🌹Hal Baru?🌹

45 3 0
                                    

Ketika takdir tidak lagi seperti yang diinginkan.
Allah mudahkan jalanmu menuju keberhasilan dari sisi yang berbeda. Salah satunya dengan mencoba hal baru yang lebih bermanfaat.

🍂🍂🍂

'Hars Company', begitu yang tertulis di depan gedung yang tinggi menjulang. Siapapun pasti tau bahwa perusahaan ini bergerak di bidang properti. Dengan dipimpin CEO muda yang tampan tak lain Rafa Fauzan Kamil. Di usianya yang masih di bilang muda yaitu 25 tahun Ia sudah menjabat sebagai CEO perusahaan keluarganya sendiri. Tentunya sedikit paksaan dari orang tuanya. Sebagai orang tua pasti sudah nemikirkan yang terbaik untuk anaknya tentang keberhasilan dan kesuksesan.

Gadis berhijab berlarian dari ujung jalan, sesekali melihat jam di pergelangan tangannya. 'Sial sudah terlambat.' racaunya dari jauh. Gadis itu bergegas masuk menuju meja kerjanya. Nafasnya ngos-ngosan.

'huft... huft... huft.'

Baru juga Ia meletakkan tasnya, teman di sebelahnya menghampiri. "Tau gak Ra, CEO baru kita tampan loh, tegas, berwibawa," ujar Tika menatap langit-langit membayangkan bagaimana tampannya CEO barunya.

"Tapi sayang, sorot matanya kek mau nusuk," lanjutnya bergidik ngeri mengingat bagaimana CEO itu menatap semua orang.

seseorang yang diajak bicara masih belum merespon, ia masih menetralkan nafasnya. Sesekali menyeka peluh di pelipis.

"Yaelah Ra, kamu dari tadi gak dengerin aku?" ucap Tika lesu.

Gadis yang di tatapnya memutar bola matanya malas. "Ya terus, aku harus bilang waw gitu."

"Setidaknya bilang apa kek, eh malah dikacangin," ucapnya sambil berlalu meninggalkan meja gadis itu. Belum juga melangkah jauh Tika kembali menghadap gadis itu lagi, "Oh ya Ra, kenapa ngos-ngosan? Habis ikut lomba lari marathon?" tanyanya dengan wajah polos.

"Hm. Biasa ketinggalan angkot, motor lagi di bengkel jadi terpaksa lari dari rumah," jawab gadis itu yang tak lain Nadira Zarifah, sahabat dari Nasya. Ia bekerja sebagai staf akuntan di perusahaan ini.

Berbeda dengan sahabatnya yang lain. Dirinya lebih memilih langsung bekerja tanpa kuliah. Karena sekolahnya dulu ia mengambil kejuruan, jadi tidak sulit untuknya langsung bekerja. Sebenarnya sama halnya dengan Afifah dan Nasya mereka juga sekolah kejuruan tapi memutuskan untuk meneruskan pendidikannya hingga sarjana. Kalau Anisa dia memang sekolah umum tidak berkumpul dengan yang lain.

'Plok plok plok'

Nadira mengernyit, apa yang salah sampai temannya bertepuk tangan.

"Wah hebat, bener-bener cewek strong," ujar Tika geleng-geleng, dan tangan yang di peragakan seperti orang kuat.

'Terlalu dramatis' batin Nasya memutar bola matanya. Sedangkan Tika ia kembali ke mejanya.

***

'Tap...'

'Tap...'

'Tap...'

Suara derap kaki beradu dengan lantai, seorang gadis cantik menuruni tangga sedikit tergesa. Pasalnya sahabatnya sudah menunggu, bisa-bisa akan mendengar omelan yang memekakkan gendang telinga. Dirinya melihat orang yang menunggunya duduk di ruang tengah. Jika dilihat orang itu tak menampakkan wajah kesal seperti biasa, malah dengan asyik mengunyah makanan. Saat ia sudah menampakkan diri, yang didapat malah pelototan, siapapun yang akan melihatnya pasti akan merasa ciut.

Nasya nyengir, "Sudah lama Fa?" tanyanya seperti tak ada apa-apa.

"Kamu gak liat aku sampai lumutan, untung ya Bunda kasih aku cemilan dan minuman, jadi gak terlalu bosen deh." jawabnya kembali mengunyah makanan.

Aku, Kamu Dan Ikhlas kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang