CHAPTER 3

3.3K 283 9
                                    

Okayy mari kita lanjutkan ceritanya...

Aku menutup pintu kamarku dan tangisku pecah saat itu juga.

Kenapa semua ini harus terjadi padaku.

"Hikss.. hikss kenapa sakit sekali eoh??!"
Aku meremat dadaku dan sedikit memukul-mukulnya dengan harapan bisa meredakan sedikit rasa sakit hati yang kualami.

"Aku kurang apa Mingyu??! Kenapa kau selalu mendua dibelakang ku hikss..."

Brakk...

Suara apa itu??

Aku buru-buru menghentikan tangisanku saat kudengar pintu utama dibuka secara kasar.

Tidak lama aku mendengar suara appaku.

"YOON JEONGHAN KEMARI KAU!!"

Aku segera berlari dari kamarku menuju ruang tamu.
Dan apa yang ku dapati, kulihat appa berjalan tergopoh-gopoh karena pengaruh alkohol.
Aku berusaha mendekati appa berniat memapahnya menuju kamarnya.

Tetapi...

Aku tersentak saat appa menarik tanganku.

Bughh.

Aku merasakan anyir pada mulutku.
Darah keluar dari sudut bibirku, yaa appa memukulku.

"Kenapa kau harus hadir didunia ini sialann!!"

"Kau tau karena eommamu mengandungmu aku harus menikahi yeoja itu!"

"Kau hanyalah sebuah kesalahan camkan itu!!"

"Kau hadir karena ketidak-sengajaan yang ku lakukan bahkan aku sendiri muak mengingatnya!!"

"Karena karena itu aku harus terikat dengan yeoja ular seperti nya!!"

"Kau tau hidup indahku harus hancur hanya karena kehadiranmu!!"

"Kau benar-benar pembawa sial Jeonghan!!"

Hatiku sangat sakit ketika appa mengatakan itu.
Bahkan rasa sakit akibat pukulan yang appa beri tidak sebanding dengan rasa sakit dihatiku ini.

Appa terus memukuliku tanpa ampun untuk melampiaskan kemarahannya.
Saat ini tubuhku sudah sakit semua, yang bisa kulakukan sekarang hanya meringkuk sambil terus memohon agar appa segera menghentikan pukulannya.

"Appa aku mohon sudah"

"Ampuni aku hikss.."

"Hikss... Hikss.. ampun appa."

"Maafkan aku hikss.."
Aku meminta maaf pada perkara yang aku sendiri tidak tau menahu.

"Dasar anak pembawa sial!!"
Lagi-lagi kata itu yang menjadi cacian utama appa.

Appa terus memukul dan mencaci-maki ku tanpa ampun.
Aku hanya bisa menangis mendengar semua umpatan yang appa layangkan untukku.

Tuhan.... Sungguh rasanya sakit sekali tidak hanya tubuhku tetapi hatiku juga sangat sakit.

Mengapa semua ini terjadi dalam waktu bersamaan.

Pertama, aku memergoki Mingyu yang selingkuh untuk kesekian kalinya.

Kedua, appa memukul dan mencaci-maki ku karena appa mengaggap aku pembawa sial.

Tidak tahukah dia bahwa kata itu selalu terbawa dalam mimpiku dan selalu membuatku terbangun tiap malam karena memikirkannya.

Bibi yang melihat appa memukuliku hanya bisa diam dan berusaha menahan air matanya.

Aku tau dia sangat ingin membantu ku tapi apa daya membantu ku saat ini sama saja menukar nyawanya denganku.

MY FAULT'S {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang