Prolog

11.1K 479 52
                                    

Halo semuanyaa!! Ini ceritanya beda sama cerita aku yang satunya yaa.

Seperti biasa, aku mau ingetin kalian buat VOMENT!! Kenapa? Karena Vote itu gampang banget cuma tinggal klik aja bintangnya, udah selesai.

Dah ya gitu aja xixii

HAPPY READING ALL🤗🤗🤗

🐋🐋🐋

“Jagoan itu, gak di lihat dari seberapa banyak dia menantang! Tapi, seberapa kuat dia bertahan!”

-Selatan

🐋🐋🐋

Laki-laki berbadan tegap itu mengeluarkan seringainya kala melihat musuh yang menantangnya kini penuh dengan luka lebam. Tidak ada yang tersisa, apalagi lolos dalam pengawasannya.

Semua anggota sudah naik dimotor masing-masing. Menunggu aba-aba sang ketua untuk meninggalkan tempat yang tadi mereka gunakan untuk menghabisi musuh.

"Bilang sama ketua kalian! Kalau pengecut, seenggaknya tongolin lah mukanya! Jangan malah ngumpet! Kaya lagi di pinggit aja," sinis laleki berjaket hitam itu, seraya memakai helmnya.

"Kita cabut!"

Setelah mengatakan itu, mereka semua pergi. Mengikuti sang ketua yang memimpin jalannya didepan sana. Meninggalkan lawan mereka yang mungkin jauh dari kata baik-baik saja.

Motor yang mereka kendarai, melaju cepat membelah jalan kota jakarta. Empat orang terdepan dengan jaket hitam dan lambang Orca di lengan kiri mereka memimpin di depan sana, tepat dibalakang sang ketua. Sedangkan sisanya, membawa bendera kebangsaan mereka dan mengikuti mereka.

Bendera abu-abu dengan lambang Orca berwarna hitam dan putih itu, berkibar bersamaan dengan mereka yang melawan angin. Kenapa Orca? Karena Orca adalah hewan dengan status Apex Predator, yang berarti predator paling puncak yang tidak ada tandingannya.

Selain itu, Orca juga memiliki solidaritas sangat tinggi terhadap sesamanya. Dan mereka yang tergabung dalam perkumpulan itu, harus memiliki solidaritas yang tinggi juga. Biarpun Orca sering terlihat menggemaskan dan baik, tapi dialah justru yang paling berbahaya.

Motor paling depan berhenti, membuat semua motor yang mengikutinya juga ikut berhenti. Semua yang melihat ketua mereka turun, menatapnya heran. Pasalnya, ini bukan markas mereka.

"Lo mau kemana?" tanya salah satu dari empat orang yang mengenakan jaket hitam berlambang Orca itu.

Laki-laki yang tadi turun itu, menghentikan langkahnya. Ia berbalik menatap seseorang yang bertanya padanya.

"Gue haus." setelahnya, lelaki itu masuk ke dalam supermarket dan meninggalkan semua anggotanya yang mungkin akan menunggunya.

🐋🐋🐋

"MAMIIIIIIII PAPIIIIIIII ABANGNYA NIH RIBEEEET!!!!" teriakan membahana itu benar-benar merusak telinga. Suara cemprengnya mampu membuat siapapun yang mendengarnya akan sakit kepala.

Gadis dengan kaos kebesaran itu berlari menghindari lelaki yang mengejarnya. Membuatnya terus mengeluarkan kebisingan-kebisingan lain yang keluar dari mulutnya.

"PAPIIIII MAMIIIII!! ABANGNYA ISEENG NIIIH!!!" adunya dengan teriakan toanya lagi. Kali ini lebih kencang dari sebelumnya.

"Dek! Gila lo ya? Suara lo bikin rusak kuping anjir!!" kesal lelaki itu sambil membekap mulut gadis berambut panjang itu dengan kencang.

"Hmm...mmm..mmm," gadis itu terus berusaha berteriak walau Ia tahu itu tidak akan mungkin.

"Haduuuh, kalian ini kenapa sih? Berisik ajaa kerjaannya? Gak bisa apa bikin rumah tenang sekaliii aja?? Pusing mamii dengerin kalian!!" oceh Mami kepada dua anaknya yang berisik daritadi.

Sedangkan keduanya hanya cengengesan tanpa dosa melihat maminya yang ngoceh-ngoceh sendiri.

"Ini nih mii abangnya ribet! Udah tau aku mau pergi malah ditarik-tarik gitu." adunya langsung memeluk maminya.

"Lah? Gimana aku gak narik-narik dia sih mi? Mami liat aja bajunya! Masa dia mau pergi make baju begitu? Yang benar aja mi!" balas lelaki itu tak mau kalah.

Maminya mengernyit "loh? Kok kamu jadi ngomong ke mami? Ya ngomong lah sama adek kamu! Ngapain ke mami? Kamu mau durhaka hah?" mami menggertak berkacak pinggang.

Gadis itu mati-matian menahan tawanya, maminya benar-benar ajaib.

"Yaampun mii siapa juga yang nyalahin mami sih? Aku itu nyalahin dia mii anak kedua mamii!! Anak gadis mamiii," ucap lelaki itu frustasi dengan menunjuk gadis yang kini tertawa terbahak-bahak.

"Udahlah mi, aku mau pergi dulu papaii," ucapnya langsung meninggalkan ketiga orang itu yang kini menatapnya datar. Kenapa tiga? Karena kini papinya juga mantapnya datar.

Gadis itu buru-buru pergi keluar dari rumahnya dan masuk kedalam mobilnya. Mengendarai santai menuju tujuannya.

Kedai es krim langganannya.

Gadis itu memang memakai kaos kebesaran berwarna hitam. Tapi, dia juga memakai celana pendek sepaha yang mungkin tidak terlalu keliahatan sehingga abangnya menarik-narik dirinya.

Gadis itu turun dari mobilnya saat sampai ditujuan. Sesaat dia berhenti didepan pintu mobilnya. Dia memandang tempat yang sering ia kunjungi itu, kini sangat ramai. Dan tatapannya seakan mau keluar saat melihat siapa yang ada disana.

*****

Heeey gimana? Semoga kalian suka yaaa!!!
.
.
.
Masukin ceritanya ke daftar perpus kaliaan yaa biar kalian tau kapan aku UP nyaa xixi..
.
.
.
Makasii yang udah bacaa

See you next part!!🤗🤗🤗

SELATAN (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang