Such A Long Day(s)

11K 1.7K 450
                                    

"Mmm... Jaem."

"I'm not so sure about myself. But—if it's true...

why does it have to be Renjun?"

•PAPA!•

'' : suara hati Jeno
""(italic) : means someone's line in the past, can be ayah, Jaemin, or even Jeno.
Normal(no italic) : present time

PAPA!

Jeno tengah terbaring, menghadap langit-langit ruang tahanan. Hatinya sedang gundah saat ini.

"Why does it have to be him? Gua yakin lo udah tau jawaban itu, Jen."

"Tapi apa serius gua penasaran."

"Maaf, waktu kunjungan telah habis, anda di persilahkan untuk kembali."

'Ganggu aja si anying kzl gua.' Jeno menghela napas panjang.

"Kalau kamu sudah menemukan jawabannya, segera kabari ayah dan ayah akan memanggil pengacara kepercayaan ayah untuk bantu kamu."

'Jawaban apa sih yang ayah mau?'

"Coba kamu pikir kenapa kamu waktu itu benar-benar ingin menyelesaikan masalah ini?"

'Hmm... Kenapa, ya?'

"Pasti ada alesan lain sampe lo rela kayak gini. Gua hampir ga kenal sama lo, tau gak?"

'Gua bahkan ga kenal diri gua semenjak Renjun dateng di hidup gua, Jaem.'

"Kenapa? Lo udah sayang sama si Injun yaaaaa?? Ngaku lo!!!!"

'Sayang?'

"Apa alasan utama kamu ingin repot-repot menyelesaikan masalah ini? hm...?"

"WOI! Kok lo bengong si?! Tuhkan gua bener pasti lo udah sayang sama si Renjun kan?"

Jeno terkekeh.

"Bukankah itu sesuatu yang sangat penting?"

'Penting? Sepenting apa sesuatu itu, ayah?'

"Coba lo tanya ke otak lo yang kopong itu, kenapa lo bisa rela ngelakuin apa aja sampe sejauh ini buat Renjun yang notabenenya adalah 'lil stranger yang datang ke hidup lo dengan tiba-tiba kalo bukan sayang namanya."

'Right, he's just a 'lil stranger. Why do I care so much?' Jeno menghela napas panjang dan mengusap wajahnya lalu kembali memandangi langit-langit ruangan seakan hal itu begitu menyenangkan baginya saat ini.

"Kalo udah mentok, coba tanyain ke hati lo."

'Ayah, Jeno ga bisa jawab pertanyaan ayah.'

"Papa!!!"

'Renjun?'

Flashback,

"PAPAAAA!!"

"Hm?" terdengar suara langkah si kecil yang tengah berlari.

BRUK!

Jeno yang sedang bersandar di sofa apartemennya sangat terkejut akan serangan tiba-tiba Renjun yang kini tengah memeluknya dengan erat.

"Renjun? Kenapa, hm? Mimpi buruk?" Renjun menggeleng.

"Lo sakit? Pusing?" Jeno mengecek dahi Renjun memastikan apakah ia sakit atau tidak.

"Badan lo ga panas kok. Kenapa sih?" Jeno menjauhkan tubuh Renjun darinya tetapi Renjun tetap mengalungkan kedua tangan kecilnya pada leher Jeno seakan tidak mau dipisahkan. Jeno pun berakhir membiarkan Renjun memeluknya sembari mengelus pelan punggung si kecil.

PAPA! Noren [Remake || END✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang