak memilih ikut hanya karena menikmati pendingin ruangan kelasnya.
Perlahan-lahan kelas itu mulai sepi seiring berjalannya waktu, hari ini hari efektif, beberapa ekstrakulikuler diadakan hari ini, hari Senin memang melelahkan.
Sarada duduk dibangkunya, termenung menatap layar handphonenya, mengscroll cerita yang ia baca disana.
Hanya ia yang ada didalam kelas itu, sejuknya pendingin udara dan aroma Vanilla memang membuat beberapa penghuni kelas betah didalamnya.
~~~
"Astaga! kemana sinyal-sinyal Wi-fi osis ini pergi?!" geram Inojin bar-bar, mengarahkan handphonenya kesegala arah guna mencari sinyal.
"Sepertinya mereka mematikan wi-finya" ucap Mitsuki yang barusaja masuk sambil menenteng tas kresek berisi camilan.
"Tidak bisakah mereka membiarkan kita menggunakan Wi-fi osis? oh ayolah! Wi-fi osis itu Wi-fi yang paling lancar!" geram Inojin lagi.
"Aku barusaja membeli pulsa kemarin, jadi aku tidak masalah" ujar Kagura sibuk dengan layar handphonenya yang miring.
"Kami juga!" tambah Mitsuki, Boruto dan Shikadai.
Inojin melongo, sweat drop, "ASTAGA KALIAN KENAPA TIDAK BILANG? HOSTPOT HOSTPOT!"
"Tidak-tidak-tidak!"
"Owh ayolahhh!!"
Boruto menatap keempat temannya heran, kenapa temannya begitu aneh? padahal hanya masalah hostpot, ia berfikir begitu seakan dia tidak mempermasalahkan soal Wi-fi osis ataupun teman lainnya yang memiliki pulsa namun tidak bagi-bagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Smile{Hiatus}
Любовные романы[On going] [ Jangan plagiat!] Arigatou Terkadang, semesta amat suka bercanda, dimana ada yang terluka disitu ada yang berkorban Kejadian itu, benar-benar membuat mereka depresi, bahkan sedikit dari mereka hilang ingatan Menolong-ditolong, berkorban...