¦{ VIII }¦
©Written by Muhammad Arief Rahman
arifrahmanfahasbuWahai, semesta ...
Mendadak bumi bergetar meggelegar
Porosnya seakan menggeliat tak keruan
Kerikil jalanan terhempas jauh mencapai selasar
Saking hebat gejolak yang dihasilkanDuhai, kasih ...
Cukup sudahi mengkal hati nan masygul itu
Ketahuilah, rongga dadaku terguncang dan sesak seketika
Kucoba terka, menyaring tanda demi tanda darimu
Kucoba peka, sebagai lelaki yang menyandang estetikaAduhai, wanita ...
Bisaku apa selain mencintaimu
Harapku apa kecuali menyayangimu
Senyumanmu merupakan anugrah dalam hidupku
Canda tawamu ialah kado terindah buatku
Tetapi, marahmu justru menjadi duka terhadapkuKemudian layar tersibak ...
Memberikan sajian sendu menyayat hati
Kisah kita, aku dan kamu teracuni
Memucat perlahan hari demi hari
Tak seberwarna biasanya, terasa mati
Sunyi
Sepi
Kuberikan sebatang mawar tanpa duri
Jangan coba tanya dalam hati
Ini karena dikau terlalu kucintai
Bengkulu, 22 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Segala Sesuatunya
PoetryKita selalu peduli hanya dengan cara yang berbeda. Kita selalu menjaga dalam artian yang tak sama dengan mereka. Kita selalu begitu, tidak bersuara dalam nyata. ©Fahasbu & Saffanaini