You're my son, my moons, my stars
- ReneeSebuah mobil memasuki vila Vallois dan berhenti tepat di halaman. Seorang gadis muda dengan sepatu hak tujuh sentimeter keluar dari dalam. Gaun merah mudanya hanya mencapai lutut dan melilit tubuh yang memikat.
Para pelayan mengenali tamu yang berkunjung dan segera mempersilahkan masuk. Ketika Janete melangkah menuju ruang utama, matanya mendarat pada bingkai foto pernikahan yang membuat ekspresi arogannya menjadi retak.
Beberapa kali berkunjung selama empat tahun terakhir, Janete tidak pernah sekalipun menemukan jejak pernikahan di vila Vallois. Teringat pada pertemuan terakhir kali dengan Renee dan Sein yang tampak sangat harmonis, Janete merasa lebih panik.
"Nona Janete, silakan duduk."
Janete tersadar dan mengangguk acuh mendengar ucapan pelayan. Ia mengembalikan ekspresi sombong, lalu duduk di sofa utama seperti pemilik rumah.
"Cepat, aku mencari kakakku."
Para pelayan sudah terbiasa menghadapi sikap kasar Janete Bei yang suka memerintah pelayan ketika bertamu. Tetapi karena gadis itu adalah keluarga nyonya rumah, mereka harus tetap bersikap ramah.
"Ya, kami akan memberitahu Nyonya Muda terlebih dahulu."
Janete melambaikan tangan tidak sabar dan meminta segelas jus segar, tidak lupa harus menggunakan gula rendah. Seorang pelayan menuju lantai dua dan mengetuk pintu kamar utama. Setelah perintah ya terdengar, pelayan itu melangkah masuk.
Renee sedang berbaring malas di sofa depan jendela kaca besar. Dari tempatnya, wanita itu masih bisa melihat Sein, Caleen, dan Pak Han akan membangun ayunan pohon di taman.
"Nyonya Muda, Nona Janete datang berkunjung dan mengatakan ingin bertemu dengan Anda," Lapor pelayan.
Raut wajah Renee berubah dingin mendengar pemberitahuan pelayan. Ia menyeringai dan telah menebak tujuan kedatangan adiknya. Nyonya Bei pasti sengaja mengirim Janete untuk kembali mendesaknya.
"Aku sedikit mengantuk. Biarkan ia menunggu dan katakan saja aku sedang tidur siang," Renee menguap dan berbaring di sofa malas yang empuk, lalu menambahkan, "Tidak perlu segan-segan padanya."
Bibir pelayan sedikit berkedut tetapi hanya bisa mengangguk patuh. Ia keluar dari kamar, lalu menuruni tangga menuju ruang utama untuk menyampaikan pesan pada tamu.
"Maaf Nona Janete, Nyonya baru saja tidur siang,"
Janete sangat marah dan melotot pada pelayan tersebut, "Kau bisa membangunkannya. Aku memiliki sesuatu yang sangat penting untuk dibicarakan!"
Pelayan itu mengingat ucapan nyonya untuk tidak segan-segan sehingga hanya memasang ekspresi polos andalannya dan tetap berdiri teguh.
"Maaf, saya tidak berani mengganggu. Jika Nona bersedia, mohon menunggu sampai Nyonya Muda secara alami bangun."
Janete hampir muntah darah mendengar jawaban pelayan itu. Sejak kapan pelayan vila menjadi begitu berani. Tapi mengingat kembali peringatan ibunya, Janete menahan amarah yang hampir meledak.
"Berapa lama sampai Kakakku akan bangun?"
Pelayan itu kembali tersenyum polos dan menjawab, "Itu, saya juga tidak tahu."
Janete menelan amarah mentah-mentah. Ia hanya bisa melambaikan tangan untuk mengusir pelayan dengan ekspresi galak. Gadis itu mencibir dalam hati, Rene berani membuatnya menunggu? Lihat saja bagaimana ia akan membalas kesombongan wanita itu.
Jam dinding berdetak dari waktu ke waktu. Setelah lebih dari satu jam berlalu dan pelayan telah mengisi jusnya dua kali, kesabaran Janete mencapai ambang batas. Ketika gadis itu baru saja akan menyuruh pelayan untuk membangunkan tuan rumah, terdengar langkah kaki di tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth Become A Good Mother
RomanceRebirth Become A Good Mother Renee dilahirkan kembali tujuh tahun sebelum kematiannya di saat akhir tragis kehidupan dua orang yang dicintainya masih bisa diubah. Yah...belum terlambat, karena Tuhan telah memberikan kesempatan kedua padanya untuk ke...