✨-9

13 5 0
                                    

"Kamu dari Jakarta, tapi kamu gak tau kamu kesini pakai apa?? Gimana bisa??" tanya Suho.

Pada akhirnya, Jibran menceritakan kalau dia memang benar benar tersesat di Surabaya yang tak pernah dia kenal.

"Yaaa, gak mungkin saya cerita saya itu dari masa depan dan lagi main main ke masa lalu kan?? Bang Suho emangnya percaya kalau saya bilang begitu???" kata Jibran spontan saja tanpa aba aba. Habisnya, Jibran sendiri sudah bingung harus bagaimana.

"Yang benar saja??? Memangnya masa depan secanggih itu ya??" tanya Suho tak percaya. Kalau kamu jadi Suho, pasti gak akan langsung percaya juga kan?? Eh, gak tau juga sih.

"Bukan masa depan yang canggih, tapi otaknya bang Kevin yang aneh." jawab Jibran.

"Yaaa, karena kita sama sama dari Jakarta, saya tolong kamu deh. Kamu boleh tinggal di rumah saya. Kebetulan ada beberapa kamar kosong, saya juga belum berkeluarga. Tapi saya gak tau ya, kalau suatu hari berubah pikiran dan ngusir kamu."

Akhirnya, Jibran punya tempat untuk istirahat sementara ini. Karena Jibran gak tau, kapan kah dia bakal di jemput dan di tolong untuk kembali ke masa depan.

Bahkan, kemungkinan terburuk bisa saja terjadi.

---

Hana selalu bilang, kalau piano itu teman terbaiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana selalu bilang, kalau piano itu teman terbaiknya. Lihat saja sekarang, disaat saat dia sedang pusing memikirkan apa yang harus di lakukan, dia pasti berlari kearah pianonya dan mulai memainkan beberapa lagu dengan gila. Iya, dengan gila. Seperti itulah cara Hana menyalurkan emosi yang dia rasakan, seperti sekarang yang dimana dia sedang kebingungan.

Piano selalu membuat semuanya terasa lebih baik untuk Hana. Selalu.

Jari jari tangannya menekan tuts piano yang dingin dikarenakan ruangannya juga dingin. Lalu memainkan lagu kesukaannya, Etude op 10 no 1 atau Waterfall. Saat pertama kalinya dia mendengarkan sang bunda memainkannya di umurnya yang ke 6 tahun, Hana langsung tahu kalau darah pianis mengalir dalam tubuhnya. Dan kemudian dia bertekad untuk menjadi pianis seperti sang bunda yang juga mantan pianis ternama.

Begitu piece kesukaannya itu selesai dimainkan, Hana merebahkan kepalanya di atas tuts piano, dan memejamkan matanya. Pikirannya terasa lebih baik dan sekarang dia sudah bisa berpikir jernih.

Hana tidak bisa membantu Kevin memperbaiki mesinnya, lalu dia harus apa?? Karena Hana pikir, setidaknya dia harus bisa membantu.

Teman itu harus saling membantu, pikir Hana.

Eh, tepat sekali!!!

Dengan segera Hana berlari pergi ke kamarnya dan membuka grup chat di handphonenya.

Muda mudi kelebihan rejeki👀 (5)

Hana
eh, bantuin gue sama bang kevin dong|

outta my head | jihan weeeklyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang