"Gue suka sama lo Nay, mau gak jadi pacar gue?"
"Lo gila?!"
.
.
.
.
.
.
.
.
U N S T A B L E ( L O V E )
Menceritakan tentang Nayya dan sejuta kisah tentangnya.
Mencintai seseorang bukanlah kesalahan.
Tapi kenapa saat Nayya mulai mencoba untuk men...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka semua hanya menghela nafas pasrah, ini seperti kerja rodi bagi mereka. Kerja tanpa upah, tapi bukan pada masa penjajahan belanda melainkan pada masa pelajaran pak Hartono.
"Ketua kelas, tolong bagikan kertas ulangan ini pada yang lainnya ya. Bapak akan tulis jawabannya di papan. Dan kalian silahkan koreksi jawaban teman kalian. Jika ada kesalahan, maka kalian yang akan bertanggung jawab akan hal itu"
Hhhhh, ditolong bukannya berterimakasih malah mengancam. Udah bagus ditolongin.
Kira kira begitulah isi pikiran para siswa saat ini. Disaat pembagian kertas ulangan, Nayya membulatkan matanya kala nama yang tertera di lembar jawaban itu adalah nama Elvin.
Sepertinya semesta memang selalu menghubungkan dirinya degan makhluk yang bernama Elvin ini. Dia takut jadi baper sendiri, pasalnya Elvin sudah punya pacar yang bernama Stefanie. Ia masih waras, ia tak mau menjadi orang ketiga diantara Elvin dan Stefanie.
Takut karma, katanya.
Tapi kalau Elvinnya jomblo sih gapapa, upss. Enggak deng bercanda. Lagipula ia tak ingin manjalin hubungan dengan siapa siapa dulu. Masih Unstable katanya.
Nanti kalau sudah bekerja, baru memikirkan tentang pacar. Hmm, apakah ia bisa tahan dengan pesona seorang Elvin? Kita lihat saja nanti!
Selesai.
Selesai sudah ia memeriksa jawaban dari Elvin, ternyata Elvin ini anaknya lumayan pinter juga ya. Nayya jadi ragu dengan kemampuannya sendiri. Pasalnya ulangan hari ini mendadak, dan ia tidak sempat mempersiapkan diri tadi malam.
Semoga saja nilainya tidak terlalu mengecewakan. Semoga.
Saat jam istirahat tiba, banyak siswa kelas sebelah alias kelasnya Elvin yang datang ke kelasnya Nayya untuk menanyakan nilai mereka.
Meskipun mereka tau bahwa nilai mereka akan dibagikan nantinya, tapi tetap saja jiwa jiwa kepo mereka meronta ronta untuk dilepaskan.
Namanya juga Indonesia, kalau nggak kepo bukan Indonesia namanya. Ya gak?
Sama halnya dengan teman sekelasnya, Elvin dan Satria pun berniat mengunjungi kelas Nayya. Tapi....
Setelah makan siang tentunya. Meskipun mereka penasaran, tapi tak akan mereka biarkan rasa penasaran itu mengalahkan rasa lapar mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Anggap saja itu di kantin)
Mereka juga membutuhkan tenaga ekstra, apalagi nanti akan mendapatkan jam olahraga. Saat matahari terik pula, untungnya materi kali ini menggunakan lapangan indor jadi mereka tidak perlu bertemu langsung dengan sang surya.
Ngomong-ngomong soal olahraga. Elvin merasa ada yang kurang pada dirinya..
Baju. Tentu saja! Bajunya kan dipinjam Nayya.
Yasudahlah, nanti sekalian nanya nilai, begitu pikirnya. Ia pun melanjutkan memakan makan siangnya sampai seseorang datang dan duduk di sebelahnya.
Itu Nayya, bersama temannya Evelyn.
"Emm, meja lain penuh. Jadi gue sama Evelyn duduk disini. Gapapa kan?"
"Gapapa kok Nay, santai aja. Lagian gue sama Elvin bentar lagi juga selesai, Ya kan Vin?"
"Hm"
"Nyaut elah!"
"Iya" Elvin teediam sejenak sebelum melanjutkan "Baju gue Nay"
"Nanti cari ke kelas, gue balikin"
"Oke"
Mereka melanjutkan makan dengan tenang. Sesuai dengan kata katanya, Elvin datang ke kelas Nayya untuk mengambil bajunya. Banyak sorakan yang mengiringi langkahnya.
"Eh iya tadi ulangan gue dapet berapa ya? Bodo ah, nanti tinggal gue chat si Nayya"
••••
Sementara itu di kelas Nayya, lebih tepatnya dibangku yg ditempati Nayya dan Evelyn...
"Nay, lo ada hubungan apa sih sama Elvin?"
"Temen"
"Serius?"
"Serius Elyn, emang kenapa sih? Lo suka ya sama Elvin?"
Tanya nanya menggoda temannya satu ini. Elyn sendiri adalah nama panggilan Evelyn saat masih kecil dulu.
"Nggak lah! Gue tu cuma kagum aja. Lagian si Elvin kan udah ada yang punya"
"Iyaa, si Stefanie kan?"
"Bukan"
"Trus?"
"Ya elo lah!"
"Yeee ngarang lo, Elvin tu udah punya Stefanie"
"Stefa-"
Belum sempat Evelyn menyelesaikan ucapannya, datanglah para anggota inti OSIS, mereka kesini untuk mengumpulkan formulir yang diberikan kemarin.
Kelas IX E kompak sudah mengumpulkan, berkat ketua kelas yang selalu mengingatkan. Eaaa.
Setelah dirasa semua sudah mengumpul, OSIS pun undur diri.
"Eve lo mau ngomong apa tadi?"
"Hah? Kapan?"
"Tadi, sebelum osis nya dateng"
"Tau ah, lupa gue"
Setelah itu tidak ada lagi yang membuka percakapan. Selain karena tidak ada topik, guru yang mengajar pun sudah memasuki kelas.
•
••••••
T B C 💛 . . . . . . . . . . . . . . . . Kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat diperlukan untuk menyempurnakan cerita ini🤗 . . . . . . . . . . . . . . "Pohon mahoni menggugurkan daunnya saat musim kering. Sama seperti aku yang menggugurkan harapan, bukan karena menyerah, tapi itulah caraku untuk bertahan hidup"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.