sungai kecil yang deras

9 2 0
                                    

"Farenn"

Faren yang sedang berjalan menuju kelas pun ia menoleh,karna seseorang memanggilnya"Ah iya,ada apa geo?"jawabnya

Geo menghampiri faren dan berdiri di sampingnya"nggak,yuk bareng ke kelasnya"ucap geo sambil memasang muka cengengesan

"Ah di kira ada apa"kata faren sambil menyembunyikan senyumnya

Mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas, sesampainya di kelas sudah ada Alen yang sedang bergelut dengan buku bukunya.

"Haii len,"seperti biasa faren menyapa alen setiap paginya

"Haii"bales Alen seperti biasa

"Masih pagi Alen udah perang aja sama buku"ucap geo

"Iya ih Alen emang ga pusing?"faren ikut ikut bertanya pada alen.

"Ih berisik Lo berdua"semprot Alen kepada dua makhluk yang baru saja dateng dan membuatnya sedikit terganggu

"Lo sih ikutan nanya"geo menyenggol bahu faren

"Lo yang duluan"bales faren tidak mau kalah

"Bisa ga berisik ga sih Lo berdua"ucap alen sambil meredam emosi

Cowok berseragam basket sedang berdiri dan bersandar di depan loker sambil meneguk sebotol air mineral,Alen melewatinya tanpa menoleh padanya

Terlintas dalam pikiran puza untuk mengerjainya dengan menjulurkan kaki sebelah kanan nya dengan niatan agar Alen kesandung dan terjatuh,dan Alen sama sekali tidak kesandung apalagi jatuh ia melewati kaki puza dengan mulus tanpa sedikitpun menyentuhnya

Puza mengejar Alen dan terus mengikutinya dari samping sambil terus berbicara"Lo,Lo pulang sekolah pulang bareng siapa Len?"

"Lo ga bawa motor pastikan"

"Lo bareng gue aja Len,nanti kita kan mau belajar bareng lagi"

"Alen Lo jawab gue kanapa sih,Lo mah bisu nya kumat apa yah"puza terus saja nyerocos sambil menguntit Alen,namun Alen tidak menggubris dan tidak mendengarkan nya ia terus berjalan menuju lapangan

"Ck,iya iya"Alen terpaksa meng-iyakan agar puza bisa diam dan pergi dari pandangannya

"Gitu dong Lo jawab"

Di bawah pohon rindang tubuh kecil Alen menduduki rumput rumput hijau disana,taman belakang sekolah tempat  favorit alen untuk menenangkan pikirannya mengingat tadi pagi ia sedikit di buat emosi oleh kedua temannya

"Gue baru tau kalo Lo suka disini,di taman belakang sekolah"puza mengedarkan pandangannya menyeluruh

"Gue suka disini karna disini sepi bikin tenang"serunya,yang dapat anggukan dari puza

Puza berpikir sejenak mencerna perkataan Alen,tanpa ba bi bu ia lantas pergi meninggalkan alen yang masih anteng disana.

Alen beranjak pergi dari taman belakang,namun ia menemukan sebuah gantungan kunci kecil yang di anyam dari rotan,Alen mengambilnya dan berniat menyimpannya tanpa tau siapa pemiliknya.

*
Setelah menghadapi pelajaran fisika yang membuat kepala faren hampir pecah akhirnya ia bisa menghirup udara bebas dari ruangan yang menyeramkan,kelas yang ramai pun akan seketika terasa seram jika sudah menghadapi pelajaran matematika,fisika apalagi kimia.

Faren menggelengkan kepalanya tidak mengerti melihat sahabatnya yang biasa biasa saja setelah berkutat dengan pelajaran pelajaran tadi.

