¦{ VII }¦
©Written by Saffanah Nur Ainirrohim
sffnainiRagu telah menyelimuti diriku.
Hingga melupa dirimu yang sedang merindu.
Maafkan aku yang terlalu larut dalam asumsi.
Hingga tenggelam, melupa seorang diri.Cinta yang kau sebut usang adalah cinta yang kuagung-agungkan.
Disanalah semua bermuara, memperlihatkan mimpi indah berdua.
Mungkin saat itu kita lupa.
Bahwa kita perlukan peta.
Agar tak bimbang hendak kemana.Entah seperti apa kita sekarang.
Namun, semoga pada lengan-lenganmu aku kembali menemukan jalan pulang.
Lalu, pada sepasang matamu aku kembali berlabuh.
Hingga membuat kita kembali utuh.Karena sungguh aku tak sanggup untuk mengenang.
Perihal kamu, sang pujaan.
Karena inginku kita bukan hanya sekadar kebetulan.
Namun, takdir yang sudah digariskan dan tak terbantahkan.Subang, 21Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Segala Sesuatunya
PoetryKita selalu peduli hanya dengan cara yang berbeda. Kita selalu menjaga dalam artian yang tak sama dengan mereka. Kita selalu begitu, tidak bersuara dalam nyata. ©Fahasbu & Saffanaini