One Papa is more than a hundred games --- Caleen
Ketika Sein turun dari ruang kerja di lantai dua, Renee tampak sibuk memasak di dapur. Melihat Tuan mudanya melirik, Pak Han mengedip tanpa daya seakan berkata “Nyonya memaksa untuk memasak makan malam sendirian”. Mengerti bahwa istrinya enggan membiarkan pelayan membantu, Sein berjalan ke dapur.
“Butuh bantuan?”
Renee menoleh dan sedikit terkejut melihat Sein benar-benar memasuki dapur. Ia segera tersenyum kecil, lalu menunjuk sayur-sayuran dengan dagunya.
“Bisakah kau cuci sayuran dan memotongnya?”
“Ya,” Sein mengangguk dan menggulung lengan bajunya sampai siku.
Melihat pasangan yang bekerja sama memasak makan malam, Pak Han diam-diam menyembunyikan senyuman lebar. Pria tua itu mengusir para pelayan dengan lirikan penuh makna, kemudian berjalan untuk mengawasi Caleen yang sedang bermain di ruang keluarga agar tidak mengganggu pasangan muda.
Melihat Sein mencuci sayur dengan gerakan canggung tetapi sangat serius, senyum Renee semakin melebar. Ia mengambil celemek baru, lalu berjalan ke sisi suaminya.
“Ayo pakai celemek, jangan sampai bajumu kotor.”
Sein melirik celemek merah muda dengan dahi sedikit berkerut, tetapi melihat Renee menatap dengan polos ia akhirnya hanya mengangguk acuh. Sein mematikan keran air, lalu membiarkan Renee memakaikan celemek ke tubuhnya.
“Tampan.”
Renee memuji penampilan suaminya. Pria itu benar-benar bisa menjadi model peralatan memasak yang akan membuat ibu-ibu menggila. Mendapati Renee menatap dengan senyum aneh, Sein melirik singkat.
“Ada apa?”
“Tidak apa-apa,” Renee menyengir dan melanjutkan pekerjaannya, “Apa kau pernah memasak?”
“Masakan Perancis.”
“Benarkah?” Tanya Renee terkejut.
Sein menahan lengkungan sudut mulutnya melihat mata bulat Renee yang terkejut. Pria itu hanya mengangguk tak acuh.
“Mendiang Kakek suka memasak. Setiap kali aku berkunjung ke Perancis, ia akan menarikku belajar memasak darinya.”
Renee ber-ah-ria mengerti dan segera ingat pada penampilan pria tua Eropa yang hanya pernah sekali ia lihat setelah pernikahan. Ia ingat mendiang Kakek Sein juga tampan dan penyayang, bahkan memujinya cantik dalam Bahasa Korea dengan aksen Perancis yang sangat kental.
“Ketika di universitas, aku selalu memasak untuk menghemat biaya makan. Aku bekerja di restoran keluarga dan sedikit belajar pada paman pemilik restoran.”
Gerakan Sein melambat dan hanya mengangguk kecil. Ketika membaca informasi milik wanita itu, Sein tahu meski keadaan keluarga Bei sangat baik, tapi mereka sama sekali tidak mau mengeluarkan biaya ekstra bagi Renee. Semua biaya sekolah dan kuliah yang didapat oleh wanita itu adalah hasil beasiswa. Renee telah menunjang biaya hidupnya sendiri sejak usia yang sangat muda.
“Bagaimana denganmu? Apa kau sesekali memasak saat di universitas?”
Renee tidak tahu banyak kehidupan Sein semasa muda. Beberapa hal hanya pernah disebutkan oleh Nyonya Vallois tapi ia tidak memperhatikan. Namun dalam kehidupan ini, ia ingin tahu semua pengalaman hidup suaminya.
Sein menyelesaikan potongan sayur terakhir dan menjawab, “Tidak, terlalu sibuk. Aku tinggal di Amerika saat kuliah dan selalu makan di kafetaria atau restoran. Ibu akan memasak makanan Korea jika sesekali berkunjung.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth Become A Good Mother
RomanceRebirth Become A Good Mother Renee dilahirkan kembali tujuh tahun sebelum kematiannya di saat akhir tragis kehidupan dua orang yang dicintainya masih bisa diubah. Yah...belum terlambat, karena Tuhan telah memberikan kesempatan kedua padanya untuk ke...