"Gue suka sama lo Nay, mau gak jadi pacar gue?"
"Lo gila?!"
.
.
.
.
.
.
.
.
U N S T A B L E ( L O V E )
Menceritakan tentang Nayya dan sejuta kisah tentangnya.
Mencintai seseorang bukanlah kesalahan.
Tapi kenapa saat Nayya mulai mencoba untuk men...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
__________
"Baiklah anak-anak, kegiatan kita kali ini adalah menjelajah alam sekitar atau yang kalian biasa sebut 'mencari tanda jejak' "
"Kegiatan ini dilakukan berkelompok. Pastikan kalian tidak berpencar dari anggota kelompok kalian yang lain."
"Nanti kalian akan melewati beberapa pos untuk sampai ke garis finish. Di setiap pos akan ada penjaga dan tentunya sandi yang harus kalian pecahkan agar bisa sampai ke tempat tujuan"
"Kalian akan diberikan rute yang berbeda tergantung sandi yang kalian dapatkan. Bagi kelompok manapun yang datang pertama kali, maka kelompok itulah yang akan menjadi pemenangnya. Pemenang akan mendapatkan reward dari pihak sekolah."
"Ingat kita disini bukan untuk berlomba, tapi untuk bersenang senang. Hadiah itupun juga hanya bagian dari bersenang senang. Jadi jangan sampai ada dari kalian yang berlaku curang apalagi sampai membuat teman kelompok lain dalam bahaya"
"Kalian mengerti?"
"Mengertii pakk"
Sahut semua murid serempak. Mereka mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti ajang seru-seruan ini.
Raut wajah berseri kini tampak pada sebagian besar peserta camping kali ini. Mereka tampaknya tak sabar untuk menjelajah di alam terbuka.
Semua alat mulau dari tongkat, kompas, bahkan kamera pun tak ketinggalan. Demi mengabadikan momen yang mungkin hanya bisa mereka rasakan sesekali.
Udara yang cenderung dingin tampaknya tak menggugurkan semangat mereka barang setitik pun. Sebaliknya, mereka lebih bersemangat.
Abel tampaknya yang paling bersemangat disini, sedari tadi terdengar bunyi 'ckrek' yang berasal dari kamera yang dibawanya.
Setiap hal kecil yang mereka lalui tak luput dari kameranya. Adit yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala heran.
"Lo ngapain sih Bel? Daritadi moto mulu? Mendingan nih ya, lo fotoin muka gue yang ganteng aduhai ini"
"Najis!"
Mereka tertawa melihat Dion yang ditolak mentah-mentah oleh Abel. Lagian sih, orang lagi menikmati hobi malah diganggu.
Perjalanan pun berlanjut hingga mereka berhasil melewati Pos 1. Sekarang tinggal menemukan 4 Pos lainnya mengikuti arahan sandi yang mereka dapat.
2 jam sudah waktu yang mereka habiskan. Kini tinggal mencari Pos terakhir yaitu Pos 5 yang berdasarkan petunjuk yang mereka baca berada tak jauh dari sana.
"Shttt... Dittt.. Woy" panggil Dion pelan.
Orang yang dipanggil menoleh, mengangkat alis bertanya.
"Ssssshhh, anterin gue kencing yuk"
Elvin dan yang lainnya juga menoleh. Sementara yang ditatap hanya bisa menyengir tak berdosa.
"Gue gak tahan. Cepetan Aduhh!!"
Belum sempat Adit menjawab, Dion sudah lebih dulu ngacir meninggalkan mereka berlima. Semua dibuat geleng kepala olehnya.
Akhirnya dengan sedikit terpaksa Adit menyusulnya. Tapi tak lama setelah itu, ia kembali dengan muka pucat.
Sepertinya sesuatu telah terjadi.
"Hosh. Hosh. Hosh..."
"Aditt, kamu kenapa?" tanya Nayya
"Itu.. Hosh.. Dion.. Hosh.. ilang"
"HAH?!!"
Keterkejutan jelas tercetak diwajah wajah itu. Bagaimana mungkin Dion yang baru sebentar meninggalkan mereka tiba-tiba hilang.
"Serius njirr"
Sorot mata Adit membuktikan bahwa dia tak berbohong. Mereka semua segera mencari Dion.
Awalnya mereka semua berjalan bersama, tetapi entah kenapa mereka berpisah di tengah jalan.
Adit bersama dengan Abel dan Ica. Sedangkan Nayya bersama dengan Elvin. Mereka mulai mencari ke daerah sekitaran situ.
"Hauss.." lirih Nayya pelan.
Elvin segera membuka tasnya. Mengeluarkan bekal minuman, memberikannya kepada Nayya.
Nayya yang tak tahan dengan rasa haus lalu meneguk habis semua air yang ada pada botol Elvin.
Seakan baru tersadar, Nayya langsung meminta maaf pada Elvin. Elvin hanya menghela nafasnya seraya mengangguk.
Toh apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur.
Pilihan satu-satunya sekarang adalah mencari sumber mata air terdekat untuk memuaskan dahaganya.
"Hufft, gapapa. Tapi bantuin gue nyari air deket sini. Aussss"
Menganggukan kepalanya, Nayya perlahan bangkit lalu menyusul Elvin. Tadi mereka sempat melewati sumber mata air saat mencari Pos.
Mereka akan kembali kesana untuk mencari air terlebih dahulu kemudian kembali ke Pos terdekat untuk meminta bantuan.
"Viin capek" keluh Nayya.
Perasaan yang tidak kebagian minuman adalah Elvin, tetapi kenapa Nayya yang tampak seperti orang yang dehidrasi?
Elvin yang tak tega melihat Nayya berjalan sempoyongan seperti itu memutuskan untuk beristirahat sejenak.
Ia tak sekuat itu untuk menggendong Nayya. Apalagi dengan barang bawaannya yang terbilang lumayan menguras tenaga saat membawanya.
Suasana sejuk pegunungan ditambah dengan kicauan burung menambahkan nilai plus tempat tersebut.
Semilir angin pegunungan bagaikan nyanyian nina bobo bagi Nayya. Perlahan kelopak mata itu mulai menutup. Sembari bersandar di bahu Elvin, ia mulai memasuki alam mimpi yang indah damai.
Elvin hanya membiarkan saja Nayya bersandar dibahunya, ia juga kasihan padanya karena kelelahan.
Ia memandangi sosok rupawan yang saat ini tengah bersandar padanya. Senyuman kecil terbit dari bibirnya.
"Cantik" ucapnya.
__________
See you next chapter^^
Jangan lupa vomennya~~
" Tak semua yang hitam adalah arang Dan tak semua yang berkilau adalah emas "