Ini dia😁 udah lunas yaa janjiku~ wkwk ><
Jangan lupa vote dan komen.
Kalo ada typo, silakan di komen.Happy reading❤
*****
Kini Zahra, Hana, Omar, dan Zaenab telah pergi dari tempat pemakaman.
Mereka berempat masih berjalan pulang ke rumah Omar atau Zaenab.
Hanya keheningan yang diselimuti mereka.
Zahra diam, ia masih memikirkan keluarganya. Rasanya tak rela jika harus pergi dari pemakaman. Tetapi Omar menyuruhnya untuk pulang karena ini saatnya untuk salat zuhur.
"Kita ke mushola sana aja, yuk!" ajak Omar sembari menunjuk mushola yang masih baik.
Mereka bertiga mengangguk lalu berjalan bersama menuju mushola.
***
Kini mereka berempat sudah selesai melaksanakan salat zuhur.
Ditempat salat Omar, ia tengah berzikir. Sedangkan ditempat perempuan seperti Zahra, Hana, dan Zaenab, mereka bertiga tengah berdoa.
Usai berdoa, kini mereka berempat telah berada di luar. Berjalan pulang menuju rumah.
Zahra menghela napasnya. Ia capek, dan juga ... lapar. Tiba-tiba ada sebuah bola yang mengenai kaki kanan Zahra.
Zahra berhenti berjalan. Ia menatap bola tersebut lalu mengambilnya.
Hana, Omar, dan Zaenab juga berhenti berjalan, mereka menatap Zahra.
"Bola siapa itu, Kak?" tanya Hana.
"Gak tau," jawab Zahra. Beberapa detik kemudian ia tersenyum kecil. "Kita main bola, yuk!" ajaknya.
Jujur, Zahra juga merindukan teman-temannya yang ada di Indonesia. Entah apa yang dilakukan teman-temannya itu sekarang.
"Hana gak ikut ah, gak seru!" ucapnya. Lalu ia menatap Zaenab yang hanya diam. "Kak Zaenab kita duduk di sana, yuk! Sambil nonton Kak Zahra main sama Kak Omar," ucapnya pada Zaenab.
Zaenab hanya mengangguk lalu mereka berdua berjalan ke tempat yang Hana tunjuk tadi.
Zahra menatap Omar. "Kita main?"
Omar tersenyum kecil. "Aku pasti menang."
"Enak aja! Kamu gak tau aja aku itu juara bola di daerahku," sahut Zahra tak terima.
Omar terkekeh. "Udah, langsung aja."
Zahra meletakkan bola itu ke tanah. Saat ia ingin memulai, ada seseorang yang datang menghampiri mereka.
"Assalamualaikum," ucapnya.
Zahra dan Omar menatap orang yang barusan mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam," balas Zahra dan Omar bersamaan.
"Hai, namaku Umran dan itu bolaku," ucapnya dalam bahasa Arab.
Zahra diam tak mengerti. Ia tak bisa berbahasa Arab. Bisa sedikit kalau masalah perkenalan diri.
Zahra menatap Omar. Apakah Omar juga mengerti?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerudung Zahra
SpiritualIni tentang kekeluargaan, persahabatan, pertemanan, pertemuan, dan juga perpisahan. Sebuah kisah remaja yang kerjanya hanya suka membantah, keras kepala, tepatnya ... sifatnya yang jauh dari kata baik. Pada suatu hari, Zahra beserta keluarganya berk...