"Gue ga habis pikir sama Lo len"sambil menggelengkan kepalanya

"Bisa bisanya Lo biasa aja setelah berhadapan dengan pelajaran yang menurut gue itu bikin kepala gue pec-"belum selesai faren bicara tiba tiba seseorang menarik tangan Alen dengan paksa dan dalam sekejap mreka menghilang dari pandangan faren

"EH ALEN KEMANA LOO?"teriakan faren berhasil membuat semua tuli dadakan

Alen berusaha menetralkan nafasnya yang masih ngos ngosan,karna di paksa berlari oleh puza yang menariknya dengan paksa

"Ck,lepasin"Alen menepis tangan puza dari genggamannya

"Galak amat si mba"ucap puza dengan tawa kecilnya

Lagi lagi puza membuatnya kaget dengan memasangkan helm pada alen"Lo gabisa sopan dikit sama orang?"protes Alen

"Nggak"puza dengan wajah licik nya"naik"sambungnya dengan menepuk jok motornya

Alen menurut dan menaiki motor puza di belakang, motornya begitu tinggi bagi alen hingga membuatnya bingung harus pegangan kemana?

Puza tiba tiba meraih tangan Alen dan melingkarkan ke pinggangnya,lagi lagi ia membuat Alen syok dengan kelakuannya yang menjadi jadi,dengan cepat Alen melepaskan pegangan itu

Pikirnya,lebih baik gue pegangan ke jok belakang dari pada harus memeluknya begini.puza yang melihat wajah gadis di belakangnya ini dari kaca spion hanya tertawa kecil

Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai,namun bukan di rumah alen dan bukan juga di rumah puza,namun di sebuah cafe kecil.

"Ayo"puza mengajak nya turun dari motor dan menuntunnya masuk,hingga mereka sekarang tepat berada di halaman belakang cafe

Sebelumnya Alen tidak pernah melihat pemandangan sebagus ini,ada sungai kecil yang mengalir deras dengan air begitu jernih,tanaman tanaman di pinggir sungai pun membuat pemandangan itu lebih indah bak surga.

Sungguh ini surga dunia bagi alen,ia akan berterima kasih pada puza yang telah membawanya kemari.

Puza terus memandangi wajah Alen yang takjub melihat pemandangan ini,lalu ia mengajaknya menuju meja yang telah ia pesan,karna memang ia sudah sering kesini jadi ia kenal dengan resepsionisnya.Ia memesannya setelah pergi dari taman belakang sekolah meninggalkan alen,setelah tau gadis ini menyukai tempat yang tenang dan nyaman seperti ini ia langsung berinisiatif untuk membawa Alen kesini

Sudah tersedia beberapa makanan dan minuman di meja lesehan itu,sengaja puza memesan lesehan agar Alen bisa menikmati keindahan dan air nya di sini

"Lo tau tempat ini dari mana?"tanya Alen dengan lembut,tidak cuek seperti biasanya

Puza tersenyum melihat Alen bertanya padanya dengan lembut,tidak seperti biasanya yang super super jutek,sudahlah sepertinya puza tidak akan mengingat gimana kejutekan Alen sperti biasanya disini,yang ia ingin hanya membuat gadis ini senang karnanya.

"Gue tau tempat ini udah lama,dan ini salah satu tempat favorit gue"puza terus memandangi wajah gadis itu

"Lo makan dulu"Suruh puza,dan Alen pun melahap makanannya

"Makasih yah"seru alen di sela makannya,yang hanya di balas senyum dan anggukan oleh puza

"Lo seneng ga sama tempatnya?"tanya puza

"Gue seneng banget dsini begitu indah,tenang,dan nyaman"seru Alen tidak berbohong karna ia memang begitu menyukai tempatnya

Hari mulai larut,Alen rasa sudah cukup untuk hari ini menikmati sungai kecil dengan sejuta keindahan ini,lantas ia mengajak puza untuk pulang

"Gue mau pulang"pinta Alen

"Lo emng udah puas menikmati nya?"yang menurutnya baru juga sebentar ia berada dsini

"Gabakal bisa puas"

"Iyah dsini begitu indah,yaudah yuk pulang"lantas puza pun mengajak Alen untuk pulang dan mengantarnya dengan selamat

Puza dan Alen pun beranjak keluar dari cafe itu,meski sebenarnya puza masih ingin berlama lama lagi bersama alen,entah kenapa akhir akhir ini puza merasa begitu nyaman berada di samping alen

Setelah beberapa menit mereka sampai di depan rumah Alen"sorry gue gabisa ngajak Lo mampir"karna rumah alen yang sepi ia tidak bisa mengajak masuk lelaki sembarangan

"Iyah gappah len,gue pamit yah"puza memakai helm dan melajukan motornya

"Iyah"

PuzaalenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang