✨-5

13 4 0
                                    

"BANG!!!! BANG KEVIN!!!" seru Jibran sembari berlari mengejar kakak laki lakinya itu. Kevin tentu saja kaget melihat Jibran yang terlihat panik dan terburu buru. "Wayo, Jib??"

"Hana ilang, gaada yang liat dia terakhir dimana. Vicky sama Biru udah coba nyari tadi. Kita harus gimana??" tanya Jibran. 

"What the hell, yang bener aja?!??! Pihak sekolah udah bertindak belom???" tanya Kevin.

Jibran mengangguk, "Barusan para guru manggil murid murid yang masih di track jalan buat balik ke vila. Si Jevan juga muntah muntah terus pingsan, tapi anehnya sebelum ambruk dia nyuruh gue sama Haris buat cari Hana dimana." Jelas Jibran.

Kevin bertukar pandangan dengan Chendra lalu berkata,"Jangan bilang kalau ini yang kita takuti. Gak mungkin kan, Dra??" Chendra menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu. 

"Gue gak bisa jamin."

Sementara itu Jibran hanya menatap bingung Kevin dan Chendra yang sedang bicara tentang sesemuatu yang tidak ia mengerti.

"Gue mau ikut cari. Gak mau tau. Sebelum Hana ketemu, gue gak akan balik ke vila."

--

"HANAAA!!!!" seru Haris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HANAAA!!!!" seru Haris. Iya, dia ikut mencari Hana. Lebih tepatnya Haris, Jibran dan Kevin. Pihak sekolah tidak bisa menghalangi ketiganya untuk ikut mencari. Bisa di bilang mereka terlalu keras kepala soal ini. Sebuah keputusan yang buruk mengingat mereka bisa saja ikut hilang ketika sedang mencari Hana. Ah, tapi jangan bahas itu sekarang.

"Sialan, udah sore dan kita masih tangan kosong. Argghhhhh!!!!!!!" Jibran mengacak acak rambutnya frustrasi.

Jibran tak sanggup membayangkan betapa marahnya bunda dan ayah kalau tahu tentang ini. Bisa bisa Kevin dan Jibran kena amuk selama seminggu lebih.

Haris terduduk di sebuah batu besar di sekitar. Dia panik, takut, gelisah, semua jadi satu. Dia menyesal karena terkadang memperlakukan Hana dengan tidak baik. Hana sudah mengakui kalau ia naksir dengan Haris sejak setahun lalu, dan selama itu tidak jarang Haris berlaku buruk dengannya. Selama 8 tahun persahabatan mereka, baru kali ini Haris merasa begitu bersalah dengan Hana.

"Ris!!! Haris!!!" seru seseorang. Itu Chendra dan dia sedang berlari mendekati Haris. 

"Yo, kenapa bang??" tanya Haris begitu Chendra sampai. 

"Jevan nitip pesan. Katanya Hana jatuh di jurang, karena ada banyak jurang di hutan ini, cari yang di dekatnya ada pohon kelapa. Gue gak tau dia tau itu darimana, tapi gue rasa kita harus coba cari kayak petunjuk yang dia kasih." Jelas saja berita yang Chendra bawakan menimbulkan kerutan di dahi Haris.

"Pohon kelapa?? Mana ada pohon kelapa di hutan kayak begini anjir?? Ah udahlah, kita coba cari aja dulu." Akhirnya, mereka berdua segera kembali berjalan dan mencari kesana kemari. Bukan bukan, tentu saja bukan hanya mereka berdua. Ada Kevin, Jibran dan pihak sekolah yang terpisah dengan mereka.

outta my head | jihan weeeklyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang