Chapter 13

1 0 0
                                        

Tampaknya empat hari berlalu begitu cepat. Tak terasa kini sudah saatnya mereka semua kembali ke peraduannya masing-masing.

Sebelum kembali, mereka juga berpamitan serta berterimakasih kepada warga sekitar yang telah banyak membantu.

Memang setiap pertemuan tak akan luput dari yang namanya perpisahan. Pertemuan dan perpisahan bagaikan dua kutub magnet yang berbeda, akan selalu menyatu.

Nayya serta anggota timnya mulai mengemasi barang-barang mereka. Rupanya saling mengenal selama beberapa hari membuat mereka menjadi lebih mengenal satu sama lain.

Isak tangis samar terdengar dari Nayya, ia sepertinya tak rela bila harus berpisah secepat ini dengan teman teman barunya.

Kemungkinan bertemu kembali dengan mereka pasti ada, tetapi tetap saja rasanya akan berbeda karena mereka sudah mempunyai circle masing-masing.

Puk! Puk! Puk!

Tepukan pada kepalanya membuat Nayya cepat-cepat menghapus air matanya. Ia tak mau dianggap cengeng, padahal nyatanya memang begitu.

"Sttttt, nanti bakal ketemu lagi kok"

Nayya mengangguk lalu menerjang Abel dengan pelukannya. Abel mengelus pucuk kepalanya pelan.

Ahhh Abel memang pengertian!

"Udah-udah yuk kumpul!" ajak Abel.

Mereka semua kembali berbaris sesuai dengan kelasnya masing-masing.

Kali ini Nayya tak berbaris disamping Elvin untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Di dalam bus Nayya juga tak duduk bersebelahan dengan Elvin lagi, ia memilih duduk dengan Friska teman sekelasnya.

Kebetulan partner duduk Friska ini sempat sakit, jadi langsung dibawa pulang oleh orang tuanya setelah mendapatkan telepon dari pihak sekolah.

Elvin sendiri kini duduk dengan Satria tepat disebelah bangku yang kini ia duduki.

Dari sini ia bisa melihat dengan jelas wajah damai Elvin saat tertidur pulas. Pasti karena kelelahan, pikirnya.

Karena perjalan kali ini memakan waktu yang cukup lama, maka Nayya putuskan untuk menutup matanya dan tertidur.

Elvin yang matanya semula terpejam, kini terbuka. Menatap Nayya sebentar lalu membalikkan tubuhnya sendiri untuk mendapat posisi yang lebih nyaman.

Hampir semua siswa nampaknya kelelahan dan tertidur, sehingga suasana bus kali ini sangat sepi.

Maklum saja, banyak kegiatan yang mereka lakukan. Apalagi beberapa dari mereka mungkin mengalami kesusahan tidur di tempat baru.

____________

"Nayy.."

Panggilan bernada pelan itu berhasil mengusik Nayya dari tidur nyenyaknya. Ia menggeliat pelan sebelum membuka matanya.

"Eummhh... kenapa Fris?" tanya Nayya dalam keadaan tengah mengumpulkan nyawa.

"Ituuu liatt" tunjuk Friska pada segerombolan siswa yang saat ini sedang menggoda Elvin.

Nayya masih mengerjap sembari mengumpulkan kesadarannya.

"Mereka ngapain Fris?"

Sebelum Friska sempat menjawab, Satria lebih dulu bersorak heboh saat menyadari bahwa Nayya sudah bangun.

"WOWOWOW... IBU NEGARA UDAH BANGUN GUYS!!"

Semua orang kini menoleh pada Nayya dengan tatapan menggoda seperti yang mereka berikan pada Elvin tadi.

"Ciee, udah berani terang-terangan nihh yeee" itu bondan, teman sekelasnya.

"Ekhmmm, PJ nya kakaa~"

"Cieeeee..." kompak semua yang ada di dalam bus menyorakan kata yang sama. Mereka memberikan tatapan menggoda ke arah Nayya dan Elvin.

Nayya yang tidak tahu menahu mengernyit bingung. Ia baru bangun dan langsung disuguhi hal hal seperti ini.

Apa yang terjadi saat ini? Kenapa semua orang bersikap aneh padanya? Apa ada sesuatu yang salah pada dirinya?

Banyak sekali pikiran berkecamuk di kepalanya. Tapi itu tak berlangsung lama, wajahnya yang tampak kebingungan itu perlahan berubah menjadi semerah buah tomat matang saat satria menunjukkan sebuah foto padanya.

Foto saat dirinya dan Elvin tertidur saat perjalanan ke tempat camping.

Ia segera menyembunyikan wajah dan telinganya yang memerah. Malu sekali dirinya. Ayah, Bundaaaa jemput Nayya kesini!!.

Elvin pun tak jauh beda dengan Nayya, wajahnya merah padam sekarang. Ia menggigit pipi bagian dalamnya kuat-kuat guna menahan senyumnya.

Semua orang makin bersemangat menyoraki dua sejoli tersebut, apalagi saat melihat  Nayya yang mudah sekali memerah pipinya.

Bahkan merah dipipi dan telinganya kini melebar hingga leher dan matanya. Matanya memerah menahan tangis.

tuh kan, Nayya tuh emang cengeng><

Namun tak ada yang memperhatikannya karena saat ini Nayya membenamkan seluruh wajahnya pada pundak Friska.

"Ehh kalian udah dong! Kasian ini anak orang mewek nanti" ucap Friska.

Elvin pun akhirnya menyadari bahwa Nayya sedang menahan air matanya agar tidak keluar.

Ia pun bangun dari tempat duduknya, menghampiri Nayya yang bersembunyi di pundak Friska. Menepuk pelan pucuk kepalanya sembari berbisik

"Udah gapapa, ada gue."

Niat hati sih pengen nenangin, ehh malah makin menjadi tangisan Nayya.  Elvin kini bingung harus berbuat apa, teman-temannya malah makin keras menjahilinya.

Emosi Nayya kini menjadi campur aduk. Antara malu, malu, malu, dan malu. Ia benar benar sangat-sangat malu.

Entah itu malu karena difoto saat tidur di pundak Elvin, saat disoraki teman-temannya, dan yang paling parah adalah saat Elvin mengelus pucuk kepalanya.

Sebenarnya masalah menepuk kepala tidak akan menjadi masalah yang besar bila tidak dilakukan disaat yang tidak tepat, seperti saat ini.

'AHHHH MALUUUU BANGETTT!!' teriak kencang batinnya.

--------

!!!!!!Vote! Vote! Vote! Vote!!!!!

Unstable (Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang