"Siapkan apartemen di sekitar kampus yang layak untuk Jeno. Kirim alamatnya malam ini dan lunasi biaya sewa 92% selama satu tahun. Besok siang saya kesana dan secepatnya harus sudah bisa ditempati lengkap dengan furniturenya."
send.
PAPA!
"Papaaaa!!! Banguuun!! Antelin Injunnnn!" Renjun membuka gorden dengan lebar membiarkan cahaya pagi masuk menyapa seseorang yang tengah tertidur pulas di tempat tidurnya.
"Hmmm... masi pagi Jun, gua ngantuk." Jeno mengerjapkan matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk dari jendela. Renjun berlari lalu menaiki tempat tidur dan mengusap wajah Jeno dengan kedua tangan kecilnya.
"Papaa cekolaaaaa!"
Jeno yang merasakan usapan hangat di kedua pipinya akhirnya membuka kedua matanya dan melihat si kecil yang tengah tersenyum dengan lebarnya memperlihatkan deretan gigi susu imutnya.
"Celamat pagi papaaa!!" Jeno tersenyum membalas ucapan Renjun. Jeno kemudian bangun dan bersiap-siap untuk mengantar Renjun sekolah.
Dua minggu telah berlalu, Jeno dan Renjun telah tinggal terpisah dari bunda. Kini mereka menempati apartemen yang direkomendasikan ayah. Tepat seperti rencana Jeno, Renjun telah bersekolah di sekolah yang berisi TK, SD, SMP, dan SMA di dekat kampusnya yang tidak terlalu jauh dari apartemennya.
Tanpa Jeno ketahui, biaya sekolah Renjun telah dilunasi oleh bunda. Jadi, uang yang Jeno bayar ke sekolah masuk ke tabungan Renjun. (tabungan yang biasa ada di TK). Jeno juga telah diterima kerja di sebuah perusahaan sebagai PR atau Public Relations yang lagi-lagi karena campur tangan ayahnya. Ya mana mungkin mahasiswa hukum kerja jadi PR? Tapi Jeno tidak mengetahui hal itu jadi ia senang-senang saja.
—kalo kata ayah, untung Jeno bego hehe—
Untungnya lagi, Tk Renjun merangkap sekaligus day care. Jadi Jeno bisa berkerja tanpa khawatir.
•
Well, sekolah Renjun masuk pukul Sembilan pagi dan sekarang masih pukul 8 pagi. Jeno pun mengajak Renjun untuk terlebih dahulu mengunjugi taman di dekat kampusnya.
"Papa... Injun mau ecklim."
"Masih pagi ntar lo sakit perut." Jeno teringat pesan bunda sebelum pindah ke apartemen.
.
"Jeno, inget ya jangan sering-sering makan es krim sama yang asem-asem pagi-pagi!"
"Terus, jangan makan cokelat setiap hari!"
"Satu lagi, jangan jajan yang aneh-aneh!"
"Iyaa bundaaaaa..."
.
"Papaaaaa... ecklim juceyooooo..." Jeno berpikir sejenak mencari cara agar Renjun tidak mendapatkan es krimnya di pagi ini.
"Es krim, Jun."
"Ecklim."
"Coba ikutin gua. Es—krim..."
"Es—klim."
"ER."
"EL."
"ERRRRRR."
"ELLLLLL."
"Kalo lo ga bisa bilang es krim dengan bener, gua ga bakal beliin lo eskrim." Renjun dengan polosnya percaya dengan kata-kata Jeno. Ia pun berlatih mengucapkan kata es krim berulang-ulang demi mendapatkan es krimnya. Jeno yang melihat hal itu terkekeh kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA! Noren [Remake || END✔]
Fanfic"Njun cayang papa!" "Gua juga sayang lo, Njun" - Lee Jeno [Remake dari cerita Jungsushii] #8 in NOREN Sep 2020